28.1 C
Jakarta
Tuesday, September 17, 2024

Pengamat Sebut SHD Punya Basis Massa

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Pesta demokrasi pemilihan gubernur dan wakil gubernur semakin dekat, puluhan figur yang memastikan maju bertarung menuju KH 1 memiliki keunggulan masing-masing.

Supian Hadi salah satunya, Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) dua periode yang akrab disapa SHD ini memiliki basis massa yang mengakar kuat, sehingga berpeluang diusung dan menang pada kontestasi politik lima tahunan pada 27 November mendatang.

SHD telah mengawali langkah politinya bertarung di Pilgub Kalteng melalui penjaringan partai politik (Parpol). Ia sudah menyerahkan berkas di PDIP, PKB, PAN, Partai NasDem, dan beberapa parpol. Bahkan ia mengaku tindakan yang ia ambil merupakan dorongan dari masyarakat dan beberapa kalangan.

“Saya maju sebagai sebagai Calon Gubernur Kalimantan Tengah disebabkan dorongan masyarakat dan ingin mempercepat pembangunan di Kalteng,” tegas SHD pada saat mendaftarkan dipenjaringan partai politik, beberapa hari yang lalu.

Dirinya menyebut pencalonannya sebagai gubernur Kalteng tidak lagi 100 persen melainkan 1000 persen.

“Pencalonan saya sudah matang tidak lagi 100 persen melainkan 1000 persen, banyak visi misi yang saya lakukan, salah satunya di sektor pertanian dan peternakan,” imbuhnya.

SHD menyampaikan mottonya dalam maju pilkada 2024, yakni ‘Bergerak Cepat Membangun Kalteng’. Motto tersebut sama dengan pada saat dirinya menjadi Bupati Kotim selama dua periode, yakni pada 2010-2015 dan 2016-2021.

Baca Juga :  Jelang Pemilu 2024, Teras Narang Dorong Politik Berintegritas

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) Farid Zaki menyebutkan bahwa langkah Supian Hadi saat ini seperti keluar dari hibernasi. Setelah mengakhiri jabatannya dulu.

Sosok SHD di mata Farid Zaki memiliki basis masa yang mengakar kuat. Hal ini sebab sosoknya friendly dan tidak ada skat untuk bergaul. Hal ini dikarenakan latar belakangnya memang dari masyarakat bawah.

Berikutnya, ia melihat SHD saat ini sedang berusaha mengembalikan elektabilitas dan popularitas. Hal ini sering terlihat pada saat ia sering memperkenalkan kembali adiknya yang juga merupakan wakil bupati Kotim saat ini Irawati.

“Hal itukan secara politis bisa dimaknai sebagai bahwa ia juga ikut nebeng atau cawe-cawe. Bisa dikatakan itu sebagai kode yang bisa disebut mengadu nasib,’’ tegasnya.

Selain itu ia melihat, mitos saat ini adalah susahnya tokoh dari Kotim untuk bertarung di perebutan gubernur. Hal ini bisa dilihat jarangnya nama-nama yang bertarung pada pemilihan tersebut. Dan ini akan menjadi tantang bagi SHD.

Selain itu Dosen UMPR ini menyebutkan bahwa SHD saat ini perlu mental yang kuat. Karena akan ada goncangan yang hebat terkait kasus yang terlampau viral yang saat ini mudah diakses masyarakat.

Baca Juga :  PDIP Sebut Pernyataan Hugua Soal Melegalkan Politik Uang Sarkasme

“Beban kasus ini memang menjadi beban karena belum adanya ketetapan hukum sehingga suatu saat bisa saja menjadi bahan bakar buat lawan politik. Sehingga perlu kerja politik yang cerdas,’’ tegasnya.

Sehingga ia mengaku kondisi ini akan riskan jika target utamanya adalah orang nomor satu di Kalteng. Nah beda hal ia melihat jika SHD akan mengambil posisi di orang nomor dua, menurut Farid itu akan berpeluang besar.

“Kalau bisa rasional dikit mungkin posisi KH dua masih berpeluang besar. Siapa tau ia menjalin komunikasi dengan Nadalsyah atau tokoh lainnya. Karena modal basis masanya masih kuat,’’ tegasnya.

Sehingga apabila ia berpasangan dengan calon gubernur lainnya, maka akan memberikan sumbangsih suara besar. Hal ini dikarenakan Kotim memiliki jumlah pemilih terbanyak di Kalteng yang bisa dijadikan lumbung suara. Dan itu akan memberikan suport yang luar biasa.

“Kalau berpasangan dengan Nadalsyah saya kira itu bisa berpeluang besar dengan kalkulasi yang luar biasa. Tinggal bagaimana pasangan itu menggarap di wilayah barat saja nantinya,’’ tegasnya. (irj/ala/kpg)

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Pesta demokrasi pemilihan gubernur dan wakil gubernur semakin dekat, puluhan figur yang memastikan maju bertarung menuju KH 1 memiliki keunggulan masing-masing.

Supian Hadi salah satunya, Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) dua periode yang akrab disapa SHD ini memiliki basis massa yang mengakar kuat, sehingga berpeluang diusung dan menang pada kontestasi politik lima tahunan pada 27 November mendatang.

SHD telah mengawali langkah politinya bertarung di Pilgub Kalteng melalui penjaringan partai politik (Parpol). Ia sudah menyerahkan berkas di PDIP, PKB, PAN, Partai NasDem, dan beberapa parpol. Bahkan ia mengaku tindakan yang ia ambil merupakan dorongan dari masyarakat dan beberapa kalangan.

“Saya maju sebagai sebagai Calon Gubernur Kalimantan Tengah disebabkan dorongan masyarakat dan ingin mempercepat pembangunan di Kalteng,” tegas SHD pada saat mendaftarkan dipenjaringan partai politik, beberapa hari yang lalu.

Dirinya menyebut pencalonannya sebagai gubernur Kalteng tidak lagi 100 persen melainkan 1000 persen.

“Pencalonan saya sudah matang tidak lagi 100 persen melainkan 1000 persen, banyak visi misi yang saya lakukan, salah satunya di sektor pertanian dan peternakan,” imbuhnya.

SHD menyampaikan mottonya dalam maju pilkada 2024, yakni ‘Bergerak Cepat Membangun Kalteng’. Motto tersebut sama dengan pada saat dirinya menjadi Bupati Kotim selama dua periode, yakni pada 2010-2015 dan 2016-2021.

Baca Juga :  Jelang Pemilu 2024, Teras Narang Dorong Politik Berintegritas

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) Farid Zaki menyebutkan bahwa langkah Supian Hadi saat ini seperti keluar dari hibernasi. Setelah mengakhiri jabatannya dulu.

Sosok SHD di mata Farid Zaki memiliki basis masa yang mengakar kuat. Hal ini sebab sosoknya friendly dan tidak ada skat untuk bergaul. Hal ini dikarenakan latar belakangnya memang dari masyarakat bawah.

Berikutnya, ia melihat SHD saat ini sedang berusaha mengembalikan elektabilitas dan popularitas. Hal ini sering terlihat pada saat ia sering memperkenalkan kembali adiknya yang juga merupakan wakil bupati Kotim saat ini Irawati.

“Hal itukan secara politis bisa dimaknai sebagai bahwa ia juga ikut nebeng atau cawe-cawe. Bisa dikatakan itu sebagai kode yang bisa disebut mengadu nasib,’’ tegasnya.

Selain itu ia melihat, mitos saat ini adalah susahnya tokoh dari Kotim untuk bertarung di perebutan gubernur. Hal ini bisa dilihat jarangnya nama-nama yang bertarung pada pemilihan tersebut. Dan ini akan menjadi tantang bagi SHD.

Selain itu Dosen UMPR ini menyebutkan bahwa SHD saat ini perlu mental yang kuat. Karena akan ada goncangan yang hebat terkait kasus yang terlampau viral yang saat ini mudah diakses masyarakat.

Baca Juga :  PDIP Sebut Pernyataan Hugua Soal Melegalkan Politik Uang Sarkasme

“Beban kasus ini memang menjadi beban karena belum adanya ketetapan hukum sehingga suatu saat bisa saja menjadi bahan bakar buat lawan politik. Sehingga perlu kerja politik yang cerdas,’’ tegasnya.

Sehingga ia mengaku kondisi ini akan riskan jika target utamanya adalah orang nomor satu di Kalteng. Nah beda hal ia melihat jika SHD akan mengambil posisi di orang nomor dua, menurut Farid itu akan berpeluang besar.

“Kalau bisa rasional dikit mungkin posisi KH dua masih berpeluang besar. Siapa tau ia menjalin komunikasi dengan Nadalsyah atau tokoh lainnya. Karena modal basis masanya masih kuat,’’ tegasnya.

Sehingga apabila ia berpasangan dengan calon gubernur lainnya, maka akan memberikan sumbangsih suara besar. Hal ini dikarenakan Kotim memiliki jumlah pemilih terbanyak di Kalteng yang bisa dijadikan lumbung suara. Dan itu akan memberikan suport yang luar biasa.

“Kalau berpasangan dengan Nadalsyah saya kira itu bisa berpeluang besar dengan kalkulasi yang luar biasa. Tinggal bagaimana pasangan itu menggarap di wilayah barat saja nantinya,’’ tegasnya. (irj/ala/kpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru