27.3 C
Jakarta
Thursday, April 10, 2025

Internal Hanura Kembali Memanas

SURAT permintaan Dewan Pembina Hanura yang
meminta Ketum Hanura Oesman Sapta Oedang (OSO) mundur dari jabatannya sebagai
Ketum direspons keras pengurus teras Hanura. Perseteruan OSO versus gerbong
Wiranto pun kembali memanas.

Merespons panasnya konflik tersebut, Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah
Zubir mengatakan, bibit perpecahan yang melanda partainya itu terjadi sejak
Desember 2018 lalu. Dia menduga, Wiranto dan Subagyo HS yang saat ini duduk di
Dewan Pertimbangan Partai menjadi dalang kerusakan partai selama ini.

“Justru dengan adanya surat dari Wiranto dan Subagyo HS yang meminta agar
OSO mengundurkan diri tersebut menimbulkan dugaan, apakah makar yang terjadi
pada bulan Desember 2018 yang lalu merupakan agenda mereka dengan tujuan untuk
mengambil alih Hanura secara inkonstitusional,” ujar Inas, Sabtu, (14/12).

Baca Juga :  Golkar Nonaktifkan Azis Syamsuddin Sebagai Waketum

Dia mengatakan, kini kader Hanura paham bahwa upaya penggembosan partai
secara terus menerus bertujuan negatif. Celakanya, hal itu justru diduga
dilakukan oleh Wiranto dan Subagyo Hadi Siswoyo. Manuver dua mantan jenderal
itu dianggap bermotif politik pragmatis.

“Akhirnya para kader Hanura menjadi paham bahwa ternyata ada konspirasi
yang sengaja membuat Hanura terpecah belah agar gagal lolos parliamentary
threshold dengan tujuan mengambil alih Hanura dengan cara-cara yang tidak
jantan,” terangnya.

Dia bahkan menduga, Subagyo yang getol meminta OSO mundur lantaran kecewa
tak lagi menjabat sebagai anggota Wantimpres periode ini. Jabatan itu justru
diambil Wiranto yang sudah didaulat menjadi Ketua Wantimpres.

“Subagyo ini kami duga kecewa tidak dipilih kembali oleh pak Jokowi menjadi
anggota Wantimpres di periode ini, tapi malahan diserobot oleh Wiranto yang
justru dilantik oleh Jokowi,” ungkapnya.(jpg/kpc)

Baca Juga :  Ini Langkah Hendra Lesmana, Menangkan Golkar Lamandau di Pemilu 2024

SURAT permintaan Dewan Pembina Hanura yang
meminta Ketum Hanura Oesman Sapta Oedang (OSO) mundur dari jabatannya sebagai
Ketum direspons keras pengurus teras Hanura. Perseteruan OSO versus gerbong
Wiranto pun kembali memanas.

Merespons panasnya konflik tersebut, Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah
Zubir mengatakan, bibit perpecahan yang melanda partainya itu terjadi sejak
Desember 2018 lalu. Dia menduga, Wiranto dan Subagyo HS yang saat ini duduk di
Dewan Pertimbangan Partai menjadi dalang kerusakan partai selama ini.

“Justru dengan adanya surat dari Wiranto dan Subagyo HS yang meminta agar
OSO mengundurkan diri tersebut menimbulkan dugaan, apakah makar yang terjadi
pada bulan Desember 2018 yang lalu merupakan agenda mereka dengan tujuan untuk
mengambil alih Hanura secara inkonstitusional,” ujar Inas, Sabtu, (14/12).

Baca Juga :  Golkar Nonaktifkan Azis Syamsuddin Sebagai Waketum

Dia mengatakan, kini kader Hanura paham bahwa upaya penggembosan partai
secara terus menerus bertujuan negatif. Celakanya, hal itu justru diduga
dilakukan oleh Wiranto dan Subagyo Hadi Siswoyo. Manuver dua mantan jenderal
itu dianggap bermotif politik pragmatis.

“Akhirnya para kader Hanura menjadi paham bahwa ternyata ada konspirasi
yang sengaja membuat Hanura terpecah belah agar gagal lolos parliamentary
threshold dengan tujuan mengambil alih Hanura dengan cara-cara yang tidak
jantan,” terangnya.

Dia bahkan menduga, Subagyo yang getol meminta OSO mundur lantaran kecewa
tak lagi menjabat sebagai anggota Wantimpres periode ini. Jabatan itu justru
diambil Wiranto yang sudah didaulat menjadi Ketua Wantimpres.

“Subagyo ini kami duga kecewa tidak dipilih kembali oleh pak Jokowi menjadi
anggota Wantimpres di periode ini, tapi malahan diserobot oleh Wiranto yang
justru dilantik oleh Jokowi,” ungkapnya.(jpg/kpc)

Baca Juga :  Ini Langkah Hendra Lesmana, Menangkan Golkar Lamandau di Pemilu 2024

Terpopuler

Artikel Terbaru