25.6 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

Kurban Simbol Penyembelihan Nafsu Manusia yang Tamak

PROKALTENG.CO– Pengorbanan yang dicontohkan Nabi Ibrahim Alaihissalam, dalam melawan egoisme dan kekuasaan dirinya , telah berhasil ia kalahkan. Ketika kekuasaan dan egoisme menguasai diri manusia, pada saat itulah manusia jauh dari Tuhannya, dan suka berbuat zalim menista sesamanya. Sehingga telah melahirkan panggung kehidupan yang penuh ketidakadilan dan perpecahan.

Makna penyemblih hewan yang dikurbankan, merupakan sImbol penyembelihan nafsu manusia yang berwatak tamak , serakah, rakus, ambisius, suka berbuat zalim, sombong, suka menindas, suka menabrak norma norma sosial, dan tidak merasa malu melanggar hukum-hukum Allah SWT.

Demikian disampaikan Drs.H.Sofyan Sori N.BA,M.Ag, Penasehat PD.Muhammadiyah Kota Palangkaraya, yang juga Dosen Universitas  Muhammadiyah Palangka Raya. Dalam khotbahnya  pada Salat Iduladha 1445 H di Komplek Stadion Olahraga Panunjung Tarung Kuala Kapuas, Senin (17/6/2024).

Dijelaskan Sofyan Sori, Dengan berkurban dapat mendekatkan diri kita kepada mereka yang kekurangan. Disaat mendapatkan rezki berlebih, maka sipirit ibadah korban ini  akan dapat dilihat dari beberapa makna. Yaitu makna ketaqwaan, orang yang berquban sebagai simbol penyerahan diri dengan ikhlas seutuhnya kepada Allah  SWT

Baca Juga :  Selesai Tarawih Jangan Langsung Tidur

Makna sosial, dimana Rasulullah SAW, tidak menyukai orang beriman merendahkan dirinya dihadapan orang -orang kaya memiliki harta berlimpah, akan tetapi mereka kikir dan enggan melaksanakan ibadah kurban pada hari raya idul adha.

Makna solidaritas universal, orang yang berkurban terlatih berperilaku adil, tidak diskriminatif, pilih kasih. Didalam nilai solidaritas  universal ini terkandung makna pembebasan manusia dari segala bentuk kezaliman dan perampokan hak orang lain.

Makna penanaman sikap adil, toleran, saling mengasihi atas sesama manusia meskipun berbeda agama, ras, keturunan dan lain lain, sebagai perwujudan kesalehan social dan ketakawaan.

Dan makna keadilan, kemanusiaan dan toleransi, yang  merupakan dasar utama dalam hidup keberagama kita, merajut kebersamaan hidup berdampingan yang damai dan harmunis.

Baca Juga :  Dua Mahasiswa Disengat Tawon Vespa dan Mengejar Warga yang Melintas

Dari berbagai makna nilai nilai berkurban ini, dapat difahami bahwa perintah bekurban itu adalah kebutuhan pokok setiap manusia, agar hidup ini tidak  terkontaminasi oleh sifat sifat hewan.

Suatu kekeliruan besar jika seseorang mendemonstrasikan gengsi kemewahan, berpestapora dalam berbagai macam acara, tetapi tidak mampu untuk melaksanakan ibadah kurban

Menurut Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PDM Kapuas, Sapto Subagio, Salat Iduladha 1445 H dilaksanakan  Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kapuas beserta Ortom.  Diikuti unsur PDM  beserta Unsur Pimipinan Ortom Muhammadiyah Kapuas, anggota dan simpatisan Muhammadiyah serta sejumlah kaum muslimin dan mulimat dalam Kota Kuala Kapuas dan sekitarnya.(ind)

 

.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PROKALTENG.CO– Pengorbanan yang dicontohkan Nabi Ibrahim Alaihissalam, dalam melawan egoisme dan kekuasaan dirinya , telah berhasil ia kalahkan. Ketika kekuasaan dan egoisme menguasai diri manusia, pada saat itulah manusia jauh dari Tuhannya, dan suka berbuat zalim menista sesamanya. Sehingga telah melahirkan panggung kehidupan yang penuh ketidakadilan dan perpecahan.

Makna penyemblih hewan yang dikurbankan, merupakan sImbol penyembelihan nafsu manusia yang berwatak tamak , serakah, rakus, ambisius, suka berbuat zalim, sombong, suka menindas, suka menabrak norma norma sosial, dan tidak merasa malu melanggar hukum-hukum Allah SWT.

Demikian disampaikan Drs.H.Sofyan Sori N.BA,M.Ag, Penasehat PD.Muhammadiyah Kota Palangkaraya, yang juga Dosen Universitas  Muhammadiyah Palangka Raya. Dalam khotbahnya  pada Salat Iduladha 1445 H di Komplek Stadion Olahraga Panunjung Tarung Kuala Kapuas, Senin (17/6/2024).

Dijelaskan Sofyan Sori, Dengan berkurban dapat mendekatkan diri kita kepada mereka yang kekurangan. Disaat mendapatkan rezki berlebih, maka sipirit ibadah korban ini  akan dapat dilihat dari beberapa makna. Yaitu makna ketaqwaan, orang yang berquban sebagai simbol penyerahan diri dengan ikhlas seutuhnya kepada Allah  SWT

Baca Juga :  Selesai Tarawih Jangan Langsung Tidur

Makna sosial, dimana Rasulullah SAW, tidak menyukai orang beriman merendahkan dirinya dihadapan orang -orang kaya memiliki harta berlimpah, akan tetapi mereka kikir dan enggan melaksanakan ibadah kurban pada hari raya idul adha.

Makna solidaritas universal, orang yang berkurban terlatih berperilaku adil, tidak diskriminatif, pilih kasih. Didalam nilai solidaritas  universal ini terkandung makna pembebasan manusia dari segala bentuk kezaliman dan perampokan hak orang lain.

Makna penanaman sikap adil, toleran, saling mengasihi atas sesama manusia meskipun berbeda agama, ras, keturunan dan lain lain, sebagai perwujudan kesalehan social dan ketakawaan.

Dan makna keadilan, kemanusiaan dan toleransi, yang  merupakan dasar utama dalam hidup keberagama kita, merajut kebersamaan hidup berdampingan yang damai dan harmunis.

Baca Juga :  Dua Mahasiswa Disengat Tawon Vespa dan Mengejar Warga yang Melintas

Dari berbagai makna nilai nilai berkurban ini, dapat difahami bahwa perintah bekurban itu adalah kebutuhan pokok setiap manusia, agar hidup ini tidak  terkontaminasi oleh sifat sifat hewan.

Suatu kekeliruan besar jika seseorang mendemonstrasikan gengsi kemewahan, berpestapora dalam berbagai macam acara, tetapi tidak mampu untuk melaksanakan ibadah kurban

Menurut Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PDM Kapuas, Sapto Subagio, Salat Iduladha 1445 H dilaksanakan  Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kapuas beserta Ortom.  Diikuti unsur PDM  beserta Unsur Pimipinan Ortom Muhammadiyah Kapuas, anggota dan simpatisan Muhammadiyah serta sejumlah kaum muslimin dan mulimat dalam Kota Kuala Kapuas dan sekitarnya.(ind)

 

.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Terpopuler

Artikel Terbaru