28.3 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Dinkes Imbau Masyarakat Kalteng Tak Perlu Khawatir Cacar Monyet

PALANGKA RAYA – Cacar monyet atau monkeypox tengah menjadi isu yang
sedang hangat dibicarakan di masyarakat. Cacar monyet ini berbeda dengan cacar
air. Cara penularannya pun berbeda.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Kalteng, dr Suyuti Syamsul mengungkapkan, untuk cacar air penularannya bisa melewati
udara (nafas). Sedangkan cacar monyet penularannya melewati cairan tubuh.

“Cacar monyet ini berbeda
dengan yang dulu, menyebabkan kematian besar, namanya smallpox. Smallpox ini
memakan korban jiwa 5 miliar manusia, sampai akhirnya bisa dikalahkan,”
kata Suyuti di Palangka Raya, Rabu (15/5/2019).

Dijelaskan, cacar monyet yang
disebabkan oleh virus monkeypox ini termasuk ringan, namun juga bisa berakibat
fatal. Penyebaran virus biasanya terjadi ketika seseorang melakukan kontak
dekat dengan hewan yang terinfeksi, seperti tikus, melalui perburuan dan
konsumsi bushmeat atau daging hewan liar yang diburu dan dijual untuk makanan
dan merupakan sumber protein yang populer di beberapa bagian Afrika..

Baca Juga :  Pasien Terduga Terjangkit Virus Korona Dirawat di RSHS Bandung

Cacar ini ditularkan dengan
kontak cairan antara manusia dengan hewan. Khususnya hewan pengerat sejenis
tikus di daerah Afrika Barat.

“Tikus memang konsumsi yang
cukup populer di negara-negara Afrika Barat,” ujar Suyuti.

Untuk terjadinya penularan dari
manusia ke manusia, kata Suyuti, sangat terbatas. Sampai saat ini pihaknya
belum menerima laporan apapun tentang kasus monkeypox di Indonesia. Hanya saja
dianggap bahwa Batam rentan karena faktor transportasi.

Terlebih penyakit ini pertama
diketahui setelah Pemerintah Singapura menemukan seorang warga yang positif
mengidap penyakit tersebut. “Karena Batam berbatasan dengan Singapura.
Tetapi kan yang ditemukan 20 orang di Singapura sudah diisolasi,”
tuturnya.

Selain itu, Monkeypox atau cacar
monyet adalah penyakit langka yang disebabkan oleh virus yang ditularkan ke
manusia dari hewan seperti tikus dan monyet. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), penularan terjadi ketika seseorang melakukan kontak dekat dengan darah,
cairan tubuh atau lesi (luka) hewan yang terinfeksi.

Baca Juga :  Minum Air Rebusan Pandan Bisa Berikan 6 Manfaat

Virus ini juga dapat ditularkan
dengan memakan daging hewan yang terinfeksi yang tidak cukup matang. Namun,
virus tersebut tidak mudah menyebar di antara manusia. Infeksi dapat terjadi
akibat kontak dekat dengan sekresi saluran pernapasan yang terinfeksi, lesi
kulit orang yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi oleh cairan pasien
atau bahan lesi. Itu juga membutuhkan kontak tatap muka yang berkepanjangan.

Suyuti mengatakan di
pelabuhan-pelabuhan dan bandara-bandara ada dipasang pendeteksi suhu tubuh yang
diselenggarakan oleh Kantor kesehatan pelabuhan dan bandara. Ini dilakukan
untuk menghindari orang yang sakit masuk ke wilayah kita. Jika ada tertangkap
maka pihaknya akan langsung mengisolasi.

“Jadi masyarakat tidak perlu
khawatir untuk penularan dari manusia. Jika pun dari binatang pengerat, ya kan
tikusnya di Afrika sana, tidak mungkin kesini. Kecuali ada yang sengaja
membawa, itu pun binatang yang dibawa masuk pasti dikarantina,” tegasnya. (atm/OL/nto)

PALANGKA RAYA – Cacar monyet atau monkeypox tengah menjadi isu yang
sedang hangat dibicarakan di masyarakat. Cacar monyet ini berbeda dengan cacar
air. Cara penularannya pun berbeda.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Kalteng, dr Suyuti Syamsul mengungkapkan, untuk cacar air penularannya bisa melewati
udara (nafas). Sedangkan cacar monyet penularannya melewati cairan tubuh.

“Cacar monyet ini berbeda
dengan yang dulu, menyebabkan kematian besar, namanya smallpox. Smallpox ini
memakan korban jiwa 5 miliar manusia, sampai akhirnya bisa dikalahkan,”
kata Suyuti di Palangka Raya, Rabu (15/5/2019).

Dijelaskan, cacar monyet yang
disebabkan oleh virus monkeypox ini termasuk ringan, namun juga bisa berakibat
fatal. Penyebaran virus biasanya terjadi ketika seseorang melakukan kontak
dekat dengan hewan yang terinfeksi, seperti tikus, melalui perburuan dan
konsumsi bushmeat atau daging hewan liar yang diburu dan dijual untuk makanan
dan merupakan sumber protein yang populer di beberapa bagian Afrika..

Baca Juga :  Pasien Terduga Terjangkit Virus Korona Dirawat di RSHS Bandung

Cacar ini ditularkan dengan
kontak cairan antara manusia dengan hewan. Khususnya hewan pengerat sejenis
tikus di daerah Afrika Barat.

“Tikus memang konsumsi yang
cukup populer di negara-negara Afrika Barat,” ujar Suyuti.

Untuk terjadinya penularan dari
manusia ke manusia, kata Suyuti, sangat terbatas. Sampai saat ini pihaknya
belum menerima laporan apapun tentang kasus monkeypox di Indonesia. Hanya saja
dianggap bahwa Batam rentan karena faktor transportasi.

Terlebih penyakit ini pertama
diketahui setelah Pemerintah Singapura menemukan seorang warga yang positif
mengidap penyakit tersebut. “Karena Batam berbatasan dengan Singapura.
Tetapi kan yang ditemukan 20 orang di Singapura sudah diisolasi,”
tuturnya.

Selain itu, Monkeypox atau cacar
monyet adalah penyakit langka yang disebabkan oleh virus yang ditularkan ke
manusia dari hewan seperti tikus dan monyet. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), penularan terjadi ketika seseorang melakukan kontak dekat dengan darah,
cairan tubuh atau lesi (luka) hewan yang terinfeksi.

Baca Juga :  Minum Air Rebusan Pandan Bisa Berikan 6 Manfaat

Virus ini juga dapat ditularkan
dengan memakan daging hewan yang terinfeksi yang tidak cukup matang. Namun,
virus tersebut tidak mudah menyebar di antara manusia. Infeksi dapat terjadi
akibat kontak dekat dengan sekresi saluran pernapasan yang terinfeksi, lesi
kulit orang yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi oleh cairan pasien
atau bahan lesi. Itu juga membutuhkan kontak tatap muka yang berkepanjangan.

Suyuti mengatakan di
pelabuhan-pelabuhan dan bandara-bandara ada dipasang pendeteksi suhu tubuh yang
diselenggarakan oleh Kantor kesehatan pelabuhan dan bandara. Ini dilakukan
untuk menghindari orang yang sakit masuk ke wilayah kita. Jika ada tertangkap
maka pihaknya akan langsung mengisolasi.

“Jadi masyarakat tidak perlu
khawatir untuk penularan dari manusia. Jika pun dari binatang pengerat, ya kan
tikusnya di Afrika sana, tidak mungkin kesini. Kecuali ada yang sengaja
membawa, itu pun binatang yang dibawa masuk pasti dikarantina,” tegasnya. (atm/OL/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru