Site icon Prokalteng

Asap Karhutla Picu Hipoksia, Bahaya bagi Jantung dan Pembuluh Darah

asap-karhutla-picu-hipoksia-bahaya-bagi-jantung-dan-pembuluh-darah

BENCANA kebakaran hutan
kembali melanda beberapa titik di wilayah Indonesia. Asap yang timbul dari
karhutla bisa berdampak pada kesehatan masyarakat jika dihirup secara
terus-menerus. Ancamannya ternyata bisa mengganggu sistem kardiovaskular dan
pernapasan.

Dalam penelitian yang
dilakukan akademisi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) 4 tahun
lalu, hasil penelitian menunjukkan, semakin lama terpapar asap akan menyebabkan
iritasi pada mata, batuk, sesak napas, pilek dan sakit tenggorokan. Bahkan,
penelitian yang dilakukan dengan cara survei online pada
masyarakat yang terkena dampak karhutla ini, asap bisa menyebabkan hipoksia.

“Secara umum jika kualitas
udara tidak baik karena asap maka yang akan berpengaruh kadar oksigen.
Kekurangan oksigen akan menyebabkan hipoksia,” kata Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia (FKUI) dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Prof Dr dr H
Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB kepada JawaPos.com, Selasa (17/9).

Apa itu hipoksia?

Hipoksia merupakan keadaan
kekurangan oksigen yang dapat mengakibatkan permasalahan kesehatan pada
organ-organ tubuh. Di dalam tubuh, keseimbangan oksigen dijaga oleh sistem
kardiovaskuler dan sistem pernapasan.

“Hipoksia seharusnya kita
hindari apalagi pada orang yang sudah mempunyai permasalahan pada pembuluh
darah, baik pada pembuluh darah otak maupun pembuluh darah jantung,” jelasnya.

Kadar oksigen yang rendah
menyebabkan jantung akan mengalami penurunan suplai oksigen yang berat yang
yang dapat menyebabkan terjadinya infark atau kematian jaringan. Begitu pula
pada orang yang sudah mempunyai permasalahan pembuluh darah otak, kekurangan
oksigen dapat memperburuk kondisi pasien hingga mengakibatkan pasien tidak
sadarkan diri.

“Penelitian membuktikan bahwa
kondisi hipoksia sistematik kronik dapat menyebabkan kerusakan pada hati,
ginjal, jantung dan lambung,” ujarnya.

Di sisi lain komponen asap
akibat kebakaran hutan juga harus dianalisa, sehingga dapat diprediksi
dampaknya buat kesehatan. Menurut dr. Ari, memang perlu penelitian lebih lanjut
mengenai kandungan asap yang ada dan dampak penurunan kadar oksigen sehingga
dampak pada masyarakat dapat diprediksi dan diantisipasi.

“Untuk sementara memang
masyarakat dianjurkan untuk tidak terhirup asap dan mencegah untuk tidak berada
di luar rumah saat jumlah asap masih tinggi,” ungkapnya. (jpc)

Exit mobile version