25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Arrivederci, Ferrari!

MARANELLO– Ketika Sebastian Vettel direkrut
Ferrari menggantikan Fernando Alonso pada akhir 2014, dirinya punya mimpi yang
simpel. Mengejar rekor gelar juara dunia idolanya, Michael Schumacher. Itu
tidak sulit. Hanya kurang tiga. Sebelumnya, dia mengantongi empat gelar bersama
Red Bull.

Sayang, waktunya di Maranello, markas Kuda
Jingkrak, banyak dihabiskan untuk frustrasi. Benar, dia mengumpulkan 14
kemenangan seri. Namun, gelar juara tak kunjung didapat. Seiring waktu, Vettel
dan Ferrari sama-sama kehilangan ambisi. Mereka semakin tertinggal dalam dunia
yang dikuasai Mercedes. Hingga akhirnya, keduanya harus mengucap arrivederci.
Selamat tinggal.

’’Kerja samaku dengan Scuderia Ferrari akan
selesai akhir 2020 ini,’’ kata Vettel dalam pernyataan resmi di laman resmi
Formula1. ’’Untuk mendapatkan hasil terbaik dalam olahraga ini, sangat penting
bagi semua pihak untuk bekerja dalam harmoni yang sempurna. Tim dan aku
sama-sama menyadari bahwa kami tidak punya hasrat yang sama lagi,’’ lanjutnya.

Sempat ada kabar, menurunkan nilai kontrak yang
diajukan Ferrari menjadi pemicu perpisahan tersebut. Ferrari dikabarkan
menyodorkan tawaran kontrak baru buat Vettel sebesar USD 12 juta atau sekitar
Rp 177,8 miliar. Nominal tersebut sama dengan yang didapatkan Charles Leclerc,
rekan setim Vettel. Padahal, untuk periode musim 2018–2020, Vettel mendapatkan
kontrak per musim senilai USD 40 juta (Rp 592,9 miliar).

Vettel menepis rumor tersebut. ’’Masalah finansial
tidak ada hubungannya dengan keputusan bersama ini,’’ ucapnya. Itu masuk akal.
Sebab, menurut La Gazzetta dello Sport, Vettel hanya menginginkan dukungan
penuh dari tim untuk musim 2020 dan seterusnya. Itu tidak dia dapatkan. Ferrari
hanya menyiapkan perpanjangan kontrak selama semusim. Sementara itu, Leclerc
dikunci hingga 2024.

Baca Juga :  Minions Pertahankan Gelar

Team principal Mattia Binotto membanjiri Vettel
dengan pujian. ’’Ini bukan keputusan mudah. Tapi, memang tidak ada alasan
spesifik. Kami sepakat bahwa ini waktunya berpisah untuk mencapai tujuan
masing-masing,’’ papar Binotto. ’’Sebastian sudah menjadi bagian dari sejarah
kami, dengan 14 kemenangan dan menembus tiga besar klasemen pembalap,’’
imbuhnya.

Bulan madu Ferrari dengan Vettel memang sudah
berakhir jauh sebelum Leclerc datang dan mengangkangi dirinya di segala sisi.
Sejak 2015, Ferrari kesulitan mengembangkan mobil. Itu semakin parah pada 2016.
Mobil SF 16-H milik pabrikan Italia itu sangat tidak kompetitif. Vettel
frustrasi dan cara membalapnya makin ngawur.

Pada paro musim kedua, dia mulai membuat banyak
kesalahan. Memacu mobil tanpa memperhatikan karakteristik yang dibutuhkan.
Pembalap kelahiran Heppenheim, Jerman, itu juga mulai kehilangan kesabaran di
trek. Paling terlihat di GP Meksiko, waktu dia menyumpahi race director Charlie
Whiting di radio.

 

Pada 2017, Ferrari cukup bisa beradaptasi
dengan regulasi. Mobil mereka cepat. Vettel memimpin klasemen hampir sepanjang
tahun. Hingga akhirnya, Vettel membuat dua kesalahan fatal. Pertama, menabrak
Lewis Hamilton di GP Azerbaijan. Kedua, bertabrakan dengan Max Verstappen di
Singapura. Kasus terakhir itu bikin Ferrari mengalami problem teknis parah di
dua lomba berikutnya, Malaysia dan Jepang. Hamilton pun tak menyia-nyiakan
kesempatan…

Puncaknya, tahun lalu. Ferrari secara terbuka
menyebut Vettel sebagai pembalap utama mereka. Leclerc berstatus debutan di
Maranello. Faktanya, justru cowok 22 tahun itulah yang berkali-kali mengalahkan
Vettel. Baik dari hasil (2 kali juara dan 10 kali podium, Vettel hanya sekali
juara), poin (264 berbanding 240), hingga pole position. Keduanya sempat
terlibat perselisihan (termasuk tabrakan di Brazil).

Baca Juga :  Kali Ini Messi Sendirian

Leclerc menanggapi kepergian Vettel dengan
sangat dewasa. ’’Sungguh kehormatan besar pernah menjadi rekan setimmu,’’ tulisnya
di Twitter. ’’Memang benar, kita sempat panas di lintasan. Beberapa di
antaranya keren, dan beberapa lagi berakhir bukan seperti yang kita inginkan.
Tapi, selalu ada respek bagimu,’’ papar pembalap asal Monako itu. 

 

 

 

Empat Musim Penuh Perjuangan

 

2015

Vettel bergabung dengan Ferrari setelah
melewati musim buruk selama 2014 bersama Red Bull.

 

29 Maret 2015

Pada race kedua musim 2015, Vettel memberikan
kemenangan pertama buat Ferrari. Tepatnya di GP Malaysia.

 

 2016

Sepanjang musim tersebut, Vettel gagal
mendulang satu pun kemenangan. Capaian terbaiknya adalah tiga kali runner-up
dan empat kali podium ketiga.

 

2017–2018

Vettel menjadi runner-up secara back-to-back di
klasemen akhir. Banyak kesalahan fatal. Paling menyakitkan adalah musim 2017,
saat dia memimpin klasemen hampir sepanjang tahun, tapi ditikung di saat-saat
akhir oleh Lewis Hamilton.

 

2019

Vettel harus mengakui keunggulan rekan barunya,
Charles Leclerc. Di akhir musim, Vettel finis di posisi kelima dengan satu
kemenangan. Sedangkan Leclerc satu setrip di atasnya dengan dua kemenangan plus
tujuh kali pole position.

 

 2020

 

Negosiasi perpanjangan
kontrak Vettel dengan Ferrari mentok. Vettel bakal out akhir musim ini.

MARANELLO– Ketika Sebastian Vettel direkrut
Ferrari menggantikan Fernando Alonso pada akhir 2014, dirinya punya mimpi yang
simpel. Mengejar rekor gelar juara dunia idolanya, Michael Schumacher. Itu
tidak sulit. Hanya kurang tiga. Sebelumnya, dia mengantongi empat gelar bersama
Red Bull.

Sayang, waktunya di Maranello, markas Kuda
Jingkrak, banyak dihabiskan untuk frustrasi. Benar, dia mengumpulkan 14
kemenangan seri. Namun, gelar juara tak kunjung didapat. Seiring waktu, Vettel
dan Ferrari sama-sama kehilangan ambisi. Mereka semakin tertinggal dalam dunia
yang dikuasai Mercedes. Hingga akhirnya, keduanya harus mengucap arrivederci.
Selamat tinggal.

’’Kerja samaku dengan Scuderia Ferrari akan
selesai akhir 2020 ini,’’ kata Vettel dalam pernyataan resmi di laman resmi
Formula1. ’’Untuk mendapatkan hasil terbaik dalam olahraga ini, sangat penting
bagi semua pihak untuk bekerja dalam harmoni yang sempurna. Tim dan aku
sama-sama menyadari bahwa kami tidak punya hasrat yang sama lagi,’’ lanjutnya.

Sempat ada kabar, menurunkan nilai kontrak yang
diajukan Ferrari menjadi pemicu perpisahan tersebut. Ferrari dikabarkan
menyodorkan tawaran kontrak baru buat Vettel sebesar USD 12 juta atau sekitar
Rp 177,8 miliar. Nominal tersebut sama dengan yang didapatkan Charles Leclerc,
rekan setim Vettel. Padahal, untuk periode musim 2018–2020, Vettel mendapatkan
kontrak per musim senilai USD 40 juta (Rp 592,9 miliar).

Vettel menepis rumor tersebut. ’’Masalah finansial
tidak ada hubungannya dengan keputusan bersama ini,’’ ucapnya. Itu masuk akal.
Sebab, menurut La Gazzetta dello Sport, Vettel hanya menginginkan dukungan
penuh dari tim untuk musim 2020 dan seterusnya. Itu tidak dia dapatkan. Ferrari
hanya menyiapkan perpanjangan kontrak selama semusim. Sementara itu, Leclerc
dikunci hingga 2024.

Baca Juga :  Minions Pertahankan Gelar

Team principal Mattia Binotto membanjiri Vettel
dengan pujian. ’’Ini bukan keputusan mudah. Tapi, memang tidak ada alasan
spesifik. Kami sepakat bahwa ini waktunya berpisah untuk mencapai tujuan
masing-masing,’’ papar Binotto. ’’Sebastian sudah menjadi bagian dari sejarah
kami, dengan 14 kemenangan dan menembus tiga besar klasemen pembalap,’’
imbuhnya.

Bulan madu Ferrari dengan Vettel memang sudah
berakhir jauh sebelum Leclerc datang dan mengangkangi dirinya di segala sisi.
Sejak 2015, Ferrari kesulitan mengembangkan mobil. Itu semakin parah pada 2016.
Mobil SF 16-H milik pabrikan Italia itu sangat tidak kompetitif. Vettel
frustrasi dan cara membalapnya makin ngawur.

Pada paro musim kedua, dia mulai membuat banyak
kesalahan. Memacu mobil tanpa memperhatikan karakteristik yang dibutuhkan.
Pembalap kelahiran Heppenheim, Jerman, itu juga mulai kehilangan kesabaran di
trek. Paling terlihat di GP Meksiko, waktu dia menyumpahi race director Charlie
Whiting di radio.

 

Pada 2017, Ferrari cukup bisa beradaptasi
dengan regulasi. Mobil mereka cepat. Vettel memimpin klasemen hampir sepanjang
tahun. Hingga akhirnya, Vettel membuat dua kesalahan fatal. Pertama, menabrak
Lewis Hamilton di GP Azerbaijan. Kedua, bertabrakan dengan Max Verstappen di
Singapura. Kasus terakhir itu bikin Ferrari mengalami problem teknis parah di
dua lomba berikutnya, Malaysia dan Jepang. Hamilton pun tak menyia-nyiakan
kesempatan…

Puncaknya, tahun lalu. Ferrari secara terbuka
menyebut Vettel sebagai pembalap utama mereka. Leclerc berstatus debutan di
Maranello. Faktanya, justru cowok 22 tahun itulah yang berkali-kali mengalahkan
Vettel. Baik dari hasil (2 kali juara dan 10 kali podium, Vettel hanya sekali
juara), poin (264 berbanding 240), hingga pole position. Keduanya sempat
terlibat perselisihan (termasuk tabrakan di Brazil).

Baca Juga :  Kali Ini Messi Sendirian

Leclerc menanggapi kepergian Vettel dengan
sangat dewasa. ’’Sungguh kehormatan besar pernah menjadi rekan setimmu,’’ tulisnya
di Twitter. ’’Memang benar, kita sempat panas di lintasan. Beberapa di
antaranya keren, dan beberapa lagi berakhir bukan seperti yang kita inginkan.
Tapi, selalu ada respek bagimu,’’ papar pembalap asal Monako itu. 

 

 

 

Empat Musim Penuh Perjuangan

 

2015

Vettel bergabung dengan Ferrari setelah
melewati musim buruk selama 2014 bersama Red Bull.

 

29 Maret 2015

Pada race kedua musim 2015, Vettel memberikan
kemenangan pertama buat Ferrari. Tepatnya di GP Malaysia.

 

 2016

Sepanjang musim tersebut, Vettel gagal
mendulang satu pun kemenangan. Capaian terbaiknya adalah tiga kali runner-up
dan empat kali podium ketiga.

 

2017–2018

Vettel menjadi runner-up secara back-to-back di
klasemen akhir. Banyak kesalahan fatal. Paling menyakitkan adalah musim 2017,
saat dia memimpin klasemen hampir sepanjang tahun, tapi ditikung di saat-saat
akhir oleh Lewis Hamilton.

 

2019

Vettel harus mengakui keunggulan rekan barunya,
Charles Leclerc. Di akhir musim, Vettel finis di posisi kelima dengan satu
kemenangan. Sedangkan Leclerc satu setrip di atasnya dengan dua kemenangan plus
tujuh kali pole position.

 

 2020

 

Negosiasi perpanjangan
kontrak Vettel dengan Ferrari mentok. Vettel bakal out akhir musim ini.

Terpopuler

Artikel Terbaru