Site icon Prokalteng

Tips Menghadapi Pembual Agar Tidak Merusak Mood Bahagiamu

Ilustrasi orang yang suka membual. (Freepik)

Tidak ada seorangpun di dunia yang menyukai orang sombong, mungkin jika sesekali dapat dimaklumi. Tetapi jika terus menerus tentu kamu akan merasa malas dan jengkel dengannya sepanjang obrolan berlangsung.

Tanpa kita sadari, respons yang sering diberikan ketika mendengar teman atau seseorang saat membual adalah dengan menguap, tertawa garing, bermuka datar hingga mencoba mencari kesibukan lain untuk mengalihkan perhatian si pembual agar peka.

Menurut Andrea F. Polard Psy.D., seorang psikologi di Los Angeles, California mengutarakan pendapatnya bahwa cara menghadapi pembual dengan seperti itu tidak akan merubah atau mengalihkan perhatian orang tersebut.

“Orang yang suka membual, awalnya tidak peka atau menjadi tidak peka saat mulai menyombongkan dirinya, seperti orang yang mati perasaanya” ucapnya.

“Dalam pikiran seseorang yang narsis membual itu mirip dengan mendapatkan perbaikan atau pengisian sesuatu untuk melupakan kekosongan dalam diri seorang narsistik” lanjutnya.

Mengutip dari laman Psychology Today, pada Senin (13/11). Andrea membagikan lima tips untuk membantumu dalam menghadapi pembual agar tidak merusak mood bahagiamu.

Buatlah si pembual mengetahui sifatmu.

Saat bersama dengan sosok pembual dan kamu merasa risih dengan omong kosongnya, mintalah padanya untuk mengalihkan topik pembicaraan, atau kamu bisa langsung saja mengalihkannya.Setelah itu, beritahu tahu orang tersebut secara terus terang tentang sifatmu. Daripada kamu harus berfokus pada bualannya yang membuatmu tertekan dan muak.

Sebagai contoh, berikan fakta bahwa kamu bukanlah orang yang suka mendengarkan nasib baik atau keberuntungan orang lain secara terus menerus.Agar kamu tidak perlu mendengarkannya serta membuat orang tersebut merasa canggung lagi untuk terus menyombongkan dirinya.

Sombongkanlah dirimu sesekali.

Orang yang suka menyombongkan diri, cenderung tidak suka kalau orang lain juga ikut menyombongkan diri melebihi si penyombong. Jadi, silahkan sesekali untuk narsis tentang dirimu selama obrolan, seolah-olah kamu juga pernah melakukan hal tersebut dan lebih baik dari orang tersebut.

Selang beberapa menit selama perbincangan, cobalah untuk menyadari dan katakan bahwa kamu juga terkesan pamer dan sombong, lalu sertai dengan tanggapan bahwa narsis yang berlebihan terasa tidak enak didengar oleh orang lain dan mintalah untuk mengurangi kesombongan dalam dirinya.

Bagikan cerita singkat tentang orang lain dalam obrolan.

Ditengah-tengah bualan yang membosankan, selipkanlah cerita seolah-olah kamu mengenal orang lain melebih orang yang diceritakan sang pembual.Ketika orang tersebut juga merasa risih atau tidak suka, beri mereka masukan bahwa itu adalah perasaan yang dialami oleh orang yang mendengarkan setiap bualannya.

Dalam kata lain, bisa dibilang membalas omong kosong dengan omong kosong juga merupakan salah satu cara agar orang tersebut lebih cepat menyadari sifat buruknya.

Komunikasikan tentang perasaanmu.

Cobalah untuk mengemukakan pendapatmu secara terbuka dan jujur bahwa kamu merasa asing atau kurang nyaman saat seseorang menyombongkan dirinya kepadamu, agar orang tersebut dapat sedikit demi sedikit mengurangi kebiasaan membual.

Tetapi, jika kamu lebih memilih untuk diam dan mendengarkan, lama kelamaan kamu akan merasa kurang menikmati waktu sepanjang obrolan atau bahkan terkesan seperti membuang-buang waktu.

Menjauhi.

Tidak semua orang bisa menikmati dan menyeimbangi omongan yang dikeluarkan oleh pembual, saat kamu sudah merasa kesal dan lelah dengan ucapan-ucapannya kamu bisa menjauhi atau keluar dari kelompok yang membuat perasaanmu terasa sesak.

Semua orang tentu membutuhkan sosok yang bisa dijadikan sebagai tempat untuk mencurahkan isi hatinya, tapi tidak semua orang bisa menjadi teman sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

Maka, carilah teman sepemikiran yang dapat membuatmu nyaman selama perbincangan agar obrolan terkesan menyenangkan dan bermanfaat.

Exit mobile version