Site icon Prokalteng

Ini Daftar 177 Kepala Daerah dari PDIP Tak Ikut Retret di Akmil Magelang

Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri foto bersama jajaran pengurus DPP dan 177 kadernya yang terpilih sebagai kepala daerah di Sekolah Partai, Jakarta Selatan, Rabu (19/2/2025). (ISTIMEWA)

PROKALTENG.CO-Ketua umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mengeluarkan surat yang bernomor 7295/IN/DPP/II/2025. Surat itu diterbitkan pada Kamis (20/2/2025) malam.

Dalam isi surat tersebut menginstruksikan kepada seluruh kepala daerah dan wakil kepala daerah PDI Perjuangan untuk menunda perjalanan mengikuti retret di Magelang pada 21 – 28 Februari 2025.

Surat tersebut dikeluarkan setelah Hasto Kristiyanto yang merupakan Sekretaris Jenderal PDIP ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Tak berhenti disitu saja, Megawati pun menginstruksikan kepada kepala daerah yang berasal dari PDI-P yang sudah berangkat menuju ke Akmil Magelang untuk menghentikan perjalanan dan menunggu arahan lebih lanjut.

Megawati pun juga menegaskan bahwa seluruh kendali partai kini berada dalam komandonya.

Padahal saat ini sebanyak 177 kader PDIP saat ini menjabat sebagai kepala daerah.

Dari total 961 kepala daerah yang dilantik Presiden Prabowo Subianto pada Kamis (20/2/2025) di Istana Kepresidenan, 481 di antaranya dijadwalkan mengikuti retret di Magelang.

Berikut adalah beberapa kepala daerah dari PDIP yang menunda keikutsertaan dalam retret:

Dikutip dari menpan.go.id. kegiatan retreat di Akmil Magelang bertujuan untuk menanamkan nilao kepemimpinan dan kedisiplinan.

Filosofi perjuangan, asas kepemimpinan, dan nilai karakter taruna Akmil menjadi contoh teladan yang diharapkan dapat diresapi seluruh jajaran kabinet, sesuai dengan pesan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka

Tak hanya itu saja, terdaptpat makna mendalam ketika mengikuti retreat yakni Takwa berarti beriman dan taat kepada Tuhan Yang Maha Esa

Ing Ngarsa Sung Tulada berarti memberi contoh di depan

Ing Madya Mangun Karsa menggerakkan semangat di tengah-tengah

Tut Wuri Handayani memberi dorongan dari belakang dan Waspada Purba Wisesa berarti senantiasa waspada mengawasi dan mengoreksi bawahan.

Asas berikutnya, Ambeg Parama Arta, menuntut pemimpin untuk memilih prioritas dengan bijak; Prasaja mengajarkan kesederhanaan; Satya menekankan loyalitas timbal balik; Gemi Nastiti adalah kesadaran untuk membatasi pengeluaran; Belaka mengharuskan keberanian mempertanggungjawabkan tindakan; dan Legawa adalah kerelaan untuk menyerahkan tanggung jawab pada generasi berikutnya.(dka/jpg)

Exit mobile version