25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Chelsea Bidik Lampard

Chelsea finis di
peringkat tiga klasemen akhir Premier League 2018-2019. Pelatih Maurizio Sarri
pun dianggap gagal pada periode pertama kepemimpinannya ini. Kabarnya pelatih
Derby County Frank Lampard yang juga mantan gelandang The Blues akan ditunjuk
menggantikan Sarri musim 2019-2020 mendatang.

Chelsea dan Sarri musim
ini menghadapi tiga partai perebutan trofi. Dua diantaranya berujung kegagalan.
Pertama pada pembukaan musim yakni di ajang FA Community Shield di Stadion
Wembley 5 Agustus tahun lalu. Kedua pada final Piala Liga 24 Februari lalu.
Yang bikin semakin gondok semua kekalahan The Blues itu terjadi oleh Manchester
City.

Kalau di FA Community
Shield, Cesar Azpilicueta kalah 0-2. Maka di final Piala Liga, kalah adu
penalti 3-4 setelah bermain seri tanpa gol di waktu normal dan tambahan 2×15
menit.

Nah, final ketiga yang
menanti Sarri adalah final Liga Europa pada 30 Mei mendatang di Stadion Olympic
Baku. Asa jadi kampiun terbuka sebab lawan Chelsea bukan lawan yang mengalahkan
mereka dua kali di partai final sebelumnya. Lawannya Arsenal, tim yang finis di
peringkat kelima atau dua setrip di bawah mereka musim ini. Namun adanya
pelatih Unai Emery yang sudah tiga kali mengangkat trofi Liga Europa menjadi
pertimbangan sendiri.

Menurut media Italia
Sport Mediaset ada dua tim yang meminati tenaga pelatih yang punya julukan
Mister 33 itu. Yakni AS Roma serta mantan klub Sarri, Napoli.

“Untuk saat ini tidak
(ada pikiran kembali ke Italia,” kata Sarri seperti dikutip Daily Mail setelah
Chelsea memastikan tiket final Liga Europa Jumat (10/5) lalu. Boleh saja
pelatih 60 tahun itu bersikukuh bertahan di Cobham, markas Chelsea. Tapi kalau
titah pemecatan Sarri datang dari sang bos Roman Abramovich, Sarri bisa apa ?

Baca Juga :  SKY Dinilai Mumpuni dan Berpengalaman

Menurut talkSport ada berbagai alasan untuk memecat Sarri
dari kursi kepelatihannya saat ini. Yakni relasi dingin Sarri-Abramovich. Sarri
mengakui jika asistennya, Gianfranco Zola, orang yang paling sering
bercakap-cakap dengan bos Abramovich. Dan bukan dirinya.

Selain itu, hubungan Sarri dengan suporter juga tak
harmonis. Menurut The Sun, suporter Chelsea bahagia jika Sarri pergi. Bahkan
para suporter bersedia membelikan tiket pesawat Sarri dari London ke Naples
buat kembali melatih disana.

Misalnya saat Napoli kalah 1-2 oleh Atalanta di San Paolo
(23/4), terbantanglah sebuah spanduk ‘Sarri Uno Di Noi’ atau ‘Sarri Salah Satu
Dari Kami’. “Sekalian saja pertukaran pelatih, kami lebih memilih (Carlo)
Ancelotti dibandingkan dia (Sarri, red.),” tulis salah satu warganet yang
dikutip The Sun. Ancelotti pernah melatih Chelsea (2009-2011) dan memberikan
tiga titel disana.

Yang paling parah tentu Sarri sudah kehilangan wibawa dan
kharisma di depan pemain Chelsea. Lihat saja bagaiaman testimoni bek senior
Chelsea Gary Cahill yang hengkang musim ini. “Periode terakhir saya di Chelsea
(208-2019 atau era Sarri, red.) tak ingin saya ingat-ingat,” tutur Cahill.

Selain itu, ‘pemberontakan’ kiper Kepa Arrizabalaga yang
menolak diganti Sarri di final Liga Europa membuktikan Sarri tak punya kekuatan
atas pemainnya. Ketika kalah 0-2 oleh Arsenal di matchweek 23 (20/1), Sarri
berkata timnya tak punya motivasi.

