31.9 C
Jakarta
Friday, December 27, 2024

Waspada, Sleep Apnea Bisa Menyebabkan Kebutaan

Pernahkah mendengar istilah sleep apnea? Ini adalah suatu gangguan tidur, di mana penderitanya mengalami henti napas selama beberapa kali—sehingga sering terbangun di malam hari.

Tidak hanya menyebabkan kantuk yang parah, kondisi ini juga bisa menyebabkan kebutaan apabila terjadi pada penderita diabetes.

Perlu Anda tahu, sleep apnea bisa terjadi akibat kelainan di pusat tidur dalam otak. Gangguan tidur ini juga bisa terjadi akibat adanya sumbatan di jalan napas.

Beberapa hal yang bisa memicu sumbatan di jalan napas, antara lain:

Sempitnya jalan napas akibat amandel yang membesar atau ukuran lidah yang besar

Kegemukan atau obesitas

Lingkar leher lebih dari 16 inci pada wanita, atau lebih dari 17 inci pada pria

Kebiasaan merokok

Konsumsi alkohol

Stres atau depresi

Berusia lebih dari 40 tahun

Kondisi genetik

Sleep apnea dapat menyebabkan otak kekurangan oksigen. Kondisi ini bisa memicu penyakit kronis, seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, masalah pada jantung, serta gangguan mood dan ingatan.

Baca Juga :  Satgas Sebut Penularan Varian Delta Dalam Hitungan Detik

Tidak hanya itu, penelitian mengatakan bahwa sleep apnea juga bisa memicu terjadinya kebutaan. Hal ini khususnya terjadi apabila gangguan tidur tersebut dialami oleh penyandang diabetes.

Sleep apnea, diabetes, dan kebutaan

Diabetes adalah suatu gangguan metabolik kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Penyakit ini memiliki gejala klasik yang dikenal dengan istilah 3p, yaitu poliuri atau sering buang air kecil, polidipsi atau sering merasa haus, dan polifagi atau selalu merasa lapar.

Ada pula gejala lain yang berkaitan dengan diabetes, misalnya gatal pada kulit, penyembuhan luka yang lama, badan lemas dan sering mengantuk, serta pandangan kabur.

Diabetes berlangsung seumur hidup. Orang yang mengalami kondisi ini mesti berobat dan mematuhi aturan yang ditetapkan dokter. Apabila tidak berobat atau abai terhadap aturan tersebut, gejala yang tadinya ringan bisa memburuk dan berujung komplikasi.

Salah satu komplikasi yang bisa terjadi akibat diabetes adalah rusaknya pembuluh darah kecil yang terdapat di mata atau dikenal dengan sebutan retinopati diabetik. Kondisi ini akan mengakibatkan terjadinya pembengkakan pada pusat saraf mata, yang dapat berujung pada kebutaan.

Baca Juga :  Ajarkan Anak Pola Makan Seimbang dengan ‘Isi Piringku’

Sebuah penelitian di Taipei mendapatkan hasil bahwa 80,6 persen penyandang diabetes yang mengalami pembengkakan saraf mata mengidap sleep apnea berat. Semakin berat gangguan tidur sleep apnea yang dialami penyandang diabetes, semakin besar pula risiko gangguan penglihatan yang dapat terjadi padanya.

Oleh karena itu, American Academy of Ophthalmology mengatakan bahwa penyandang diabetes yang mengalami sleep apnea berat memerlukan pengobatan yang lebih intensif.

Penanganan secara menyeluruh serta kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat dan melaksanakan anjuran dokter, sangat berpengaruh terhadap pencegahan terjadinya kebutaan.

Mengingat adanya kemungkinan tersebut, penderita diabetes dianjurkan untuk lebih peka terhadap dirinya sendiri.

Deteksi setiap perubahan yang memengaruhi kondisi tubuh maupun perilaku, dan laporkan pada dokter yang merawat. Jika ditemukan adanya sleepapnea atau hal-hal buruk lainnya, penanganan sejak dini bisa segera diterapkan sehingga komplikasi bisa dihindari.(NB/RH/klikdokter)

Pernahkah mendengar istilah sleep apnea? Ini adalah suatu gangguan tidur, di mana penderitanya mengalami henti napas selama beberapa kali—sehingga sering terbangun di malam hari.

