PSIKOLOG Carl Jung menjadi orang yang pertama kali mengemukakan konsep introversi dan ekstroversi pada tahun 1920-an. Kini menjadi salah satu cara umum guna mengklasifikasikan tipe kepribadian. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada sumber energi, yaitu introvert dapat energi dari proses internal mereka, sementara ekstrovert merasa terisi kembali lewat interaksi sosial.
Karena ekstrovert cenderung lebih vokal dan mendominasi ruang, mereka biasanya lebih mudah terlihat dan mendapat penghargaan dalam budaya Amerika yang mengutamakan ketegasan dan keberanian untuk mengambil inisiatif. Nyatanya, membangun personal branding yang sukses juga bisa dicapai oleh para introvert.
Mereka punya keahlian unik yang bisa memperkuat merek pribadi mereka dan dapat menggunakan strategi yang bijaksana dalam mengisi ulang energi saat melakukannya. Mengutip forbes.com, berikut tips membangun personal branding bagi introvert di media sosial secara profesional.
- Manfaatkan kekuatanmu
Kaum ekstrovert sering menonjol dalam membangun personal branding sebab secara alami mereka menarik perhatian, sedangkan introvert juga memiliki keahlian penting yang sama kuatnya. Sebagai pendengar yang baik, introvert cenderung lebih lama mencerna informasi. Ini memungkinkan mereka menghasilkan wawasan yang mendalam dan mempertimbangkan gambaran besar.
Wawasan ini bisa digunakan untuk menilai bagaimana pekerjaanmu terhubung dengan industri dan visi masa depan yang ingin diwujudkan. Kemampuan dalam membuat keputusan yang bijaksana, yang selaras dengan keseluruhan strategi merupakan kelebihan besar dalam membangun personal branding.
- Biasakan komunikasi dengan nyaman
Salah satu keuntungan terbesar saat membangun personal branding di era digital adalah berbagai pilihan cara berkomunikasi yang tersedia. Bagi para introvert, menulis artikel panjang mungkin terasa lebih memuaskan atau mereka mungkin lebih suka berbagi pemikiran melalui cuitan singkat.
Pilihlah metode komunikasi yang paling nyaman dan tidak menguras energimu dan jangan ragu guna menetapkan batasan, baik di dunia maya maupun dalam interaksi langsung, di tempat-tempat yang dapat membuatmu merasa kelelahan atau tertekan.
- Jadwalkan konten
Di sisi lain, komunikasi digital yang terus-menerus bisa sangat menguras tenaga bagi para introvert yang perlu lebih banyak waktu untuk beristirahat dari interaksi sosial. Sementara ekstrovert mungkin menikmati berbagi secara rutin di media sosial, introvert kadang merasa cepat lelah dengan hal itu.
Dalam mengatasi hal ini, gunakan penjadwal konten untuk membuat dan mengatur postingan dalam jumlah besar, sehingga kamu bisa menjadwalkannya dan fokus pada hal lain untuk sementara. Mengambil istirahat dari pembuatan konten akan memberimu waktu mengisi ulang energi.
- Peroleh masukan dari ekstrovert
Tak dapat dipungkiri, sekitar setengah dari populasi dunia adalah ekstrovert, dan akan sangat menguntungkan personal brandingmu apabila kamu dapat menarik perhatian mereka juga. Salah satu cara memanfaatkan kekuatan ekstrovert adalah dengan meminta masukan dari teman-teman ekstrovertmu.
Temukan satu atau lebih orang ekstrovert yang kamu percayai, di mana ini bisa memberikan pandangan objektif tentang personal branding dan rencana masa depanmu, seperti apakah kamu merasa ragu dalam membangunnya? Teman-teman ekstrovertmu kemungkinan besar akan senang jika diajak berdiskusi dan memberikan saran.
- Berjejaring dengan tujuan
Membangun jaringan bisa terasa menakutkan bagi siapa saja, terutama bagi mereka yang merasa kelelahan setelah interaksi sosial. Akan tetapi, jaringan tidak harus melibatkan banyak orang atau menghabiskan waktumu. Jika membangun jaringan terasa melelahkan, buatlah rencana yang jelas untuk membangunnya.
Fokuskan waktumu dalam menjalin hubungan dengan orang-orang yang paling berpengaruh bagi personal brandingmu dan kembangkan hubungan yang lebih dalam sebab bisa menjadi kekuatan para introvert. Kamu tidak perlu mengenal semua orang untuk mempunyai jaringan bisnis yang sukses.
- Berbicaralah kepada audiens seolah-olah sedang berhadapan satu lawan satu
Ruang virtual yang luas, penuh dengan banyak orang yang mendengarkan, mungkin terasa seperti mimpi buruk bagi sebagian besar introvert. Salah satu cara mengatasi kecemasan tampil di dunia digital adalah dengan membuat konten yang dianggap seolah-olah kamu sedang berbicara langsung dengan satu orang pada suatu waktu.
Pendekatan ini tidak hanya akan membuatmu merasa lebih nyaman saat berbagi, tetapi juga menciptakan kesan yang baik dan kedekatan pada personal branding yang dibangun. Cara ini dapat menarik perhatian audiens yang lebih luas.
- Biarkan keunikanmu bersinar
Salah satu kebiasaan kaum ekstrovert adalah berbagi apa yang membuat diri atau personal branding mereka unik. Bagi para introvert, mungkin dibutuhkan dorongan lebih guna menonjolkan keunikan mereka, tetapi setiap introvert pasti memiliki kualitas yang membuat mereka istimewa.
Temukan kualitas-kualitas tersebut dan biarkan mereka bersinar, sama seperti yang dilakukan oleh ekstrovert. Ini merupakan area di mana teman-teman ekstrovert bisa memberikan dukungan, apabila kamu meminta mereka untuk membantu.
- Promosikan karya
Ketika mempromosikan diri terasa sangat menantang, mungkin lebih mudah mengalihkan fokus pembuatan kontenmu ke arah yang berbeda. Salah satu cara adalah dengan mempromosikan karya wirausahawan lain atau bisnis yang sejalan dengan misi personal brandingmu.
Ini bisa menjadi pilihan yang lebih nyaman, sebab kamu tetap berbagi nilai-nilai dan tujuan yang mendukung personal branding tanpa harus fokus langsung pada promosi diri. Alternatif lainnya adalah membuat konten yang lebih berfokus pada menyampaikan pesan, dibadingkan menonjolkan diri, setidaknya sampai kamu merasa lebih nyaman dalam membangun personal brandingmu.
- Latihan
Ungkapan latihan menjadikan sempurna menjadi klise karena memang ada kebenarannya. Membangun personal branding mungkin terasa sulit dan tidak nyaman pada awalnya, namun ini akan menjadi langkah penting yang patut dijalani walaupun menghadirkan ketidaknyamanan.
Seperti halnya melatih otot, membangun merek pribadi akan semakin mudah seiring dengan berjalannya waktu dan latihan. Para introvert sangat terampil dalam bertahan dan ini merupakan area di mana keterampilan tersebut sangat berharga.
Meskipun membangun personal branding mungkin lebih mudah bagi ekstrovert, introvert juga bisa sukses melakukannya. Mereka memiliki keahlian unik sebagai komunikator dan visioner, serta strategi guna mengurangi kelelahan. Tidak ada alasan mengapa introvert tidak bisa memiliki merek pribadi yang sukses. (jpc)