Baca Juga :  Tak Menang, Arsenal Tetal Lolos

Ohya, masih ada lagi daftar ‘dosa’ Sarri. Kekeraskepalaan
Sarri akan taktik yang dipakainya yakni selalu 4-3-3 menjadi sorotan. Bahkan
nama-nama pergantian pemain Sarri bisa ditebak itu-itu saja. Baru di sepertiga
terakhir musim, Sarri mau mengakomodasi masukan. Misalnya memberikan jam lebih
banyak kepada Ruben Loftus-Cheek, Callum Hudson-Odoi, dan Emerson.

Berbalik 180
derajat dari Sarri, maka pelatih Derby County Frank Lampard mendapat respek
yang sangat besar dari pemainnya. Misalnya ketika menang 4-2 atas Leeds United
kemarin (16/5) pada leg kedua babak semifinal play-off di Elland Road.

Di akhir laga para Scott Malone, Fikayo Tomori, Jayden
Bogle, dan Mason Mount membuat gestur teropong ke arah suporter mereka. Gestur
itu dilakukan para pemain mewakili Lampard yang marah kepada pelatih Leeds
Marcelo Bielsa karena mengaku memata-matai persiapan timnya.

Di ruang ganti tim tamu setelah kemenangan historis atas
Leeds kemarin, para pemain bernyanyi dan menggubah khusus lagu untuk Lampard.
Yakni Stop Crying Frank Lampard. Sebuah lagu klasik milik Oasis yang judul
aslinya Stop Crying Your Heart Out.

“Mengalahkan Bielsa yang dalam tiga pertemuan sebelumnya
selalu menang adalah titik pencapaian tertinggi Lampard musim ini. Bielsa
adalah pelatih yang menginspirasi Pep Guardiola dan Mauricio Pochettino,” tulis
Fox Sports.

Bagaimana dengan skema permainan ? Versi The Sun, Lampard
adalah pelatih yang luwes. Skema 4-2-3-1, 4-3-2-1, 4-1-4-1, 4-3-3, dan 3-5-2
pernah dijajal Lampard. Dan yang paling penting : Lampard mendapat respek dari
suporter dan para pemain Chelsea sebagai salah satu legenda mereka. (dra/jpg)

Chelsea finis di
peringkat tiga klasemen akhir Premier League 2018-2019. Pelatih Maurizio Sarri
pun dianggap gagal pada periode pertama kepemimpinannya ini. Kabarnya pelatih
Derby County Frank Lampard yang juga mantan gelandang The Blues akan ditunjuk
menggantikan Sarri musim 2019-2020 mendatang.

Chelsea dan Sarri musim
ini menghadapi tiga partai perebutan trofi. Dua diantaranya berujung kegagalan.
Pertama pada pembukaan musim yakni di ajang FA Community Shield di Stadion
Wembley 5 Agustus tahun lalu. Kedua pada final Piala Liga 24 Februari lalu.
Yang bikin semakin gondok semua kekalahan The Blues itu terjadi oleh Manchester
City.

Kalau di FA Community
Shield, Cesar Azpilicueta kalah 0-2. Maka di final Piala Liga, kalah adu
penalti 3-4 setelah bermain seri tanpa gol di waktu normal dan tambahan 2×15
menit.

Nah, final ketiga yang
menanti Sarri adalah final Liga Europa pada 30 Mei mendatang di Stadion Olympic
Baku. Asa jadi kampiun terbuka sebab lawan Chelsea bukan lawan yang mengalahkan
mereka dua kali di partai final sebelumnya. Lawannya Arsenal, tim yang finis di
peringkat kelima atau dua setrip di bawah mereka musim ini. Namun adanya
pelatih Unai Emery yang sudah tiga kali mengangkat trofi Liga Europa menjadi
pertimbangan sendiri.

Menurut media Italia
Sport Mediaset ada dua tim yang meminati tenaga pelatih yang punya julukan
Mister 33 itu. Yakni AS Roma serta mantan klub Sarri, Napoli.

“Untuk saat ini tidak
(ada pikiran kembali ke Italia,” kata Sarri seperti dikutip Daily Mail setelah
Chelsea memastikan tiket final Liga Europa Jumat (10/5) lalu. Boleh saja
pelatih 60 tahun itu bersikukuh bertahan di Cobham, markas Chelsea. Tapi kalau
titah pemecatan Sarri datang dari sang bos Roman Abramovich, Sarri bisa apa ?

