31.4 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Waspadai Siklus Tahunan 5 Komoditas Pangan Ini

PROKALTENG.CO – Pemerintah dan masyarakat perlu mewaspadai adanya
kenaikan harga pangan selama bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri. Siklus
tahunan ini kembali berulang di 2021 dan terdapat lima komoditas pangan yang
harganya konsisten tinggi sejak akhir 2020.

Kenaikan harga pangan tentu akan
memberatkan masyarakat, terutama mereka yang mata pencahariannya terdampak
pandemi, karena harus membayar lebih mahal untuk pemenuhan kebutuhan pangannya.

Berdasarkan data dan pantauan
Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), lima komoditas yang harganya
tinggi secara terus menerus sejak bulan November 2020 adalah cabe rawit, cabai
merah, bawang putih, bawang merah dan daging sapi. Walaupun terdapat sedikit
penurunan antara periode November 2020 hingga bulan ini, harga lima komoditas
ini terpantau tetap tinggi.

“Pergerakan harga bisa menjadi
parameter dalam melihat ketersediaan komoditas pangan. Pemerintah tentu perlu
mengambil langkah strategis untuk menstabilkan harga komoditas pangan yang
harganya fluktuatif. Tidak perlu menunggu harga tinggi,” jelas Peneliti CIPS
Indra Setiawan, Rabu (14/4/2021).

Ia menambahkan, harga cabe rawit
terus menerus mengalami kenaikan. Kenaikan tertinggi terlihat terjadi di
pertengahan hingga akhir bulan Maret 2021. Akibatnya, harga cabai rawit
menjelang Ramadan cenderung lebih tinggi dari bulan-bulan sebelumnya.

Selain karena curah hujan yang
tinggi, kenaikan harga ini disinyalir terjadi akibat hasil panen yang terserang
virus. Saat ini harga cabai rawit adalah Rp 70.400 per kilogram.

Baca Juga :  TMS Daihatsu Palangkaraya Berikan Cash Back Besar-besaran

Sementara itu, harga cabe merah
terlihat fluktuatif dari waktu ke waktu. Titik tertinggi harga cabai merah
terjadi di bulan Desember yang menyentuh angka Rp 59.500,00. Setelah itu ada
penurunan dan harga kembali naik menjelang Ramadan.

Tingginya harga dibanding bulan
November ini masih akibat curah hujan yang tinggi di awal tahun yang mengganggu
panen cabai merah di Indonesia. Saat ini harga cabai merah adalah Rp 52.350.

Sebagaimana yang terjadi di awal
pandemi tahun lalu, harga bawang putih naik cukup signifikan menjelang Ramadan.
Harga bawang putih saat ini telah berada pada kisaran Rp 30 ribu setelah
sebelumnya berada di level Rp 27.000-29.000.

Bawang putih merupakan komoditas
yang sebagian besar didapatkan dari impor. Meskipun belum jelas alasan kenaikan
harga bawang putih, kompleksnya proses impor bawang putih dapat menjadi salah
satu penyebab kenaikan harga tersebut.

”Proses importasi membutuhkan SPI
dan juga RIPH yang pengurusannya membutuhkan waktu yang tidak singkat.
Sementara kenaikan harga perlu segera direspon supaya tidak terjadi
kelangkaan,” tambahnya.

Harga daging sapi terlihat
mengalami kenaikan yang signifikan di hari-hari menjelang Ramadhan. Kenaikan
ini merupakan yang tertinggi semenjak bulan November 2020. Harga daging sapi
yang sebelumnya berada di kisaran Rp118 ribu hingga Rp119 ribu kini naik tajam
ke Rp122 ribu.

Baca Juga :  3.458 Unit Daihatsu Rocky Terjual sejak Diluncurkan Mei

Kenaikan terjadi, salah satunya,
akibat permintaan terhadap daging sapi yang naik menjelang Ramadan. Hal yang
tidak berbeda jauh terjadi pada protein hewani lainnya. Komoditas daging ayam
terlihat mengalami fluktuasi harga dari bulan November 2020. Namun demikian,
menjelang Ramadan harga daging ayam naik drastis dan menuju level tertinggi di
lima bulan terakhir.

”Salah satu penyebab kenaikan
harga ini adalah naiknya harga pakan, seperti halnya yang terjadi pada telur
ayam. Kenaikan harga pakan ini menyebabkan naiknya biaya produksi. CIPS
menyebutkan bahwa pakan menyumbang hampir 57 persen total biaya produksi ayam
broiler dan 72 persen pada produksi ayam petelur,” jelas Indra.

Penelitian CIPS merekomendasikan,
pemerintah perlu mempertimbangkan untuk mengimplementasikan sistem perizinan
impor otomatis atau automatic import
licensing import
untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

Selama ini keputusan-keputusan
strategis dalam kebijakan perdagangan pangan selalu diputuskan lewat rapat
koordinasi terbatas antar kementerian dan juga berbagai persyaratan yang
menghabiskan waktu. Sistem perizinan impor otomatis dapat mempersingkat proses
tadi menciptakan ekosistem perdagangan yang lebih sehat dan kompetitif.

