26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

RENEGOSIASI GAJI ! Liga 1 Kisaran 50 Persen, Liga 2 Kisaran 60 Persen

PSSI terus mematangkan persiapan melanjutkan kompetisi musim 2020.
Kemarin (28/6) Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengeluarkan surat keputusan
yang mengatur hal-hal krusial terkait lanjutan kompetisi. Di dalamnya juga ada
keputusan resmi bahwa Liga 1 dan Liga 2 akan dijalankan pada Oktober. Sementara
itu, Liga 3 menyesuaikan protokol yang diterapkan pemerintah soal pandemi
korona.

Dalam Surat Keputusan Nomor SKEP/53/VI/2020 tentang Kelanjutan Kompetisi
dalam Keadaan Luar Biasa Tahun 2020, disebutkan bahwa klub diperbolehkan
melakukan kesepakatan ulang atas perubahan nilai kontrak bersama pelatih dan
pemain secepatnya. Untuk klub Liga 1, perubahannya pembayaran diperbolehkan
maksimal 50 persen. Sedangkan klub Liga 2 maksimal sekitar 60 persen. Kedua
maksimal pembayaran itu dengan syarat nilai kontrak baru tidak kurang dari upah
minimum regional (UMR) tiap-tiap daerah.

Nah, soal batas waktu, kontrak baru tersebut menurut SK PSSI akan
berlaku satu bulan sebelum kompetisi dimulai. Jika sesuai dengan SK, kontrak
baru untuk pemain dan pelatih berlaku pada September hingga kompetisi selesai
dijalankan. PSSI juga menegaskan, jika ada perubahan nilai kontrak sebelum SK
berlaku, kontrak awal antara klub dengan pemain serta pelatih tetap berjalan
sesuai biasa.

’’Surat keputusan ini resmi berlaku hari ini (kemarin) dan akan langsung
saya kirim kepada klub-klub peserta,’’ kata Iwan Bule –sapaan Mochamad Iriawan–
dalam jumpa pers di kantor PSSI tadi malam. SK tersebut juga resmi mengganti SK
sebelumnya yang dikeluarkan PSSI Maret lalu.

Baca Juga :  Dwigol Indah Kaki Kiri

Iwan Bule tidak menampik memang banyak kritik yang datang kepada PSSI
ketika memutuskan melanjutkan kompetisi. Namun, ada beberapa pertimbangan yang
sudah dipikirkan matang kenapa kompetisi musim ini tetap harus dilanjutkan.
Selain menjalankan amanat kongres PSSI tahun ini, adanya pertandingan lagi bisa
digunakan sebagai kampanye bahwa Indonesia sudah belajar lewat sepak bola dalam
menghadapi situasi new normal kepada dunia. ’’Kalau tidak sekarang, kapan lagi
akan dimulai. Sedangkan semua juga tidak tahu kapan pandemi akan berhenti,’’
paparnya.

Nah, alasan selanjutnya adalah tidak ingin sepak bola Indonesia kembali
terpuruk seperti ketika disanksi FIFA. Pria yang pernah menjabat sekretaris
Lemhannas itu sadar betul bagaimana hancurnya sepak bola Indonesia saat itu.
Karena itu, dia berharap, dengan berputarnya kompetisi, kualitas sepak bola
Indonesia bisa tetap terjaga.

Iwan Bule menambahkan, dengan adanya pertandingan sepak bola lagi, roda
ekonomi diharapkan bisa berputar kembali. Sebab, banyaknya klub yang
berkompetisi pastinya akan membangkitkan lagi ekonomi di beberapa sektor. Mulai
hotel, transportasi, hingga UMKM yang bersinggungan langsung dengan sepak bola
Indonesia. ’’Tapi tetap harus beriringan dengan protokol kesehatan. Kami juga
sudah diskusi dengan Kemenkes soal kemungkinan ada penonton 30 persen, tapi
kami masih kaji lagi,’’ katanya.

Baca Juga :  Tuan Rumah Lebih Difavoritkan

Alasan terakhir dan yang paling penting terkait SK tersebut adalah untuk
timnas. Iwan Bule menuturkan, adanya kompetisi pastinya berdampak positif bagi
timnas. ’’Memang ada TC, tapi tentu berbeda dengan kompetisi,’’ ucapnya.
Menurut dia, kompetisi bisa membuat performa pemain terjaga.

Selain itu, kompetisi mempermudah bagi pelatih timnas Shin Tae-yong
untuk mencari pemain. Artinya, pelatih asal Korea Selatan itu tidak hanya
terpaku pada list nama pemain yang ada di database PSSI saat ini. ’’Untuk
timnas U-20 juga bagus, karena sebagian besar sudah punya klub di Liga 1
ataupun Liga 2,’’ terangnya.

Mantan Kapolda Metro Jaya itu menegaskan, apa yang ada di SK tersebut
sudah melalui banyak diskusi. Mulai dari pemerintah, FIFA, AFC, hingga
stakeholder sepak bola nasional. ’’Jadi, ini sama-sama demi kebaikan sepak bola
Indonesia,’’ harapnya.

Setelah ini, pihaknya akan meminta PT LIB untuk kembali berdiskusi
dengan klub. Terutama soal jadwal dan format kompetisi. ’’Nanti, mengenai
jadwal, format, dan regulasi, akan kami sampaikan dalam SK terpisah,’’
jelasnya.

PSSI terus mematangkan persiapan melanjutkan kompetisi musim 2020.
Kemarin (28/6) Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengeluarkan surat keputusan
yang mengatur hal-hal krusial terkait lanjutan kompetisi. Di dalamnya juga ada
keputusan resmi bahwa Liga 1 dan Liga 2 akan dijalankan pada Oktober. Sementara
itu, Liga 3 menyesuaikan protokol yang diterapkan pemerintah soal pandemi
korona.

Dalam Surat Keputusan Nomor SKEP/53/VI/2020 tentang Kelanjutan Kompetisi
dalam Keadaan Luar Biasa Tahun 2020, disebutkan bahwa klub diperbolehkan
melakukan kesepakatan ulang atas perubahan nilai kontrak bersama pelatih dan
pemain secepatnya. Untuk klub Liga 1, perubahannya pembayaran diperbolehkan
maksimal 50 persen. Sedangkan klub Liga 2 maksimal sekitar 60 persen. Kedua
maksimal pembayaran itu dengan syarat nilai kontrak baru tidak kurang dari upah
minimum regional (UMR) tiap-tiap daerah.

Nah, soal batas waktu, kontrak baru tersebut menurut SK PSSI akan
berlaku satu bulan sebelum kompetisi dimulai. Jika sesuai dengan SK, kontrak
baru untuk pemain dan pelatih berlaku pada September hingga kompetisi selesai
dijalankan. PSSI juga menegaskan, jika ada perubahan nilai kontrak sebelum SK
berlaku, kontrak awal antara klub dengan pemain serta pelatih tetap berjalan
sesuai biasa.

’’Surat keputusan ini resmi berlaku hari ini (kemarin) dan akan langsung
saya kirim kepada klub-klub peserta,’’ kata Iwan Bule –sapaan Mochamad Iriawan–
dalam jumpa pers di kantor PSSI tadi malam. SK tersebut juga resmi mengganti SK
sebelumnya yang dikeluarkan PSSI Maret lalu.

Baca Juga :  Dwigol Indah Kaki Kiri

Iwan Bule tidak menampik memang banyak kritik yang datang kepada PSSI
ketika memutuskan melanjutkan kompetisi. Namun, ada beberapa pertimbangan yang
sudah dipikirkan matang kenapa kompetisi musim ini tetap harus dilanjutkan.
Selain menjalankan amanat kongres PSSI tahun ini, adanya pertandingan lagi bisa
digunakan sebagai kampanye bahwa Indonesia sudah belajar lewat sepak bola dalam
menghadapi situasi new normal kepada dunia. ’’Kalau tidak sekarang, kapan lagi
akan dimulai. Sedangkan semua juga tidak tahu kapan pandemi akan berhenti,’’
paparnya.

Nah, alasan selanjutnya adalah tidak ingin sepak bola Indonesia kembali
terpuruk seperti ketika disanksi FIFA. Pria yang pernah menjabat sekretaris
Lemhannas itu sadar betul bagaimana hancurnya sepak bola Indonesia saat itu.
Karena itu, dia berharap, dengan berputarnya kompetisi, kualitas sepak bola
Indonesia bisa tetap terjaga.

Iwan Bule menambahkan, dengan adanya pertandingan sepak bola lagi, roda
ekonomi diharapkan bisa berputar kembali. Sebab, banyaknya klub yang
berkompetisi pastinya akan membangkitkan lagi ekonomi di beberapa sektor. Mulai
hotel, transportasi, hingga UMKM yang bersinggungan langsung dengan sepak bola
Indonesia. ’’Tapi tetap harus beriringan dengan protokol kesehatan. Kami juga
sudah diskusi dengan Kemenkes soal kemungkinan ada penonton 30 persen, tapi
kami masih kaji lagi,’’ katanya.

Baca Juga :  Tuan Rumah Lebih Difavoritkan

Alasan terakhir dan yang paling penting terkait SK tersebut adalah untuk
timnas. Iwan Bule menuturkan, adanya kompetisi pastinya berdampak positif bagi
timnas. ’’Memang ada TC, tapi tentu berbeda dengan kompetisi,’’ ucapnya.
Menurut dia, kompetisi bisa membuat performa pemain terjaga.

Selain itu, kompetisi mempermudah bagi pelatih timnas Shin Tae-yong
untuk mencari pemain. Artinya, pelatih asal Korea Selatan itu tidak hanya
terpaku pada list nama pemain yang ada di database PSSI saat ini. ’’Untuk
timnas U-20 juga bagus, karena sebagian besar sudah punya klub di Liga 1
ataupun Liga 2,’’ terangnya.

Mantan Kapolda Metro Jaya itu menegaskan, apa yang ada di SK tersebut
sudah melalui banyak diskusi. Mulai dari pemerintah, FIFA, AFC, hingga
stakeholder sepak bola nasional. ’’Jadi, ini sama-sama demi kebaikan sepak bola
Indonesia,’’ harapnya.

Setelah ini, pihaknya akan meminta PT LIB untuk kembali berdiskusi
dengan klub. Terutama soal jadwal dan format kompetisi. ’’Nanti, mengenai
jadwal, format, dan regulasi, akan kami sampaikan dalam SK terpisah,’’
jelasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru