31.4 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Awas! Usia 40 Tahun ke Atas Miliki Potensi Besar Gagal Ginjal Loh

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Rekam jejak medis
menjelaskan seorang yang melebihi umur 40 tahun bisa berpotensi besar terdiagnosa
penyakit gagal ginjal.  Ya, penyakit ini
akan terdeteksi di umur lebih dari 40 tahun. Di umur seperti itu, seseorang
harus waspada dengan melakukan check up
rutin.

 

Karena apabila divonis gagal ginjal stadium lanjut
(stadium 5), pasien tidak ada pilihan lain selain melakukan Hemodiliasis atau
biasa disebut cuci darah.

 

“Bagi pengidapnya, memang harus kontrol rutin. Bagi
pengidap diabetes dan hipertensi kemungkinan kecil tidak bisa sembuh. Namun
bisa di kontrol dengan cara check up
secara rutin,” kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Doris
Sylvanus, Dr. Dayang Nurbayati.

 

Menurutnya, diabetes dan hipertensi sangat berpengaruh.
Sebagian besar seseorang yang mengidap dua penyakit tersebut akan mengalami
gangguan pada ginjalnya.

Baca Juga :  5 Cara Menjaga Jantung Tetap Sehat

 

Sementara pada umur 40 ke atas, fungsi organ pada manusia
terutama ginjal akan sedikit menurun. Terlebih jika terlalu banyak mengomsumsi
makanan dan minuman yang dapat berdampak buruk pada organ dalam.

 

Pengidap penyakit gagal ginjal ini sendiri harus
melakukan hemodialisis (cuci darah). Mesin cuci darah itu sebagai mesin
pengganti dari ginjal yang tidak lagi berfungsi. Secara singkatnya, proses ini
akan mengambil darah manusia yang kotor, mesin akan berperan sebagai penyaring.
Setelah itu limbahnya akan dikeluarkan. Kemudian darah yang telah disaring akan
dimasukkan ke tubuh pasien lagi. Idealnya cuci darah dilakukan tiga kali
seminggu. Satu fase cuci darah dapat memakan waktu 4 sampai 5 jam sehari.

 

Di Kalimantan Tengah sendiri khususnya Rumah Sakit Doris
Sylvanus memiliki 16 dialisis (alat cuci darah). Secara rutin dipakai oleh
pasien pengidap gagal ginjal.  Memang,
kata-kata cuci darah ialah hal yang menakutkan di mata masyarakat.  Namun itu adalah jalan satu-satunya pengidap
gagal ginjal akut tetap bisa hidup. Oleh karena itu pihak medis juga terus
memberi edukasi kepada masyarakat agar diabetes dan hipertensi tetap dikontrol.

Baca Juga :  Alasan Instagram Dianggap Paling Buruk bagi Kesehatan Mental

 

Sementara, makanan yang harus dihindari yaitu makanan
yang terlalu tinggi garam. Natrium tinggi akan membuat Ginjal kesulitan untuk
melakukan fungsinya. Protein tinggi juga berpengaruh.

 

Kalau garam terlalu berlebihan, ginjal akan berat
membuang.  Jadi akhirnya natrium tertahan
tidak bisa dibuang dan akhirnya menjadi hipertensi. Makanan yang mengandung
natrium tinggi itu seperti halnya kornet sosis, makanan yang protein tinggi
seperti daging, seafood dan sebagainya

 

Sedangkan minuman yang berpengaruh juga Vitamin C dosis
tinggi, minuman berenergi, minuman keras atau minuman yang mengandung toxic
yang tinggi.  

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Rekam jejak medis
menjelaskan seorang yang melebihi umur 40 tahun bisa berpotensi besar terdiagnosa
penyakit gagal ginjal.  Ya, penyakit ini
akan terdeteksi di umur lebih dari 40 tahun. Di umur seperti itu, seseorang
harus waspada dengan melakukan check up
rutin.

 

Karena apabila divonis gagal ginjal stadium lanjut
(stadium 5), pasien tidak ada pilihan lain selain melakukan Hemodiliasis atau
biasa disebut cuci darah.

 

“Bagi pengidapnya, memang harus kontrol rutin. Bagi
pengidap diabetes dan hipertensi kemungkinan kecil tidak bisa sembuh. Namun
bisa di kontrol dengan cara check up
secara rutin,” kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Doris
Sylvanus, Dr. Dayang Nurbayati.

 

Menurutnya, diabetes dan hipertensi sangat berpengaruh.
Sebagian besar seseorang yang mengidap dua penyakit tersebut akan mengalami
gangguan pada ginjalnya.

Baca Juga :  5 Cara Menjaga Jantung Tetap Sehat

 

Sementara pada umur 40 ke atas, fungsi organ pada manusia
terutama ginjal akan sedikit menurun. Terlebih jika terlalu banyak mengomsumsi
makanan dan minuman yang dapat berdampak buruk pada organ dalam.

 

Pengidap penyakit gagal ginjal ini sendiri harus
melakukan hemodialisis (cuci darah). Mesin cuci darah itu sebagai mesin
pengganti dari ginjal yang tidak lagi berfungsi. Secara singkatnya, proses ini
akan mengambil darah manusia yang kotor, mesin akan berperan sebagai penyaring.
Setelah itu limbahnya akan dikeluarkan. Kemudian darah yang telah disaring akan
dimasukkan ke tubuh pasien lagi. Idealnya cuci darah dilakukan tiga kali
seminggu. Satu fase cuci darah dapat memakan waktu 4 sampai 5 jam sehari.

 

Di Kalimantan Tengah sendiri khususnya Rumah Sakit Doris
Sylvanus memiliki 16 dialisis (alat cuci darah). Secara rutin dipakai oleh
pasien pengidap gagal ginjal.  Memang,
kata-kata cuci darah ialah hal yang menakutkan di mata masyarakat.  Namun itu adalah jalan satu-satunya pengidap
gagal ginjal akut tetap bisa hidup. Oleh karena itu pihak medis juga terus
memberi edukasi kepada masyarakat agar diabetes dan hipertensi tetap dikontrol.

Baca Juga :  Alasan Instagram Dianggap Paling Buruk bagi Kesehatan Mental

 

Sementara, makanan yang harus dihindari yaitu makanan
yang terlalu tinggi garam. Natrium tinggi akan membuat Ginjal kesulitan untuk
melakukan fungsinya. Protein tinggi juga berpengaruh.

 

Kalau garam terlalu berlebihan, ginjal akan berat
membuang.  Jadi akhirnya natrium tertahan
tidak bisa dibuang dan akhirnya menjadi hipertensi. Makanan yang mengandung
natrium tinggi itu seperti halnya kornet sosis, makanan yang protein tinggi
seperti daging, seafood dan sebagainya

 

Sedangkan minuman yang berpengaruh juga Vitamin C dosis
tinggi, minuman berenergi, minuman keras atau minuman yang mengandung toxic
yang tinggi.  

Terpopuler

Artikel Terbaru