26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Pengmas Edukasi Penggunaan Obat saat Ramadan Dtinjau dari Kesehatan da

PALANGKA RAYA –  Sebagai dosen diwajibkan melakukan  pengabdian masyarakat (pengmas), di samping
pengajaran dan penelitian. Seperti yang dilakukan dosen Program Studi Farmasi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah (UM) Palangkaraya ini.

Tim Pengmas ini diketuai
Rabiatul Adawiyah SFarm MSi Apt dan dua anggota lainnya Dra Hj Agustinawati
Umaternate MSi Apt dan Risqika Yuliatantri Paramawidhita MFarm, dengan
mengambil judul Edukasi Penggunaan Obat saat Bulan Ramadan Ditinjau dari
Kesehatan dan Kaidah Islam.

Kegiatan yang dihadiri ibu-ibu
Aisyiyah ini dilaksanakan di Jalan Pangeran Samudera IV No 10 Palangka Raya dan
Masjid Darul Arqom Komplek Universitas Muhammadiyah PalangkaRaya pada Mei–Juni
2019 lalu.

Dengan menampilkan nara sumber
antara lain Dr Asep Solihin dengan tema tentang cara penggunaan obat di bulan
Ramadan dari segi kaidah Islam. Nara sumber lainnya yaitu Rabiatul Adawiyah
SFarm MSi Apt, Dra Hj Agustinawati Umaternate MSi Apt dan Risqika Yuliatantri
Paramawidhita MFarm. Mereka memaparkan materi tentang cara penggunaan obat di
bulan Ramadan dari segi ilmu kesehatan.

Baca Juga :  Kelainan Darah Talasemia: Jaga Gaya Hidup, Harapan Hidup Tinggi

Menurut Ketua Tim Pengmas
Rabiatul Adawiyah SFarm MSi Apt, ibu-ibu peserta materi pengmas ini sangat
penting. Karena pendidikan dan pengetahuan ibu-ibu yang tergabung dalam
kegiatan tersebut beragam.

“Sehingga informasi penggunaan
obat selama bulan Ramadan tidak semua memahami secara baik dan benar dari segi
kesehatan dan kaidah Islam. Dengan terlaksananya kegiatan ini, Alhamdulillah
warga Aisyiyah Kota Palangka Raya yang ikut kegiatan ini menerima dengan
antusias sekali,” kata Rabiatul.

Menurut dia,  umat Islam yang menjalani puasa dapat
memiliki latar belakang kondisi medis yang berbeda-beda. Misalnya pasien dengan
hipertensi, diabetes melitus, ulkus peptikum, gastro esophageal refl ux
disease, infl ammatory bowel disease, penyakit paru, penyakit jantung, penyakit
ginjal, dan kehamilan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai puasa dan dampaknya
terhadap berbagai kondisi medis sangat penting.

“Penyakit memang tidak
memandang waktu datangnya. Termasuk saat berpuasa. Tidak banyak orang yang
mengerti betul tentang aturan pakai obat saat berpuasa, sehingga terapi tidak
berjalan dengan baik. Padahal penyakit yang tidak terobati dengan benar akan
mengacaukan puasa kita,” ungkapnya.

Baca Juga :  Peneliti Ungkap Makanan Tinggi Lemak Bisa Pengaruhi Otak

Solusi yang ditawarkan yaitu
dengan adanya pengabdian ini dapat memberikan pemahaman kepada warga Aisyiyah Kota
Palangka Raya  tentang cara penggunaan
obat di bulan Ramadan dari segi ilmu kesehatan dan dari segi kaidah Islam.

Target luaran yang dicapai
dari pengabdian ini yaitu terciptanya pemahaman warga Aisyiyah Palangka Raya tentang
cara penggunaan obat di bulan Ramadan dengan baik dan benar dari segi ilmu
kesehatan dan dari segi kaidah Islam.

Sedangkan target luaran wajib
berupa laporan akhir kegiatan dan video kegiatan. Sedangkan target luaran
tambahan dari kegiatan ini berupa jurnal pengabdian di Universitas Muhammadiyah
Malang, publikasi di media massa dan laporan kegiatan grup kesehatan
(Kemenkes). (jun/ens)

PALANGKA RAYA –  Sebagai dosen diwajibkan melakukan  pengabdian masyarakat (pengmas), di samping
pengajaran dan penelitian. Seperti yang dilakukan dosen Program Studi Farmasi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah (UM) Palangkaraya ini.

Tim Pengmas ini diketuai
Rabiatul Adawiyah SFarm MSi Apt dan dua anggota lainnya Dra Hj Agustinawati
Umaternate MSi Apt dan Risqika Yuliatantri Paramawidhita MFarm, dengan
mengambil judul Edukasi Penggunaan Obat saat Bulan Ramadan Ditinjau dari
Kesehatan dan Kaidah Islam.

Kegiatan yang dihadiri ibu-ibu
Aisyiyah ini dilaksanakan di Jalan Pangeran Samudera IV No 10 Palangka Raya dan
Masjid Darul Arqom Komplek Universitas Muhammadiyah PalangkaRaya pada Mei–Juni
2019 lalu.

Dengan menampilkan nara sumber
antara lain Dr Asep Solihin dengan tema tentang cara penggunaan obat di bulan
Ramadan dari segi kaidah Islam. Nara sumber lainnya yaitu Rabiatul Adawiyah
SFarm MSi Apt, Dra Hj Agustinawati Umaternate MSi Apt dan Risqika Yuliatantri
Paramawidhita MFarm. Mereka memaparkan materi tentang cara penggunaan obat di
bulan Ramadan dari segi ilmu kesehatan.

Baca Juga :  Kelainan Darah Talasemia: Jaga Gaya Hidup, Harapan Hidup Tinggi

Menurut Ketua Tim Pengmas
Rabiatul Adawiyah SFarm MSi Apt, ibu-ibu peserta materi pengmas ini sangat
penting. Karena pendidikan dan pengetahuan ibu-ibu yang tergabung dalam
kegiatan tersebut beragam.

“Sehingga informasi penggunaan
obat selama bulan Ramadan tidak semua memahami secara baik dan benar dari segi
kesehatan dan kaidah Islam. Dengan terlaksananya kegiatan ini, Alhamdulillah
warga Aisyiyah Kota Palangka Raya yang ikut kegiatan ini menerima dengan
antusias sekali,” kata Rabiatul.

Menurut dia,  umat Islam yang menjalani puasa dapat
memiliki latar belakang kondisi medis yang berbeda-beda. Misalnya pasien dengan
hipertensi, diabetes melitus, ulkus peptikum, gastro esophageal refl ux
disease, infl ammatory bowel disease, penyakit paru, penyakit jantung, penyakit
ginjal, dan kehamilan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai puasa dan dampaknya
terhadap berbagai kondisi medis sangat penting.

“Penyakit memang tidak
memandang waktu datangnya. Termasuk saat berpuasa. Tidak banyak orang yang
mengerti betul tentang aturan pakai obat saat berpuasa, sehingga terapi tidak
berjalan dengan baik. Padahal penyakit yang tidak terobati dengan benar akan
mengacaukan puasa kita,” ungkapnya.

Baca Juga :  Peneliti Ungkap Makanan Tinggi Lemak Bisa Pengaruhi Otak

Solusi yang ditawarkan yaitu
dengan adanya pengabdian ini dapat memberikan pemahaman kepada warga Aisyiyah Kota
Palangka Raya  tentang cara penggunaan
obat di bulan Ramadan dari segi ilmu kesehatan dan dari segi kaidah Islam.

Target luaran yang dicapai
dari pengabdian ini yaitu terciptanya pemahaman warga Aisyiyah Palangka Raya tentang
cara penggunaan obat di bulan Ramadan dengan baik dan benar dari segi ilmu
kesehatan dan dari segi kaidah Islam.

Sedangkan target luaran wajib
berupa laporan akhir kegiatan dan video kegiatan. Sedangkan target luaran
tambahan dari kegiatan ini berupa jurnal pengabdian di Universitas Muhammadiyah
Malang, publikasi di media massa dan laporan kegiatan grup kesehatan
(Kemenkes). (jun/ens)

Terpopuler

Artikel Terbaru