Tidak hanya menyebabkan kantuk yang parah, kondisi ini juga bisa menyebabkan kebutaan apabila terjadi pada penderita diabetes.

Perlu Anda tahu, sleep apnea bisa terjadi akibat kelainan di pusat tidur dalam otak. Gangguan tidur ini juga bisa terjadi akibat adanya sumbatan di jalan napas.

Beberapa hal yang bisa memicu sumbatan di jalan napas, antara lain:

Sempitnya jalan napas akibat amandel yang membesar atau ukuran lidah yang besar

Kegemukan atau obesitas

Lingkar leher lebih dari 16 inci pada wanita, atau lebih dari 17 inci pada pria

Kebiasaan merokok

Konsumsi alkohol

Stres atau depresi

Berusia lebih dari 40 tahun

Kondisi genetik

Sleep apnea dapat menyebabkan otak kekurangan oksigen. Kondisi ini bisa memicu penyakit kronis, seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, masalah pada jantung, serta gangguan mood dan ingatan.

Baca Juga :  Satgas Sebut Penularan Varian Delta Dalam Hitungan Detik

Tidak hanya itu, penelitian mengatakan bahwa sleep apnea juga bisa memicu terjadinya kebutaan. Hal ini khususnya terjadi apabila gangguan tidur tersebut dialami oleh penyandang diabetes.

Sleep apnea, diabetes, dan kebutaan

Diabetes adalah suatu gangguan metabolik kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Penyakit ini memiliki gejala klasik yang dikenal dengan istilah 3p, yaitu poliuri atau sering buang air kecil, polidipsi atau sering merasa haus, dan polifagi atau selalu merasa lapar.

Ada pula gejala lain yang berkaitan dengan diabetes, misalnya gatal pada kulit, penyembuhan luka yang lama, badan lemas dan sering mengantuk, serta pandangan kabur.

Diabetes berlangsung seumur hidup. Orang yang mengalami kondisi ini mesti berobat dan mematuhi aturan yang ditetapkan dokter. Apabila tidak berobat atau abai terhadap aturan tersebut, gejala yang tadinya ringan bisa memburuk dan berujung komplikasi.

Salah satu komplikasi yang bisa terjadi akibat diabetes adalah rusaknya pembuluh darah kecil yang terdapat di mata atau dikenal dengan sebutan retinopati diabetik. Kondisi ini akan mengakibatkan terjadinya pembengkakan pada pusat saraf mata, yang dapat berujung pada kebutaan.

Baca Juga :  Ajarkan Anak Pola Makan Seimbang dengan ‘Isi Piringku’

Sebuah penelitian di Taipei mendapatkan hasil bahwa 80,6 persen penyandang diabetes yang mengalami pembengkakan saraf mata mengidap sleep apnea berat. Semakin berat gangguan tidur sleep apnea yang dialami penyandang diabetes, semakin besar pula risiko gangguan penglihatan yang dapat terjadi padanya.

Oleh karena itu, American Academy of Ophthalmology mengatakan bahwa penyandang diabetes yang mengalami sleep apnea berat memerlukan pengobatan yang lebih intensif.

Penanganan secara menyeluruh serta kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat dan melaksanakan anjuran dokter, sangat berpengaruh terhadap pencegahan terjadinya kebutaan.

Mengingat adanya kemungkinan tersebut, penderita diabetes dianjurkan untuk lebih peka terhadap dirinya sendiri.

Deteksi setiap perubahan yang memengaruhi kondisi tubuh maupun perilaku, dan laporkan pada dokter yang merawat. Jika ditemukan adanya sleepapnea atau hal-hal buruk lainnya, penanganan sejak dini bisa segera diterapkan sehingga komplikasi bisa dihindari.(NB/RH/klikdokter)

Terpopuler

Artikel Terbaru