25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Jumlah Penderita Capai Jutaan, Ahli Endokrin: Diabetes Juga Pandemi

Penderita
diabetes banyak yang tidak menyadari bahwa gula darahnya sudah melewati batas
normal. Apalagi bagi mereka yang sudah masuk kondisi pre-diabetes, hampir tidak
merasa dan menyadari gejalanya. Padahal, prevalensi penderita begitu besar.

Ahli
endokrin dr. Roy Panusunan Sibarani, SpPD-KEMD, FES menyebut diabetes juga
sebagai pandemi. Sebab jumlahnya di dunia sudah mencapai ratusan juta orang. Di
Indonesia, sesuai data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) jumlahnya mencapai
10,9 persen dari populasi orang dewasa.

 â€œDiabetes itu pandemi. Di dunia ada 463 juta
orang dikelilingi diabetes. Angka di Indonesia lebih tinggi yakni 10,9 persen.
Jika ada 175 juta orang dewasa, maka ada 19 juta orang dengan diabetes. Itu
pandemi,” tegasnya dalam konferensi pers virtual baru-baru ini.

Baca Juga :  Sering Tak Disadari, Hipertensi Bisa Picu Gagal Jantung

“Sebelum
Covid-19 di-declare pandemi, diabetes juga pandemi lho. Pandemi Covid-19 dan
pandemi diabetes,” jelasnya.

Kedua
penyakit ini, kata dr. Roy, memiliki dampak yang sama. Jika terinfeksi,
sama-sama panik dan sama-sama berisiko terkena komplikasi.

“Dua-duanya
berikan dampak yang sama. Komplikasi dan panik. Orang kena Covid-19 juga panik.
Nah kalau digabungin, pasien diabetes terkena Covid-19 akan lebih parah,” tukasnya.

Risiko
seorang pasien diabetes yang terkena Covid-19 bisa 4-6 kali lipat kemungkinan
mengalami kondisi fatal. Jika ditanya apa faktornya, lanjutnya, tubuh yang
gemuk dan malas olahraga, hingga keturunan, bisa meningkatkan risiko seseorang
terkena diabetes.

“Sampai
saat ini diabetes bukan faktor risiko untuk Covid-19. Kami terus meneliti
terus. Apakah virus Korona suka ‘jalan-jalan’ sampai ke organ pankreas di mana
pasien diabetes mengalami gagal fungsi pankreas untuk mengelola insulin,”
ungkapnya.

Baca Juga :  Jangan Sepelekan Tanda Putih di Kuku

“Kondisi
diabetes itu, gula membuat rusak badannya. Diabetes imunitasnya akan drop. Lalu
kalau dimasukkan Covid-19 lagi fatalitasnya tinggi. Maka selalu kontrol gula
darahnya,” tegasnya.

Dr.
Roy menyebut seseorang akan mudah dinyatakan sebagai penderita diabetes jika
kadar gula darahnya melebihi 126 Mg/dL. Sayangnya, seseorang dengan
pre-diabetes yakni gula darah 101-126 Mg/dL tak sadar dirinya sudah nyaris
terkena diabetes dan jumlahnya sangat banyak.

“Pre-diabetes
itu 101-126 gulanya. Itu jumlahnya banyak banget. Indonesia paling banyak nomor
3 di dunia. Saya selalu katakan, jangan menunggu gejala. Ubahlah pola hidup
kita,” ujarnya.

Penderita
diabetes banyak yang tidak menyadari bahwa gula darahnya sudah melewati batas
normal. Apalagi bagi mereka yang sudah masuk kondisi pre-diabetes, hampir tidak
merasa dan menyadari gejalanya. Padahal, prevalensi penderita begitu besar.

Ahli
endokrin dr. Roy Panusunan Sibarani, SpPD-KEMD, FES menyebut diabetes juga
sebagai pandemi. Sebab jumlahnya di dunia sudah mencapai ratusan juta orang. Di
Indonesia, sesuai data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) jumlahnya mencapai
10,9 persen dari populasi orang dewasa.

 â€œDiabetes itu pandemi. Di dunia ada 463 juta
orang dikelilingi diabetes. Angka di Indonesia lebih tinggi yakni 10,9 persen.
Jika ada 175 juta orang dewasa, maka ada 19 juta orang dengan diabetes. Itu
pandemi,” tegasnya dalam konferensi pers virtual baru-baru ini.

Baca Juga :  Sering Tak Disadari, Hipertensi Bisa Picu Gagal Jantung

“Sebelum
Covid-19 di-declare pandemi, diabetes juga pandemi lho. Pandemi Covid-19 dan
pandemi diabetes,” jelasnya.

Kedua
penyakit ini, kata dr. Roy, memiliki dampak yang sama. Jika terinfeksi,
sama-sama panik dan sama-sama berisiko terkena komplikasi.

“Dua-duanya
berikan dampak yang sama. Komplikasi dan panik. Orang kena Covid-19 juga panik.
Nah kalau digabungin, pasien diabetes terkena Covid-19 akan lebih parah,” tukasnya.

Risiko
seorang pasien diabetes yang terkena Covid-19 bisa 4-6 kali lipat kemungkinan
mengalami kondisi fatal. Jika ditanya apa faktornya, lanjutnya, tubuh yang
gemuk dan malas olahraga, hingga keturunan, bisa meningkatkan risiko seseorang
terkena diabetes.

“Sampai
saat ini diabetes bukan faktor risiko untuk Covid-19. Kami terus meneliti
terus. Apakah virus Korona suka ‘jalan-jalan’ sampai ke organ pankreas di mana
pasien diabetes mengalami gagal fungsi pankreas untuk mengelola insulin,”
ungkapnya.

Baca Juga :  Jangan Sepelekan Tanda Putih di Kuku

“Kondisi
diabetes itu, gula membuat rusak badannya. Diabetes imunitasnya akan drop. Lalu
kalau dimasukkan Covid-19 lagi fatalitasnya tinggi. Maka selalu kontrol gula
darahnya,” tegasnya.

Dr.
Roy menyebut seseorang akan mudah dinyatakan sebagai penderita diabetes jika
kadar gula darahnya melebihi 126 Mg/dL. Sayangnya, seseorang dengan
pre-diabetes yakni gula darah 101-126 Mg/dL tak sadar dirinya sudah nyaris
terkena diabetes dan jumlahnya sangat banyak.

“Pre-diabetes
itu 101-126 gulanya. Itu jumlahnya banyak banget. Indonesia paling banyak nomor
3 di dunia. Saya selalu katakan, jangan menunggu gejala. Ubahlah pola hidup
kita,” ujarnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru