25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Ungkap Kinerja di Lapangan, BKKBN Kalteng Gandeng Lembaga Penelitian

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Kerjasama lintas sektor menjadi ujung tombak penanganan stunting di Provinsi Kalteng. Karena  pencegahan stunting  tidak hanya dilakukan oleh pemberi pelayanan kesehatan namun juga melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD), masyarakat dan pihak akademisi.

Penurunan angka stunting di Kalteng sebesar 27,4 persen tahun 2021 harus turun menjadi 15,38 persen di tahun 2024 dan ini tidak bisa dilakukan secara individu atau oleh instansi tertentu.  Namun perlu dilakukan secara konvergen dengan melibatkan berbagai pihak yang berkompoten serta memiliki pemahaman yang sama akan tugas dan fungsi yang melekat pada instansi, lembaga, profesi, atau organisasi masing-masing.

Oleh sebab itu, dalam rangka meningkatkan efektivitas dan keberhasilan pelaksanaan Program Bangga Kencana di Tingkat Provinsi Kalteng, maka perlu dilaksanakan analisis dan evaluasi melalui kajian yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan rekomendasi bagi para pengambil keputusan.

Baca Juga :  Pemko dan BKKBN Sukseskan Pelayanan KB Sejuta Akseptor

“Kinerja kita perlu evaluasi. Apakah kebijakan atau kegiatan di lapangan sudah berjalan dengan baik atau tidak? Untuk melakukan evaluasi tidak datang dari BKKBN sendiri, tapi dibutuhkan peneliti atau pihak akademisi yang memiliki pemikiran komprehensif,” ujar Plt Perwakilan BKKBN Kalteng Dr. Dadi Ahmad Roswandi, M.Si usai membuka kegiatan Diseminasi Hasil Kajian/Penelitian Program Bangga Kencana Tahun 2022, di kantor setempat, Senin (28/11).

Dari hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Penelitian Perguruan Tinggi di Kalteng diharapkan akan memberi tolok ukur dari performance BKKBN dan mitra kerja lainnya. Karena lewat hasil penelitian ini akan diketahui kendala-kendala yang terjadi di lapangan khususnya dalam mengatasi masalah stunting.

“Pencegahan stunting merupakan aksi kolaborasi. Kita ingin tahu apakah yang dilakukan saat ini betul-betul berjalan sesuai yang ditentukan atau tidak? Apapun hasil kajian nanti, kita harus terima untuk kedepan dilakukan perbaikan kalau misalnya kinerja kita ternyata masih banyak yang kurang,” tuturnya.

Baca Juga :  Jaga Komitmen Tekan Angka Stunting di Kalteng

Di tempat yang sama, Sub Koordinator Program dan Kerja Sama Diklat Restu Krisnata S.Psi. M.Si mengatakan Perwakilan BKKBN Provinsi Kalteng melalui Bidang Pelatihan dan Pengembangan pada tahun 2022 ini menggalang kerja sama dengan Pusat Studi  atau Lembaga Penelitian di Perguruan Tinggi Kalteng untuk melaksanakan kegiatan analisis dan evaluasi Program Bangga Kencana.

“Dari hasil seleksi proposal, terpilih 3 proposal dari Lembaga penelitian yang lanjut ke tahap penulisan yaitu dari STKIP Muhammadiyah Sampit,  Poltekes Kemenkes Palangka Raya dan Universitas Antakusuma Pangkalan Bun. Sebagai rangkaian akhir dari kegiatan penelitian ini, mitra diminta untuk memaparkan hasil kajian yang telah dilaksanakan untuk mendapat saran dan masukan lebih lanjut,” ungkapnya.

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Kerjasama lintas sektor menjadi ujung tombak penanganan stunting di Provinsi Kalteng. Karena  pencegahan stunting  tidak hanya dilakukan oleh pemberi pelayanan kesehatan namun juga melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD), masyarakat dan pihak akademisi.

Penurunan angka stunting di Kalteng sebesar 27,4 persen tahun 2021 harus turun menjadi 15,38 persen di tahun 2024 dan ini tidak bisa dilakukan secara individu atau oleh instansi tertentu.  Namun perlu dilakukan secara konvergen dengan melibatkan berbagai pihak yang berkompoten serta memiliki pemahaman yang sama akan tugas dan fungsi yang melekat pada instansi, lembaga, profesi, atau organisasi masing-masing.

Oleh sebab itu, dalam rangka meningkatkan efektivitas dan keberhasilan pelaksanaan Program Bangga Kencana di Tingkat Provinsi Kalteng, maka perlu dilaksanakan analisis dan evaluasi melalui kajian yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan rekomendasi bagi para pengambil keputusan.

Baca Juga :  Pemko dan BKKBN Sukseskan Pelayanan KB Sejuta Akseptor

“Kinerja kita perlu evaluasi. Apakah kebijakan atau kegiatan di lapangan sudah berjalan dengan baik atau tidak? Untuk melakukan evaluasi tidak datang dari BKKBN sendiri, tapi dibutuhkan peneliti atau pihak akademisi yang memiliki pemikiran komprehensif,” ujar Plt Perwakilan BKKBN Kalteng Dr. Dadi Ahmad Roswandi, M.Si usai membuka kegiatan Diseminasi Hasil Kajian/Penelitian Program Bangga Kencana Tahun 2022, di kantor setempat, Senin (28/11).

Dari hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Penelitian Perguruan Tinggi di Kalteng diharapkan akan memberi tolok ukur dari performance BKKBN dan mitra kerja lainnya. Karena lewat hasil penelitian ini akan diketahui kendala-kendala yang terjadi di lapangan khususnya dalam mengatasi masalah stunting.

“Pencegahan stunting merupakan aksi kolaborasi. Kita ingin tahu apakah yang dilakukan saat ini betul-betul berjalan sesuai yang ditentukan atau tidak? Apapun hasil kajian nanti, kita harus terima untuk kedepan dilakukan perbaikan kalau misalnya kinerja kita ternyata masih banyak yang kurang,” tuturnya.

Baca Juga :  Jaga Komitmen Tekan Angka Stunting di Kalteng

Di tempat yang sama, Sub Koordinator Program dan Kerja Sama Diklat Restu Krisnata S.Psi. M.Si mengatakan Perwakilan BKKBN Provinsi Kalteng melalui Bidang Pelatihan dan Pengembangan pada tahun 2022 ini menggalang kerja sama dengan Pusat Studi  atau Lembaga Penelitian di Perguruan Tinggi Kalteng untuk melaksanakan kegiatan analisis dan evaluasi Program Bangga Kencana.

“Dari hasil seleksi proposal, terpilih 3 proposal dari Lembaga penelitian yang lanjut ke tahap penulisan yaitu dari STKIP Muhammadiyah Sampit,  Poltekes Kemenkes Palangka Raya dan Universitas Antakusuma Pangkalan Bun. Sebagai rangkaian akhir dari kegiatan penelitian ini, mitra diminta untuk memaparkan hasil kajian yang telah dilaksanakan untuk mendapat saran dan masukan lebih lanjut,” ungkapnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru