28.5 C
Jakarta
Monday, June 9, 2025

Gejala Baru Infeksi Covid-19, Pasien Rasakan Aroma Logam di Mulut

Selama
beberapa bulan terakhir, muncul pelbagai gejala aneh dan tidak biasa dari
infeksi Covid-19. Bukan hanya batuk, demam, dan sesak napas, tetapi juga
hilangnya penciuman dan rasa. Kini muncul lagi gejala baru, yakni pasien
Covid-19 merasakan rasa logam yang menetap di dalam mulutnya.

Dilansir
dari Express.co.uk, Rabu (25/11), gejala ini disebut parageusia. Dalam sebuah
penelitian yang diterbitkan di US National Library of Medicine National
Institutes of Health, gejala-gejala Covid-19 telah diselidiki. Studi tersebut
mencatat bagi banyak orang sakit dengan infeksi saluran pernapasan atas (URI),
pasti bisa mempengaruhi rasa dan indera penciuman.

 â€œTerganggu saat makan makanan dan merasakan
rasa sering kali disebabkan penyumbatan hidung atau dari cedera virus langsung
ke neuroepitel penciuman,” ungkap peneliti.

Penciuman
retronasal, kombinasi antara bau dan rasa orthonasal, adalah proses sensorik
yang memungkinkan manusia untuk merasakan rasa, yang didefinisikan sebagai
persepsi tentang sesuatu di luar lima dimensi rasa makanan manis, asin, pahit,
asam, dan umami. Seorang perempuan Afrika-Amerika berusia 59 tahun diteliti
karena merasakan gejala itu.

Baca Juga :  Ini 5 Cara Menurunkan Asam Urat Tanpa Obat

“Pasien
dibawa dengan ambulans pada 29 Maret 2020, akibat sesak napas, kelelahan, dan
kehilangan nafsu makan selama beberapa hari,” beber peneliti.

Kira-kira
seminggu sebelum masuk, pasien mulai mengalami penurunan nafsu makan. Kemudian
pasien diisolasi.

“Selama
seminggu sebelum dinyatakan positif, makanan yang biasanya dia nikmati terasa
hambar dan terasa ada rasa logam atau besi,” ujarnya.

Ketika
ditanyai lebih lanjut, dia juga mengakui kemampuan penciuman yang perlahan
berkurang yang berkembang menjadi anosmia lengkap. Selama pasien berada di ICU,
hasil SARS-CoV-2 positif terdeteksi pada 2 April 2020.

Virus
juga bisa menyebabkan sesak napas, diare, dan kehilangan nafsu makan. Peneliti
di Inggris dari Pusat Kesehatan Nasional (NHS) mengatakan rasa logam biasanya
tidak serius dan bisa menjadi gejala dari banyak hal yang berbeda.

Baca Juga :  Benarkah Kurang Tidur Sebabkan Perilaku Menyimpang?

“Penyebab
umum rasa logam antara lain penyakit gusi, minum obat seperti antibiotik,
pengobatan kanker atau masuk angin, infeksi sinus dan masalah saluran napas
lainnya. Terkadang, rasa logam dapat dikaitkan dengan masalah dengan indra
penciuman,” kata NHS.

“Tidak
ada satu cara untuk mengobati atau mencegah rasa logam di mulut Anda,” kata
situs WebMD.

Dalam
beberapa kasus, gejala yang tidak menyenangkan ini dapat hilang dengan
sendirinya. Namun, mengakibatkan rasa yang tak nyaman pada pasien.

Selama
beberapa bulan terakhir, muncul pelbagai gejala aneh dan tidak biasa dari
infeksi Covid-19. Bukan hanya batuk, demam, dan sesak napas, tetapi juga
hilangnya penciuman dan rasa. Kini muncul lagi gejala baru, yakni pasien
Covid-19 merasakan rasa logam yang menetap di dalam mulutnya.

Dilansir
dari Express.co.uk, Rabu (25/11), gejala ini disebut parageusia. Dalam sebuah
penelitian yang diterbitkan di US National Library of Medicine National
Institutes of Health, gejala-gejala Covid-19 telah diselidiki. Studi tersebut
mencatat bagi banyak orang sakit dengan infeksi saluran pernapasan atas (URI),
pasti bisa mempengaruhi rasa dan indera penciuman.

 â€œTerganggu saat makan makanan dan merasakan
rasa sering kali disebabkan penyumbatan hidung atau dari cedera virus langsung
ke neuroepitel penciuman,” ungkap peneliti.

Penciuman
retronasal, kombinasi antara bau dan rasa orthonasal, adalah proses sensorik
yang memungkinkan manusia untuk merasakan rasa, yang didefinisikan sebagai
persepsi tentang sesuatu di luar lima dimensi rasa makanan manis, asin, pahit,
asam, dan umami. Seorang perempuan Afrika-Amerika berusia 59 tahun diteliti
karena merasakan gejala itu.

Baca Juga :  Ini 5 Cara Menurunkan Asam Urat Tanpa Obat

“Pasien
dibawa dengan ambulans pada 29 Maret 2020, akibat sesak napas, kelelahan, dan
kehilangan nafsu makan selama beberapa hari,” beber peneliti.

Kira-kira
seminggu sebelum masuk, pasien mulai mengalami penurunan nafsu makan. Kemudian
pasien diisolasi.

“Selama
seminggu sebelum dinyatakan positif, makanan yang biasanya dia nikmati terasa
hambar dan terasa ada rasa logam atau besi,” ujarnya.

Ketika
ditanyai lebih lanjut, dia juga mengakui kemampuan penciuman yang perlahan
berkurang yang berkembang menjadi anosmia lengkap. Selama pasien berada di ICU,
hasil SARS-CoV-2 positif terdeteksi pada 2 April 2020.

Virus
juga bisa menyebabkan sesak napas, diare, dan kehilangan nafsu makan. Peneliti
di Inggris dari Pusat Kesehatan Nasional (NHS) mengatakan rasa logam biasanya
tidak serius dan bisa menjadi gejala dari banyak hal yang berbeda.

Baca Juga :  Benarkah Kurang Tidur Sebabkan Perilaku Menyimpang?

“Penyebab
umum rasa logam antara lain penyakit gusi, minum obat seperti antibiotik,
pengobatan kanker atau masuk angin, infeksi sinus dan masalah saluran napas
lainnya. Terkadang, rasa logam dapat dikaitkan dengan masalah dengan indra
penciuman,” kata NHS.

“Tidak
ada satu cara untuk mengobati atau mencegah rasa logam di mulut Anda,” kata
situs WebMD.

Dalam
beberapa kasus, gejala yang tidak menyenangkan ini dapat hilang dengan
sendirinya. Namun, mengakibatkan rasa yang tak nyaman pada pasien.

Terpopuler

Artikel Terbaru