29.1 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

Pasien Covid-19 Sebarkan 10 Ribu Partikel Ludah Saat Bicara

PENTINGNYA menjaga jarak aman dan memakai masker selama pandemi
Covid-19 jangan disepelekan. Sebab tetesan droplet atau percikan ludah pasien
Covid-19 tak main-main. Mereka bisa menularkan virus dengan tetesan hingga 10
ribu partikel di udara.

Sebuah studi yang dilakukan oleh
tim dari University of Pennsylvania bersama Institut Kesehatan Nasional Amerika
Serikat dan diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences Amerika
Serikat (PNAS) mengatakan bahwa tetesan dari obrolan yang dihasilkan oleh
pembawa asimtomatik Covid-19 semakin berpotensi sebagai penularan penyakit.

Peneliti menggunakan pengamatan
hamburan cahaya laser yang sangat sensitif. Mereka menemukan bahwa ucapan yang
keras dapat memancarkan ribuan tetesan per detik.

Dalam lingkungan udara yang
tertutup dan stagnan, tetesan ini tetap berada di udara dengan konstanta waktu
antara 8 menit hingga 14 menit. Pengamatan ini mengkonfirmasi bahwa berbicara
normal dapat menyebabkan penularan virus melalui udara di lingkungan terbatas.

Baca Juga :  Hari Jantung Sedunia, Ternyata Tes Darah Bisa Deteksi Gejala Serangan Jantung

Sudah lama diketahui bahwa virus
pernapasan, seperti sindrom pernapasan akut berat 2 (SARS-CoV-2), dapat
ditularkan melalui tetesan dari batuk atau bersin. Namun, ternyata berbicara
normal saja juga menghasilkan ribuan tetesan cairan oral yang mungkin dapat
menginfeksi orang lain.

Dilansir dari Science Times, Jumat (15/5), para
peneliti menggunakan selembar sinar laser yang intens untuk memvisualisasikan
tetesan yang dihasilkan dari sesi yang diulangi oleh para peserta. Metode ini
mengungkapkan tingkat emisi tetesan rata-rata setidaknya 1.000 partikel dengan
tingkat emisi puncak setinggi 10 ribu partikel per menit, yang lebih tinggi
dari laporan sebelumnya.

Peningkatan signifikan dalam
jumlah tetesan yang diamati terutama diperhitungkan oleh sensitivitas tinggi
metode hamburan cahaya dalam mengamati tetesan berukuran sedang yang tetap
mengudara selama setidaknya 30 detik. Para peneliti juga menduga partikel itu
dapat tetap di udara selama lebih dari delapan menit dan bisa mencapai hingga
14 menit.

Baca Juga :  Ungkap Manfaat Epigallo, Peneliti: Bisa Kurangi Efek Bahaya Covid-19

Menurut mereka, visualisasi
langsung menunjukkan bahwa ucapan normal menghasilkan tetesan di udara yang dapat
tetap tertunda selama beberapa menit di udara sangat mampu menularkan penyakit
di ruang terbatas. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mencatat bahwa
tetesan-tetesan ini dapat mendarat di mulut atau hidung orang-orang di
sekitarnya, atau bisa juga dihirup ke paru-paru. Ini berarti bahwa penyebaran
lebih mungkin terjadi ketika orang berada dalam jarak enam kaki dari orang
lain.

Kesimpulannya, implikasi paling
signifikan dari penelitian ini adalah untuk memperkuat pemakaian masker dalam
keadaan apa pun, terutama ketika meninggalkan rumah untuk menghindari
kemungkinan penularan. Masker wajah harus dipasang dengan sempurna ke wajah
Anda untuk perlindungan lengkap dari kuman dan kontaminan lainnya. “Jika
memasangnya longgar, tidak akan memberi Anda perlindungan,” kata US FDA.

PENTINGNYA menjaga jarak aman dan memakai masker selama pandemi
Covid-19 jangan disepelekan. Sebab tetesan droplet atau percikan ludah pasien
Covid-19 tak main-main. Mereka bisa menularkan virus dengan tetesan hingga 10
ribu partikel di udara.

Sebuah studi yang dilakukan oleh
tim dari University of Pennsylvania bersama Institut Kesehatan Nasional Amerika
Serikat dan diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences Amerika
Serikat (PNAS) mengatakan bahwa tetesan dari obrolan yang dihasilkan oleh
pembawa asimtomatik Covid-19 semakin berpotensi sebagai penularan penyakit.

Peneliti menggunakan pengamatan
hamburan cahaya laser yang sangat sensitif. Mereka menemukan bahwa ucapan yang
keras dapat memancarkan ribuan tetesan per detik.

Dalam lingkungan udara yang
tertutup dan stagnan, tetesan ini tetap berada di udara dengan konstanta waktu
antara 8 menit hingga 14 menit. Pengamatan ini mengkonfirmasi bahwa berbicara
normal dapat menyebabkan penularan virus melalui udara di lingkungan terbatas.

Baca Juga :  Hari Jantung Sedunia, Ternyata Tes Darah Bisa Deteksi Gejala Serangan Jantung

Sudah lama diketahui bahwa virus
pernapasan, seperti sindrom pernapasan akut berat 2 (SARS-CoV-2), dapat
ditularkan melalui tetesan dari batuk atau bersin. Namun, ternyata berbicara
normal saja juga menghasilkan ribuan tetesan cairan oral yang mungkin dapat
menginfeksi orang lain.

Dilansir dari Science Times, Jumat (15/5), para
peneliti menggunakan selembar sinar laser yang intens untuk memvisualisasikan
tetesan yang dihasilkan dari sesi yang diulangi oleh para peserta. Metode ini
mengungkapkan tingkat emisi tetesan rata-rata setidaknya 1.000 partikel dengan
tingkat emisi puncak setinggi 10 ribu partikel per menit, yang lebih tinggi
dari laporan sebelumnya.

Peningkatan signifikan dalam
jumlah tetesan yang diamati terutama diperhitungkan oleh sensitivitas tinggi
metode hamburan cahaya dalam mengamati tetesan berukuran sedang yang tetap
mengudara selama setidaknya 30 detik. Para peneliti juga menduga partikel itu
dapat tetap di udara selama lebih dari delapan menit dan bisa mencapai hingga
14 menit.

Baca Juga :  Ungkap Manfaat Epigallo, Peneliti: Bisa Kurangi Efek Bahaya Covid-19

Menurut mereka, visualisasi
langsung menunjukkan bahwa ucapan normal menghasilkan tetesan di udara yang dapat
tetap tertunda selama beberapa menit di udara sangat mampu menularkan penyakit
di ruang terbatas. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mencatat bahwa
tetesan-tetesan ini dapat mendarat di mulut atau hidung orang-orang di
sekitarnya, atau bisa juga dihirup ke paru-paru. Ini berarti bahwa penyebaran
lebih mungkin terjadi ketika orang berada dalam jarak enam kaki dari orang
lain.

Kesimpulannya, implikasi paling
signifikan dari penelitian ini adalah untuk memperkuat pemakaian masker dalam
keadaan apa pun, terutama ketika meninggalkan rumah untuk menghindari
kemungkinan penularan. Masker wajah harus dipasang dengan sempurna ke wajah
Anda untuk perlindungan lengkap dari kuman dan kontaminan lainnya. “Jika
memasangnya longgar, tidak akan memberi Anda perlindungan,” kata US FDA.

Terpopuler

Artikel Terbaru