Site icon Prokalteng

Waspada Serangan Jantung Mendadak, Pasien Miliki Waktu ‘Emas’ 3 Jam

waspada-serangan-jantung-mendadak-pasien-miliki-waktu-emas-3-jam

Serangan
jantung mendadak adalah salah satu pembunuh. Seseorang umumnya mengalami
serangan jantung diawali dari nyeri dada yang mungkin pada awalnya sering tak
disadari.

Maka
deteksi dini apalagi pada usia 30-40 saat ini dan bagi mereka yang punya faktor
risiko penting dilakukan. Seperti bagi mereka yang kegemukan, diabetes,
hipertensi, merokok atau punya keturunan.

Dokter
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr.Dafsah Arifa Juzar, SpJP(K) FIHA,
FAsCC, FESC, FAPSIC, FSCAI Sub spesialisasi Intervensi Kardiologi dan
Kardiologi Intensif dari Heartology mengatakan, serangan jantung secara
terminologi berasal dari koroner. Masyarakat selama ini menilai segala kejadian
yang tiba-tiba atau kematian mendadak sebagai serangan jantung

“Serangan
jantung itu salah satunya karena pembuluh darah koroner yang tiba-tiba tertutup
atau karena gangguan listrik. Kondisi itu bisa menyebabkan orang tiba-tiba
enggak sadar atau nyeri dada,” katanya secara daring baru-baru ini.

Penyebabnya
bisa bermacem-macam misalnya gangguan irama karena kelainan struktur dan
penyempitan. Gangguan irama misalnya komplikasi karena otot jantungnya kurang
oksigen atau gangguan iramanya mungkin karena katupnya.

“Jadi
pengobatannya tergantung sumber masalahnya. Kalau serangan jantung pada umumnya
yang dimaksud adalah penyempitan pembuluh darah yang terjadi secara tiba-tiba.
Biasanya karena ada plak, atau jantung koroner,” jelasnya.

Maka
dr. Dafsah menekankan pentingnya deteksi dini. Penyakit degeneratif ini
menyarankan usia 30 tahun sebaiknya sudah pernah melakukan check-up jantung
untuk menilai risikonya sedang atau tinggi dalam 5 tahun ke depan.

“Jangan
tunggu serangan dulu baru kita urusin. Karena kalau sudah kena serangan jantung
urusannya sama waktu, kalau tidak cepat ditangani ototnya makin rusak,”
tegasnya.

Pertolongan
Pertama Serangan Jantung

Menurut
dr. Dafsah, serangan jantung memiliki waktu emas untuk segera ditangani dalam 3
jam. Sedangkan otot jantung, jika terlalu lama dibiarkan maka akan makin rusak.

“Makin
lama kita tinggi, otot jantung yang rusak makin banyak. Tindakan tujuannya
membatasi kerusakan fungsi jantung. 3 jam pertama mungkin bisa kembali fungsi
jantungnya,” jelasnya.

Paling
utama dilakukan adalah fokus diagnostik. Kemudian selanjutnya bagaimana
penanganannya dilakukan oleh tim intervensi elektrofisiologi.

“Ibaratnya
kayak tukang listriknya jantung. Jadi kalau ada masalah tim inilah yang
menangani dan memberikan option,” jelasnya.

Pasien
dengan masalah jantung bisa diberikan 2 penanganan yakni apakah dengan obat
atau dengan pemasangan cincin. “Dengan obat success ratenya 70 persen dengan
cincin 90 persen. Maka dari itu jadi kalau curiga gejala masalah serangan
jantung, harus langsung ke IGD dipastikan apa ada penyempitan atau tidak. Jadi
jangan ditunggu-tunggu,” tutupnya.

Exit mobile version