27.3 C
Jakarta
Thursday, April 10, 2025

Relokasi PKL ke Pasar Datah Manuah, Pedagang Es Kopi Minta Lokasi Strategis

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO — Adit, seorang pedagang es kopi keliling yang biasa berjualan di depan Taman TVRI Palangka Raya, menyampaikan pandangannya terkait rencana relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) ke Pasar Datah Manuah.

Meskipun ia mengaku belum menerima informasi resmi mengenai relokasi tersebut, ia berharap lokasi baru tetap strategis untuk mendukung kelancaran usahanya.

Adit mengungkapkan, dalam kesehariannya, ia mampu menjual sekitar 50 hingga 70 cup es kopi dari total 90 cup yang dibawanya. Ia berjualan mulai pukul 09.00 hingga 17.00, dan meskipun siap berpindah lokasi, ia menekankan pentingnya keberadaan PKL di tempat yang mudah dilihat dan dijangkau pelanggan. Menurutnya, lokasi yang mudah terlihat sangat berpengaruh terhadap tingkat penjualan.

Baca Juga :  Sukses Jadi Market Maker Penjualan SBN, BRI Sabet 6 Penghargaan Dealer Utama Dari Kemenkeu

“Kalau jualan di tempat tersembunyi atau susah terlihat karena tertutup bangunan, pelanggan bisa saja tidak tahu kalau kami dipindahkan ke tempat tersebut,” kata Adit, Kamis (3/4/2025).

Selain lokasi, Adit juga menyoroti masalah parkir di Pasar Datah Manuah. Ia menilai akses parkir yang terbatas, khususnya bagi pelanggan yang menggunakan mobil, bisa menghambat kelancaran transaksi.

“Faktor ini bisa berdampak pada kelancaran transaksi karena pelanggan cenderung memilih tempat yang lebih mudah dijangkau,” tambahnya.

Meski mempertimbangkan berbagai faktor, Adit menyatakan siap mengikuti kebijakan pemerintah jika relokasi benar-benar dilakukan. Ia berharap, jika relokasi terjadi, aturan tersebut diterapkan secara adil kepada semua pedagang.

“Kalau dipindahkan, semua harus pindah. Jangan sampai ada yang masih boleh berjualan di lokasi lama sementara yang lain harus pindah,” tegasnya.

Baca Juga :  Program Desa BRIlian BRI Angkat Potensi Ekonomi ‘Kampung Durian’

Sebagai pedagang yang mengandalkan penghasilan harian, Adit berharap perpindahan lokasi tidak berdampak negatif pada pendapatannya. Dari berjualan kopi keliling, ia mampu meraup omzet sekitar Rp1.800.000 per bulan. Ia khawatir, jika tempat baru kurang strategis, jumlah pelanggan akan berkurang.

Adit pun berharap pemerintah tidak hanya merelokasi, tetapi juga menyediakan solusi untuk mendukung perkembangan PKL.

“Kalau bisa, disediakan fasilitas yang mendukung, seperti area jualan yang nyaman dan akses yang mudah untuk pelanggan,” pungkasnya. (ndo)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO — Adit, seorang pedagang es kopi keliling yang biasa berjualan di depan Taman TVRI Palangka Raya, menyampaikan pandangannya terkait rencana relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) ke Pasar Datah Manuah.

Meskipun ia mengaku belum menerima informasi resmi mengenai relokasi tersebut, ia berharap lokasi baru tetap strategis untuk mendukung kelancaran usahanya.

Adit mengungkapkan, dalam kesehariannya, ia mampu menjual sekitar 50 hingga 70 cup es kopi dari total 90 cup yang dibawanya. Ia berjualan mulai pukul 09.00 hingga 17.00, dan meskipun siap berpindah lokasi, ia menekankan pentingnya keberadaan PKL di tempat yang mudah dilihat dan dijangkau pelanggan. Menurutnya, lokasi yang mudah terlihat sangat berpengaruh terhadap tingkat penjualan.

Baca Juga :  Sukses Jadi Market Maker Penjualan SBN, BRI Sabet 6 Penghargaan Dealer Utama Dari Kemenkeu

“Kalau jualan di tempat tersembunyi atau susah terlihat karena tertutup bangunan, pelanggan bisa saja tidak tahu kalau kami dipindahkan ke tempat tersebut,” kata Adit, Kamis (3/4/2025).

Selain lokasi, Adit juga menyoroti masalah parkir di Pasar Datah Manuah. Ia menilai akses parkir yang terbatas, khususnya bagi pelanggan yang menggunakan mobil, bisa menghambat kelancaran transaksi.

“Faktor ini bisa berdampak pada kelancaran transaksi karena pelanggan cenderung memilih tempat yang lebih mudah dijangkau,” tambahnya.

Meski mempertimbangkan berbagai faktor, Adit menyatakan siap mengikuti kebijakan pemerintah jika relokasi benar-benar dilakukan. Ia berharap, jika relokasi terjadi, aturan tersebut diterapkan secara adil kepada semua pedagang.

“Kalau dipindahkan, semua harus pindah. Jangan sampai ada yang masih boleh berjualan di lokasi lama sementara yang lain harus pindah,” tegasnya.

Baca Juga :  Program Desa BRIlian BRI Angkat Potensi Ekonomi ‘Kampung Durian’

Sebagai pedagang yang mengandalkan penghasilan harian, Adit berharap perpindahan lokasi tidak berdampak negatif pada pendapatannya. Dari berjualan kopi keliling, ia mampu meraup omzet sekitar Rp1.800.000 per bulan. Ia khawatir, jika tempat baru kurang strategis, jumlah pelanggan akan berkurang.

Adit pun berharap pemerintah tidak hanya merelokasi, tetapi juga menyediakan solusi untuk mendukung perkembangan PKL.

“Kalau bisa, disediakan fasilitas yang mendukung, seperti area jualan yang nyaman dan akses yang mudah untuk pelanggan,” pungkasnya. (ndo)

Terpopuler

Artikel Terbaru