26.4 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Peneliti Singapura Temukan Jenis Virus Korona yang Tak Terlalu Parah

Sejak
awal ditemukan di Wuhan, Tiongkok, virus Korona diduga telah bermutasi.
Baru-baru ini, para peneliti di Singapura telah menemukan varian baru Covid-19.

Virus
varian baru ini dianggap bisa menyebabkan infeksi tapi tidak terlalu parah pada
penderitanya. Penelitian ini diungkap dalam sebuah studi baru di jurnal medis
bergengsi The Lancet. Temuan ini bisa memberikan jalan baru untuk pengembangan
vaksin dan terapeutik, kata para ahli.

Dilansir
dari AsiaOne, Jumat (21/8), menurut studi oleh para peneliti di berbagai
institusi dan National Center for Infectious Penyakit (NCID) dan Sekolah
Kedokteran Duke-NUS, varian itu terdeteksi dalam sekelompok kasus di sini pada
Januari dan Februari. Para peneliti mengatakan dalam penelitian bahwa pasien
yang terinfeksi varian itu, memiliki hasil klinis yang lebih baik. Hanya
sebagian kecil dari mereka yang membutuhkan bantuan oksigen.

Baca Juga :  Bawang Putih untuk Menunda Pikun

Sebuah
publikasi pra cetak pada bulan Maret mengatakan bahwa varian yang sama
ditemukan pada 8 pasien rawat inap di Singapura. Varian serupa juga diamati
pada virus SARS.

Profesor
Edison Liu, mantan kepala pendiri Genome Institute of Singapore, yang juga
pimpinan laboratorium The Jackson di Amerika Serikat mengatakan, ini adalah
studi pertama yang menunjukkan perbedaan klinis berdasarkan perbedaan genetik
virus.

“Temuan
ini menunjukkan bahwa variasi gen mungkin memiliki peran penting dalam
menentukan hasil penyakit,” katanya.

Spesialis
penyakit menular dari NUS Saw Swee Hock School of Public Health Asisten
Profesor Hsu Li Yang mengatakan, mutasi akan terjadi saat Sars-CoV-2 terus
menyebar. Mutasi ini, menurutnya, mengakibatkan virus menjadi kurang mematikan.

Baca Juga :  Moderna-Pfizer Berebut Klaim Efektivitas Vaksin

Namun,
ia menambahkan bahwa dampak sebenarnya akan bergantung pada seberapa mudah
virus yang bermutasi ini menyebar. Para ahli mencatat bahwa virus bermutasi
secara konstan.

“Ini
adalah bagian kehidupan yang alami dan biasa dari virus. Mutasi dapat membuat
virus menjadi lebih ganas, atau sebaliknya,” kata peneliti.

Sejak
awal ditemukan di Wuhan, Tiongkok, virus Korona diduga telah bermutasi.
Baru-baru ini, para peneliti di Singapura telah menemukan varian baru Covid-19.

Virus
varian baru ini dianggap bisa menyebabkan infeksi tapi tidak terlalu parah pada
penderitanya. Penelitian ini diungkap dalam sebuah studi baru di jurnal medis
bergengsi The Lancet. Temuan ini bisa memberikan jalan baru untuk pengembangan
vaksin dan terapeutik, kata para ahli.

Dilansir
dari AsiaOne, Jumat (21/8), menurut studi oleh para peneliti di berbagai
institusi dan National Center for Infectious Penyakit (NCID) dan Sekolah
Kedokteran Duke-NUS, varian itu terdeteksi dalam sekelompok kasus di sini pada
Januari dan Februari. Para peneliti mengatakan dalam penelitian bahwa pasien
yang terinfeksi varian itu, memiliki hasil klinis yang lebih baik. Hanya
sebagian kecil dari mereka yang membutuhkan bantuan oksigen.

Baca Juga :  Bawang Putih untuk Menunda Pikun

Sebuah
publikasi pra cetak pada bulan Maret mengatakan bahwa varian yang sama
ditemukan pada 8 pasien rawat inap di Singapura. Varian serupa juga diamati
pada virus SARS.

Profesor
Edison Liu, mantan kepala pendiri Genome Institute of Singapore, yang juga
pimpinan laboratorium The Jackson di Amerika Serikat mengatakan, ini adalah
studi pertama yang menunjukkan perbedaan klinis berdasarkan perbedaan genetik
virus.

“Temuan
ini menunjukkan bahwa variasi gen mungkin memiliki peran penting dalam
menentukan hasil penyakit,” katanya.

Spesialis
penyakit menular dari NUS Saw Swee Hock School of Public Health Asisten
Profesor Hsu Li Yang mengatakan, mutasi akan terjadi saat Sars-CoV-2 terus
menyebar. Mutasi ini, menurutnya, mengakibatkan virus menjadi kurang mematikan.

Baca Juga :  Moderna-Pfizer Berebut Klaim Efektivitas Vaksin

Namun,
ia menambahkan bahwa dampak sebenarnya akan bergantung pada seberapa mudah
virus yang bermutasi ini menyebar. Para ahli mencatat bahwa virus bermutasi
secara konstan.

“Ini
adalah bagian kehidupan yang alami dan biasa dari virus. Mutasi dapat membuat
virus menjadi lebih ganas, atau sebaliknya,” kata peneliti.

Terpopuler

Artikel Terbaru