28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

SEPAKAT ! Kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2020-2021 Resmi Dihentikan

Drama panjang soal status kompetisi 2020–2021
terjawab sudah. Kemarin (20/1), melalui rapat executive committee (exco) secara
virtual, PSSI memutuskan bahwa kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2020–2021 resmi
dihentikan. Tidak ada juara dan tidak ada tim yang terdegradasi.

Ketua Umum PSSI Moch. Iriawan menyatakan,
keputusan tersebut sudah sangat bulat. Berdasar kesepakatan bersama anggota
exco serta masukan dari klub peserta Liga 1 dan Liga 2.

Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu
menuturkan, tidak ada tim yang layak juara dan terdegradasi karena kompetisi
2020–2021 baru dijalankan tiga pekan. ’’Jadi, Persib Bandung yang memimpin
puncak klasemen saat kompetisi dihentikan tidak bisa dianggap juara,’’ katanya.

Anggota Exco PSSI Hasani Abdulghani
menyebutkan, tidak bisa dijalankannya kompetisi bukan salah PSSI, PT LIB,
maupun klub. Bukan pula salah kepolisian yang tidak mau memberikan izin
keramaian.

’’Tapi, karena situasi pandemi yang ada. Ini
dalam keadaan force majeure. Alam yang menyebabkan ini semua terjadi,’’
jelasnya.

Hasani menuturkan, dalam rapat exco kemarin,
tidak ada jajak pendapat untuk memutuskan menghentikan kompetisi. Tidak seperti
rapat sebelumnya ketika memutuskan kompetisi ditunda sehingga dua kali
melahirkan surat keputusan PSSI. ’’Karena semua anggota sudah sepakat untuk
sama-sama mendengarkan aspirasi dari klub, yang meminta kompetisi dihentikan
saja, lalu fokus ke musim baru,’’ paparnya.

Sejak kompetisi dihentikan pada Maret tahun
lalu akibat pandemi Covid-19, klub-klub sudah tertatih-tatih. Tiga kali mengalami
penundaan karena tidak mendapat izin keramaian dari kepolisian membuat
mayoritas klub berteriak dan meminta PSSI segera memutuskan status kejelasan
kompetisi.

Baca Juga :  UEFA Hukum Manchester City

Hasani menambahkan, kompetisi baru juga dibahas
dalam rapat exco kemarin. Kompetisi baru itu mungkin bisa dimulai pada Mei
mendatang. Beberapa hari setelah Hari Raya Idul Fitri alias Lebaran.

’’Itu juga aspirasi dari klub dan kami
menganggap itu yang paling logis saat ini. Bukan Maret untuk kompetisi baru
karena sangat mepet,’’ ucapnya.

Hasil dari keputusan menghentikan kompetisi
kemarin akan dibahas dalam kongres tahunan PSSI pada 26 Februari mendatang. Di
sana, klub-klub juga kembali diizinkan untuk memberikan masukan soal konsep
kompetisi musim 2021. ’’Termasuk Liga 3. Kalau bicara kompetisi, tentu semua
kasta ya,’’ ungkapnya.

Keputusan memulai kompetisi baru sekitar Mei
selepas Lebaran juga bukan tanpa sebab. Menurut dia, waktu itu juga sangat
tepat melihat program vaksinasi yang dilakukan pemerintah saat ini. ’’Sekarang
kan yang divaksin masih prioritas. Maret baru mulai masyarakat,’’ katanya.

Puncaknya, lanjut Hasani, dilihat nanti saat
Lebaran apakah persebaran Covid-19 naik atau tidak. ’’Dari situ bisa dilihat
apakah bisa digelar sepak bolanya,’’ ungkapnya.

PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator
juga bisa berbenah. Termasuk komunikasi dengan kepolisian tentang masalah
perizinan. Klub-klub tentu tidak mau lagi di-PHP (pemberi harapan palsu) soal
dilanjutkannya kompetisi. ’’Caranya bagaimana? Harus buktikan bahwa kompetisi
musim baru nanti benar-benar bisa menerapkan protokol kesehatan. Yaitu dengan
ada test case,’’ ujarnya.

