27.4 C
Jakarta
Tuesday, September 9, 2025

Panen Durian Lebih Awal, Warga Lamandau Nikmati Kejutan Manis di Tengah Tahun

NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Panen durian biasanya terjadi di awal atau akhir tahun. Namun, pertengahan 2025 ini menjadi momen spesial bagi warga Lamandau, Kalimantan Tengah. Beberapa desa di wilayah tersebut telah lebih dulu memasuki musim panen, menghadirkan berkah durian yang melimpah lebih cepat dari biasanya.

Kondisi ini disambut gembira warga, terutama di Kecamatan Batang Kawa. Desa Kina dan Karangmas menjadi dua wilayah yang paling menonjol sebagai sentra durian lokal.

Durian yang jatuh dari pohon di hutan-hutan sekitar kini membanjiri pasar. Fenomena ini mendorong munculnya pedagang musiman di Nanga Bulik yang menjajakan durian dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 25.000 hingga Rp 75.000 per buah. Bahkan, ada pula yang menawarkan paket tiga buah hanya Rp 50.000.

Baca Juga :  1.000 UMKM Terima Bantuan Modal dari Pemko Palangka Raya

Salah satu pedagang, Fitri, asal Desa Karangmas, mengaku sengaja membawa durian ke Nanga Bulik untuk dibagikan sekaligus dijual.

“Di kampung sekarang banyak durian yang jatuh. Sekalian saya turun ke kota, untuk dibagikan ke keluarga dan dijual,” ujarnya, Senin (14/7) kepada wartawan.

Durian milik Fitri dikenal memiliki kualitas unggul. Daging buahnya tebal, rasanya manis dan legit. Setelah dipromosikan lewat media sosial, duriannya langsung habis hanya dalam satu malam.

“Banyak teman-teman yang pesan lewat WA dan minta diantar pakai kurir. Jadi cepat habis. Harganya juga terjangkau, mulai dari Rp 50.000 dapat tiga buah, ada juga yang Rp 40.000, dan yang terbesar Rp 75.000,” jelasnya.

Ia menjelaskan, tak semua desa mengalami panen serentak. Bahkan, untuk memenuhi permintaan, dirinya membeli durian dari para penyandau (pencari durian jatuh) dengan harga cukup tinggi. Fitri memperkirakan harga akan menurun saat panen raya terjadi di banyak desa sekaligus.

Baca Juga :  Ular Piton Sepanjang 4 Meter Kepergok Mau Makan Ternak Warga

Sementara itu, Ria, salah satu pembeli, mengaku puas dengan kualitas durian yang dibelinya dari Fitri.

“Saya beli bagus semua, kalau ada lagi pasti beli lagi nanti. Kami biasanya beli dari orang yang sudah dikenal, jadi bisa dipercaya, kalau bilang bagus pasti bagus,” tuturnya.

Durian lokal yang melimpah ini menjadi berkah bagi warga. Tak hanya menambah penghasilan para petani dan pedagang, tapi juga menggerakkan ekonomi lokal. Keberadaan pedagang dadakan mencerminkan respon cepat masyarakat terhadap potensi alam yang ada. (bib)

NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Panen durian biasanya terjadi di awal atau akhir tahun. Namun, pertengahan 2025 ini menjadi momen spesial bagi warga Lamandau, Kalimantan Tengah. Beberapa desa di wilayah tersebut telah lebih dulu memasuki musim panen, menghadirkan berkah durian yang melimpah lebih cepat dari biasanya.

Kondisi ini disambut gembira warga, terutama di Kecamatan Batang Kawa. Desa Kina dan Karangmas menjadi dua wilayah yang paling menonjol sebagai sentra durian lokal.

Durian yang jatuh dari pohon di hutan-hutan sekitar kini membanjiri pasar. Fenomena ini mendorong munculnya pedagang musiman di Nanga Bulik yang menjajakan durian dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 25.000 hingga Rp 75.000 per buah. Bahkan, ada pula yang menawarkan paket tiga buah hanya Rp 50.000.

Baca Juga :  1.000 UMKM Terima Bantuan Modal dari Pemko Palangka Raya

Salah satu pedagang, Fitri, asal Desa Karangmas, mengaku sengaja membawa durian ke Nanga Bulik untuk dibagikan sekaligus dijual.

“Di kampung sekarang banyak durian yang jatuh. Sekalian saya turun ke kota, untuk dibagikan ke keluarga dan dijual,” ujarnya, Senin (14/7) kepada wartawan.

Durian milik Fitri dikenal memiliki kualitas unggul. Daging buahnya tebal, rasanya manis dan legit. Setelah dipromosikan lewat media sosial, duriannya langsung habis hanya dalam satu malam.

“Banyak teman-teman yang pesan lewat WA dan minta diantar pakai kurir. Jadi cepat habis. Harganya juga terjangkau, mulai dari Rp 50.000 dapat tiga buah, ada juga yang Rp 40.000, dan yang terbesar Rp 75.000,” jelasnya.

Ia menjelaskan, tak semua desa mengalami panen serentak. Bahkan, untuk memenuhi permintaan, dirinya membeli durian dari para penyandau (pencari durian jatuh) dengan harga cukup tinggi. Fitri memperkirakan harga akan menurun saat panen raya terjadi di banyak desa sekaligus.

Baca Juga :  Ular Piton Sepanjang 4 Meter Kepergok Mau Makan Ternak Warga

Sementara itu, Ria, salah satu pembeli, mengaku puas dengan kualitas durian yang dibelinya dari Fitri.

“Saya beli bagus semua, kalau ada lagi pasti beli lagi nanti. Kami biasanya beli dari orang yang sudah dikenal, jadi bisa dipercaya, kalau bilang bagus pasti bagus,” tuturnya.

Durian lokal yang melimpah ini menjadi berkah bagi warga. Tak hanya menambah penghasilan para petani dan pedagang, tapi juga menggerakkan ekonomi lokal. Keberadaan pedagang dadakan mencerminkan respon cepat masyarakat terhadap potensi alam yang ada. (bib)

Terpopuler

Artikel Terbaru