26.3 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

BEM UPR Minta Pemilihan Rektor Tak Berbau Politisasi

PALANGKA RAYA,PROKALTENG.CO – Jelang pemilihan Rektor Universitas Palangka Raya, Badan Eksekutif Mahasiswa  Universitas Palangka Raya (BEM UPR) mengajak untuk seluruh unsur civitas akademika untuk sama-sama mengawal proses pemilihan rektor.

Menurut Presiden BEM UPR, Permutih Imam Basar meskipun mahasiswa tidak memiliki hak suara untuk ikut memilih, namun mahasiswa merupakan subjek dan objek utama dalam setiap keputusan atau kebijakan ketika siapapun yang terpilih menjadi rektor baru.

“Harapan kami calon  pucuk pimpinan di Universitas palangka raya harus mendengarkan semua aspirasi mahasiswa dan itu sangat penting bagi kami untuk memastikan bahwasanya ketika  memimpin nantinya di setiap kebijakannya akan berorientasi pada kepentingan kemajuan kampus dan kesejahteraan mahasiswa,” ujarnya, Kamis (16/6).

Salah satu aspirasi yang disampaikan, dirinya meminta keterlibatan mahasiswa dalam setiap pengambilan kebijakan yang diambil.

Baca Juga :  Di Palangkaraya, 535 Peserta Tes Bintara Polri Jalani Rikmin Awal

“Ini menjadi hal yang sangat penting, karena mahasiswa tidak hanya dijadikan objek dari kebijakan saja, tapi juga punya peran penting untuk memastikan produk kebijakan yang dibuat berdampak positif terhadap mahasiswa sebagai konstituen terbanyak,” jelasnya.

Mendekati momentun tahun-tahun politik, ia berkomentar kepentingan yang harus didahulukan oleh calon rektor baru adalah kepentingan untuk UPR agar menjadi lebih baik.

“Kita tidak ingin pemilihan rektor baru pada tahun ini berbau politisasi, karena kita mengharamkan kepentingan-kepentingan politik masuk ke dalam kampus. Sehingga bisa mencederai kesucian ruang-ruang akademik,”ujarnya.

Menurutnya banyak hal yang yang ingin disampaikan mahasiswa. Salah satunya tentang nota kesepahaman yang sudah dibahas oleh KBM UPR (Keluarga Besar Mahasiswa UPR ) dan itu menurut Imam bukanlah perkara yang sulit untuk diwujudkan, karena hal-hal tersebut masih dalam ruang lingkup kerja rektor.

Baca Juga :  Atasi Karhutla, BPBD Palangkaraya Ungkap Kekurangan Personel

“Kami juga meminta kepada panitia pemilihan rektor untuk mengadakan mimbar bebas bersama dengan seluruh unsur keluarga besar mahasiswa Universitas Palangka Raya dalam upaya penjaringan aspirasi dari mahasiswa secara langsung,”tambahnya.

Terakhir kata Imam,  seluruh unsur mahasiswa tanpa terkecuali mempunyai tanggung jawab moral untuk menjamin dan menjaga kesucian dari momen pemilihan rektor ini.

“Ini tanggung jawab seluruh mahasiswa. Jadi saya mengajak seluruh mahasiswa tanpa terkecuali untuk  bersama-sama mengawal pemilihan rektor ini. Hal ini sebagai bukti untuk mempertegas kembali posisi mahasiswa sebagai agen of control dan moral force,”pungkasnya.






Reporter: M Hafidz

PALANGKA RAYA,PROKALTENG.CO – Jelang pemilihan Rektor Universitas Palangka Raya, Badan Eksekutif Mahasiswa  Universitas Palangka Raya (BEM UPR) mengajak untuk seluruh unsur civitas akademika untuk sama-sama mengawal proses pemilihan rektor.

Menurut Presiden BEM UPR, Permutih Imam Basar meskipun mahasiswa tidak memiliki hak suara untuk ikut memilih, namun mahasiswa merupakan subjek dan objek utama dalam setiap keputusan atau kebijakan ketika siapapun yang terpilih menjadi rektor baru.

“Harapan kami calon  pucuk pimpinan di Universitas palangka raya harus mendengarkan semua aspirasi mahasiswa dan itu sangat penting bagi kami untuk memastikan bahwasanya ketika  memimpin nantinya di setiap kebijakannya akan berorientasi pada kepentingan kemajuan kampus dan kesejahteraan mahasiswa,” ujarnya, Kamis (16/6).

Salah satu aspirasi yang disampaikan, dirinya meminta keterlibatan mahasiswa dalam setiap pengambilan kebijakan yang diambil.

Baca Juga :  Di Palangkaraya, 535 Peserta Tes Bintara Polri Jalani Rikmin Awal

“Ini menjadi hal yang sangat penting, karena mahasiswa tidak hanya dijadikan objek dari kebijakan saja, tapi juga punya peran penting untuk memastikan produk kebijakan yang dibuat berdampak positif terhadap mahasiswa sebagai konstituen terbanyak,” jelasnya.

Mendekati momentun tahun-tahun politik, ia berkomentar kepentingan yang harus didahulukan oleh calon rektor baru adalah kepentingan untuk UPR agar menjadi lebih baik.

“Kita tidak ingin pemilihan rektor baru pada tahun ini berbau politisasi, karena kita mengharamkan kepentingan-kepentingan politik masuk ke dalam kampus. Sehingga bisa mencederai kesucian ruang-ruang akademik,”ujarnya.

Menurutnya banyak hal yang yang ingin disampaikan mahasiswa. Salah satunya tentang nota kesepahaman yang sudah dibahas oleh KBM UPR (Keluarga Besar Mahasiswa UPR ) dan itu menurut Imam bukanlah perkara yang sulit untuk diwujudkan, karena hal-hal tersebut masih dalam ruang lingkup kerja rektor.

Baca Juga :  Atasi Karhutla, BPBD Palangkaraya Ungkap Kekurangan Personel

“Kami juga meminta kepada panitia pemilihan rektor untuk mengadakan mimbar bebas bersama dengan seluruh unsur keluarga besar mahasiswa Universitas Palangka Raya dalam upaya penjaringan aspirasi dari mahasiswa secara langsung,”tambahnya.

Terakhir kata Imam,  seluruh unsur mahasiswa tanpa terkecuali mempunyai tanggung jawab moral untuk menjamin dan menjaga kesucian dari momen pemilihan rektor ini.

“Ini tanggung jawab seluruh mahasiswa. Jadi saya mengajak seluruh mahasiswa tanpa terkecuali untuk  bersama-sama mengawal pemilihan rektor ini. Hal ini sebagai bukti untuk mempertegas kembali posisi mahasiswa sebagai agen of control dan moral force,”pungkasnya.






Reporter: M Hafidz

Terpopuler

Artikel Terbaru