PROKALTENG.CO – Pemerintah dan masyarakat perlu mewaspadai adanya
kenaikan harga pangan selama bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri. Siklus
tahunan ini kembali berulang di 2021 dan terdapat lima komoditas pangan yang
harganya konsisten tinggi sejak akhir 2020.

Kenaikan harga pangan tentu akan
memberatkan masyarakat, terutama mereka yang mata pencahariannya terdampak
pandemi, karena harus membayar lebih mahal untuk pemenuhan kebutuhan pangannya.

Berdasarkan data dan pantauan
Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), lima komoditas yang harganya
tinggi secara terus menerus sejak bulan November 2020 adalah cabe rawit, cabai
merah, bawang putih, bawang merah dan daging sapi. Walaupun terdapat sedikit
penurunan antara periode November 2020 hingga bulan ini, harga lima komoditas
ini terpantau tetap tinggi.

“Pergerakan harga bisa menjadi
parameter dalam melihat ketersediaan komoditas pangan. Pemerintah tentu perlu
mengambil langkah strategis untuk menstabilkan harga komoditas pangan yang
harganya fluktuatif. Tidak perlu menunggu harga tinggi,” jelas Peneliti CIPS
Indra Setiawan, Rabu (14/4/2021).

Ia menambahkan, harga cabe rawit
terus menerus mengalami kenaikan. Kenaikan tertinggi terlihat terjadi di
pertengahan hingga akhir bulan Maret 2021. Akibatnya, harga cabai rawit
menjelang Ramadan cenderung lebih tinggi dari bulan-bulan sebelumnya.

Selain karena curah hujan yang
tinggi, kenaikan harga ini disinyalir terjadi akibat hasil panen yang terserang
virus. Saat ini harga cabai rawit adalah Rp 70.400 per kilogram.

Baca Juga :  TMS Daihatsu Palangkaraya Berikan Cash Back Besar-besaran

Sementara itu, harga cabe merah
terlihat fluktuatif dari waktu ke waktu. Titik tertinggi harga cabai merah
terjadi di bulan Desember yang menyentuh angka Rp 59.500,00. Setelah itu ada
penurunan dan harga kembali naik menjelang Ramadan.

Tingginya harga dibanding bulan
November ini masih akibat curah hujan yang tinggi di awal tahun yang mengganggu
panen cabai merah di Indonesia. Saat ini harga cabai merah adalah Rp 52.350.

Sebagaimana yang terjadi di awal
pandemi tahun lalu, harga bawang putih naik cukup signifikan menjelang Ramadan.
Harga bawang putih saat ini telah berada pada kisaran Rp 30 ribu setelah
sebelumnya berada di level Rp 27.000-29.000.

Bawang putih merupakan komoditas
yang sebagian besar didapatkan dari impor. Meskipun belum jelas alasan kenaikan
harga bawang putih, kompleksnya proses impor bawang putih dapat menjadi salah
satu penyebab kenaikan harga tersebut.

”Proses importasi membutuhkan SPI
dan juga RIPH yang pengurusannya membutuhkan waktu yang tidak singkat.
Sementara kenaikan harga perlu segera direspon supaya tidak terjadi
kelangkaan,” tambahnya.

Harga daging sapi terlihat
mengalami kenaikan yang signifikan di hari-hari menjelang Ramadhan. Kenaikan
ini merupakan yang tertinggi semenjak bulan November 2020. Harga daging sapi
yang sebelumnya berada di kisaran Rp118 ribu hingga Rp119 ribu kini naik tajam
ke Rp122 ribu.

Baca Juga :  3.458 Unit Daihatsu Rocky Terjual sejak Diluncurkan Mei

Kenaikan terjadi, salah satunya,
akibat permintaan terhadap daging sapi yang naik menjelang Ramadan. Hal yang
tidak berbeda jauh terjadi pada protein hewani lainnya. Komoditas daging ayam
terlihat mengalami fluktuasi harga dari bulan November 2020. Namun demikian,
menjelang Ramadan harga daging ayam naik drastis dan menuju level tertinggi di
lima bulan terakhir.

”Salah satu penyebab kenaikan
harga ini adalah naiknya harga pakan, seperti halnya yang terjadi pada telur
ayam. Kenaikan harga pakan ini menyebabkan naiknya biaya produksi. CIPS
menyebutkan bahwa pakan menyumbang hampir 57 persen total biaya produksi ayam
broiler dan 72 persen pada produksi ayam petelur,” jelas Indra.

Penelitian CIPS merekomendasikan,
pemerintah perlu mempertimbangkan untuk mengimplementasikan sistem perizinan
impor otomatis atau automatic import
licensing import
untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

Selama ini keputusan-keputusan
strategis dalam kebijakan perdagangan pangan selalu diputuskan lewat rapat
koordinasi terbatas antar kementerian dan juga berbagai persyaratan yang
menghabiskan waktu. Sistem perizinan impor otomatis dapat mempersingkat proses
tadi menciptakan ekosistem perdagangan yang lebih sehat dan kompetitif.

Terpopuler

Artikel Terbaru