Baca Juga :  Pensiun dari Bola, Bepe Ingin Bangun Siang

Test case yang dimaksud adalah diadakannya
turnamen pramusim. Waktu yang panjang sangat memungkinkan LIB bisa menyiapkan
hal tersebut. ’’Kan kalau melanjutkan kompetisi tidak mungkin bisa diadakan
test case seperti itu. Kalau nanti turnamen pramusim diizinkan, sudah pasti
kompetisi juga mendapat izin,’’ jelasnya.

Jika ada turnamen pramusim, kompetisi baru
mungkin dimulai pada Juli atau Agustus. Jika itu benar, kompetisi di Indonesia
mulai melangkah berbarengan dengan kompetisi di Eropa.

’’Seperti yang selalu saya bilang, banyak
keuntungan jika kompetisi di Indonsia bareng dengan Eropa. Jadwal FIFA matchday
hingga bursa transfer yang sama membuat klub-klub bisa mendapatkan pemain asing
terbaik nanti,’’ paparnya.

Sementara itu, Direktur Utama LIB Akhmad Hadian
Lukita mengatakan, pihaknya siap menjalankan amanat dalam rapat exco. ’’Kami
akan siapkan semuanya, termasuk semua kemungkinan. Turnamen pramusim itu salah
satu contohnya,’’ terangnya.

Pihaknya juga tetap berusaha
melobi pemerintah agar peserta Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 mendapatkan jatah
vaksin. Walaupun Kementerian Pemuda dan Olahraga memang sudah menegaskan hanya
memberikan 178 vaksin untuk PSSI. Itu pun ruang lingkupnya hanya untuk timnas
Indonesia di berbagai usia. “Sekarang harus diusahakan sekuat tenaga vaksinasi
ini,” tuturnya.

Drama panjang soal status kompetisi 2020–2021
terjawab sudah. Kemarin (20/1), melalui rapat executive committee (exco) secara
virtual, PSSI memutuskan bahwa kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2020–2021 resmi
dihentikan. Tidak ada juara dan tidak ada tim yang terdegradasi.

Ketua Umum PSSI Moch. Iriawan menyatakan,
keputusan tersebut sudah sangat bulat. Berdasar kesepakatan bersama anggota
exco serta masukan dari klub peserta Liga 1 dan Liga 2.

Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu
menuturkan, tidak ada tim yang layak juara dan terdegradasi karena kompetisi
2020–2021 baru dijalankan tiga pekan. ’’Jadi, Persib Bandung yang memimpin
puncak klasemen saat kompetisi dihentikan tidak bisa dianggap juara,’’ katanya.

Anggota Exco PSSI Hasani Abdulghani
menyebutkan, tidak bisa dijalankannya kompetisi bukan salah PSSI, PT LIB,
maupun klub. Bukan pula salah kepolisian yang tidak mau memberikan izin
keramaian.

’’Tapi, karena situasi pandemi yang ada. Ini
dalam keadaan force majeure. Alam yang menyebabkan ini semua terjadi,’’
jelasnya.

Hasani menuturkan, dalam rapat exco kemarin,
tidak ada jajak pendapat untuk memutuskan menghentikan kompetisi. Tidak seperti
rapat sebelumnya ketika memutuskan kompetisi ditunda sehingga dua kali
melahirkan surat keputusan PSSI. ’’Karena semua anggota sudah sepakat untuk
sama-sama mendengarkan aspirasi dari klub, yang meminta kompetisi dihentikan
saja, lalu fokus ke musim baru,’’ paparnya.

Sejak kompetisi dihentikan pada Maret tahun
lalu akibat pandemi Covid-19, klub-klub sudah tertatih-tatih. Tiga kali mengalami
penundaan karena tidak mendapat izin keramaian dari kepolisian membuat
mayoritas klub berteriak dan meminta PSSI segera memutuskan status kejelasan
kompetisi.

Baca Juga :  UEFA Hukum Manchester City

Hasani menambahkan, kompetisi baru juga dibahas
dalam rapat exco kemarin. Kompetisi baru itu mungkin bisa dimulai pada Mei
mendatang. Beberapa hari setelah Hari Raya Idul Fitri alias Lebaran.

’’Itu juga aspirasi dari klub dan kami
menganggap itu yang paling logis saat ini. Bukan Maret untuk kompetisi baru
karena sangat mepet,’’ ucapnya.

Hasil dari keputusan menghentikan kompetisi
kemarin akan dibahas dalam kongres tahunan PSSI pada 26 Februari mendatang. Di
sana, klub-klub juga kembali diizinkan untuk memberikan masukan soal konsep
kompetisi musim 2021. ’’Termasuk Liga 3. Kalau bicara kompetisi, tentu semua
kasta ya,’’ ungkapnya.

Keputusan memulai kompetisi baru sekitar Mei
selepas Lebaran juga bukan tanpa sebab. Menurut dia, waktu itu juga sangat
tepat melihat program vaksinasi yang dilakukan pemerintah saat ini. ’’Sekarang
kan yang divaksin masih prioritas. Maret baru mulai masyarakat,’’ katanya.

Puncaknya, lanjut Hasani, dilihat nanti saat
Lebaran apakah persebaran Covid-19 naik atau tidak. ’’Dari situ bisa dilihat
apakah bisa digelar sepak bolanya,’’ ungkapnya.

PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator
juga bisa berbenah. Termasuk komunikasi dengan kepolisian tentang masalah
perizinan. Klub-klub tentu tidak mau lagi di-PHP (pemberi harapan palsu) soal
dilanjutkannya kompetisi. ’’Caranya bagaimana? Harus buktikan bahwa kompetisi
musim baru nanti benar-benar bisa menerapkan protokol kesehatan. Yaitu dengan
ada test case,’’ ujarnya.

Baca Juga :  Pensiun dari Bola, Bepe Ingin Bangun Siang

Test case yang dimaksud adalah diadakannya
turnamen pramusim. Waktu yang panjang sangat memungkinkan LIB bisa menyiapkan
hal tersebut. ’’Kan kalau melanjutkan kompetisi tidak mungkin bisa diadakan
test case seperti itu. Kalau nanti turnamen pramusim diizinkan, sudah pasti
kompetisi juga mendapat izin,’’ jelasnya.

Jika ada turnamen pramusim, kompetisi baru
mungkin dimulai pada Juli atau Agustus. Jika itu benar, kompetisi di Indonesia
mulai melangkah berbarengan dengan kompetisi di Eropa.

’’Seperti yang selalu saya bilang, banyak
keuntungan jika kompetisi di Indonsia bareng dengan Eropa. Jadwal FIFA matchday
hingga bursa transfer yang sama membuat klub-klub bisa mendapatkan pemain asing
terbaik nanti,’’ paparnya.

Sementara itu, Direktur Utama LIB Akhmad Hadian
Lukita mengatakan, pihaknya siap menjalankan amanat dalam rapat exco. ’’Kami
akan siapkan semuanya, termasuk semua kemungkinan. Turnamen pramusim itu salah
satu contohnya,’’ terangnya.

Pihaknya juga tetap berusaha
melobi pemerintah agar peserta Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 mendapatkan jatah
vaksin. Walaupun Kementerian Pemuda dan Olahraga memang sudah menegaskan hanya
memberikan 178 vaksin untuk PSSI. Itu pun ruang lingkupnya hanya untuk timnas
Indonesia di berbagai usia. “Sekarang harus diusahakan sekuat tenaga vaksinasi
ini,” tuturnya.

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Terpopuler

Artikel Terbaru