Baca Juga :  SKY Dinilai Mumpuni dan Berpengalaman

Menurut talkSport ada berbagai alasan untuk memecat Sarri
dari kursi kepelatihannya saat ini. Yakni relasi dingin Sarri-Abramovich. Sarri
mengakui jika asistennya, Gianfranco Zola, orang yang paling sering
bercakap-cakap dengan bos Abramovich. Dan bukan dirinya.

Selain itu, hubungan Sarri dengan suporter juga tak
harmonis. Menurut The Sun, suporter Chelsea bahagia jika Sarri pergi. Bahkan
para suporter bersedia membelikan tiket pesawat Sarri dari London ke Naples
buat kembali melatih disana.

Misalnya saat Napoli kalah 1-2 oleh Atalanta di San Paolo
(23/4), terbantanglah sebuah spanduk ‘Sarri Uno Di Noi’ atau ‘Sarri Salah Satu
Dari Kami’. “Sekalian saja pertukaran pelatih, kami lebih memilih (Carlo)
Ancelotti dibandingkan dia (Sarri, red.),” tulis salah satu warganet yang
dikutip The Sun. Ancelotti pernah melatih Chelsea (2009-2011) dan memberikan
tiga titel disana.

Yang paling parah tentu Sarri sudah kehilangan wibawa dan
kharisma di depan pemain Chelsea. Lihat saja bagaiaman testimoni bek senior
Chelsea Gary Cahill yang hengkang musim ini. “Periode terakhir saya di Chelsea
(208-2019 atau era Sarri, red.) tak ingin saya ingat-ingat,” tutur Cahill.

Selain itu, ‘pemberontakan’ kiper Kepa Arrizabalaga yang
menolak diganti Sarri di final Liga Europa membuktikan Sarri tak punya kekuatan
atas pemainnya. Ketika kalah 0-2 oleh Arsenal di matchweek 23 (20/1), Sarri
berkata timnya tak punya motivasi.

Baca Juga :  Tak Menang, Arsenal Tetal Lolos

Ohya, masih ada lagi daftar ‘dosa’ Sarri. Kekeraskepalaan
Sarri akan taktik yang dipakainya yakni selalu 4-3-3 menjadi sorotan. Bahkan
nama-nama pergantian pemain Sarri bisa ditebak itu-itu saja. Baru di sepertiga
terakhir musim, Sarri mau mengakomodasi masukan. Misalnya memberikan jam lebih
banyak kepada Ruben Loftus-Cheek, Callum Hudson-Odoi, dan Emerson.

Berbalik 180
derajat dari Sarri, maka pelatih Derby County Frank Lampard mendapat respek
yang sangat besar dari pemainnya. Misalnya ketika menang 4-2 atas Leeds United
kemarin (16/5) pada leg kedua babak semifinal play-off di Elland Road.

Di akhir laga para Scott Malone, Fikayo Tomori, Jayden
Bogle, dan Mason Mount membuat gestur teropong ke arah suporter mereka. Gestur
itu dilakukan para pemain mewakili Lampard yang marah kepada pelatih Leeds
Marcelo Bielsa karena mengaku memata-matai persiapan timnya.

Di ruang ganti tim tamu setelah kemenangan historis atas
Leeds kemarin, para pemain bernyanyi dan menggubah khusus lagu untuk Lampard.
Yakni Stop Crying Frank Lampard. Sebuah lagu klasik milik Oasis yang judul
aslinya Stop Crying Your Heart Out.

“Mengalahkan Bielsa yang dalam tiga pertemuan sebelumnya
selalu menang adalah titik pencapaian tertinggi Lampard musim ini. Bielsa
adalah pelatih yang menginspirasi Pep Guardiola dan Mauricio Pochettino,” tulis
Fox Sports.

Bagaimana dengan skema permainan ? Versi The Sun, Lampard
adalah pelatih yang luwes. Skema 4-2-3-1, 4-3-2-1, 4-1-4-1, 4-3-3, dan 3-5-2
pernah dijajal Lampard. Dan yang paling penting : Lampard mendapat respek dari
suporter dan para pemain Chelsea sebagai salah satu legenda mereka. (dra/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru