30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Tokoh Agama Tumbang Miri Kutuk Aksi Bom Bunuh Diri di Makasar

PROKALTENG.CO – Peristiwa dugaan bom bunuh diri yang terjadi depan
Gereja Katedral Makasar Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021) pagi, mendapat
respon dari masyarakat luas. Tak terkecuali masyarakat dan tokoh agama di
Kecamatan Kahayan Hulu Utara.

Para tokoh masyarakat dan tokoh agama
setempat kompak mengecam aksi tersebut dan menilainya sebagai sebuah tindakan
keji yang menodai ketenangan hidup bermasyarakat serta jauh dari ajaran agama
apa pun.

“Apa pun motifnya, aksi keji ini
tidak dibenarkan agama. Karena dampaknya tidak hanya pada diri sendiri, tapi
juga sangat merugikan orang lain,” ujar H Nurjani, Ketua Mesjid Jami Al-Amin,
Tumbang Miri, Minggu (28/3/2021).

Kecaman juga disampaikan Ustaz
Khasuri yang merupakan guru mengaji di Masjid Jami Al-Amin. “Kekerasan seperti
itu akan menggerus nilai-nilai kemanusiaan dan merugikan banyak pihak.
Kekerasan ini pulalah yang rawan mengoyak tatanan kehidupan masyarakat yang
sudah terbina dengan rukun dan baik,” ujarnya.

Baca Juga :  Hengkang dari PPP, Mutasyar PC NU Bartim Habib Saleh Masuk PKS

Selain itu Ustaz Khasuri juga
menegaskan bahwa tindak kekerasan adalah hal yang bertentangan dengan ajaran agama.
“Saya yakin, agama apa pun mengajarkan umatnya untuk menghindari aksi kekerasan,”
tegas dia.

Sementara Pendeta GKE Tumbang
Miri, Pdt Triheldi mengajak semua pihak untuk bersabar serta menahan diri untuk
menyikapi kejadian tersebut secara berlebihan. “Kita semua mengutuk dan
mengecam aksi keji itu. Aksi ini adalah aksi yang dilakukan oleh oknum-oknum tidak
bertanggung jawab,” ujarnya.

Pdt Triheldi berharap aparat
keamanan bisa mengungkap tuntas aktor-aktor yang terlibat dalam aksi keji tersebut.
Selain itu, dia juga meminta aparat khususnya pihak kepolisian bisa
meningkatkan pengamanan di semua rumah-rumah ibadah.

“Kepolisian juga perlu
meningkatkan keamanan di tempat-tempat ibadah, sehingga masyarakat bisa beribadah
dengan tenang dan khusyuk,” kata Pdt Triheldi.

Baca Juga :  Beri Penghargaan Kapolsek Murung, Begini Kata Ketua PWI Mura

Ketiga tokoh masyarakat Tumbang
Miri itu juga berpendapat bahwa aksi bom bunuh diri yang dilakukan, bukanlah
peristiwa dilakukan tunggal. Melainkan sebuah gerakan yang dilakukan oleh
jaringan atau kelompok tertentu.

Selain itu, ketiganya juga
mengimbau kepada seluruh pemuka dan guru-guru agama untuk terus meningkatkan
pola pengajaran agama secara baik dan menekankan pentingnya beragama secara
moderat.

Misal pun, kata Ustaz Kashuri,
terdapat permasalahan, maka semua pihak harus mengutamakan jalan damai seperti
dengan dialog, diskusi, silaturahmi dan lain sebagaianya.

“Jika cara itu ditempuh, kita
yakin akan mampu memecahkan masalah apa pun yang dihadapi. Sehingga tidak ada
pihak yang merasa dirugikan atau menjadi korban dari kekerasan,” kata Ustaz Kashuri
dan Pdt Triheldi.

PROKALTENG.CO – Peristiwa dugaan bom bunuh diri yang terjadi depan
Gereja Katedral Makasar Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021) pagi, mendapat
respon dari masyarakat luas. Tak terkecuali masyarakat dan tokoh agama di
Kecamatan Kahayan Hulu Utara.

Para tokoh masyarakat dan tokoh agama
setempat kompak mengecam aksi tersebut dan menilainya sebagai sebuah tindakan
keji yang menodai ketenangan hidup bermasyarakat serta jauh dari ajaran agama
apa pun.

“Apa pun motifnya, aksi keji ini
tidak dibenarkan agama. Karena dampaknya tidak hanya pada diri sendiri, tapi
juga sangat merugikan orang lain,” ujar H Nurjani, Ketua Mesjid Jami Al-Amin,
Tumbang Miri, Minggu (28/3/2021).

Kecaman juga disampaikan Ustaz
Khasuri yang merupakan guru mengaji di Masjid Jami Al-Amin. “Kekerasan seperti
itu akan menggerus nilai-nilai kemanusiaan dan merugikan banyak pihak.
Kekerasan ini pulalah yang rawan mengoyak tatanan kehidupan masyarakat yang
sudah terbina dengan rukun dan baik,” ujarnya.

Baca Juga :  Hengkang dari PPP, Mutasyar PC NU Bartim Habib Saleh Masuk PKS

Selain itu Ustaz Khasuri juga
menegaskan bahwa tindak kekerasan adalah hal yang bertentangan dengan ajaran agama.
“Saya yakin, agama apa pun mengajarkan umatnya untuk menghindari aksi kekerasan,”
tegas dia.

Sementara Pendeta GKE Tumbang
Miri, Pdt Triheldi mengajak semua pihak untuk bersabar serta menahan diri untuk
menyikapi kejadian tersebut secara berlebihan. “Kita semua mengutuk dan
mengecam aksi keji itu. Aksi ini adalah aksi yang dilakukan oleh oknum-oknum tidak
bertanggung jawab,” ujarnya.

Pdt Triheldi berharap aparat
keamanan bisa mengungkap tuntas aktor-aktor yang terlibat dalam aksi keji tersebut.
Selain itu, dia juga meminta aparat khususnya pihak kepolisian bisa
meningkatkan pengamanan di semua rumah-rumah ibadah.

“Kepolisian juga perlu
meningkatkan keamanan di tempat-tempat ibadah, sehingga masyarakat bisa beribadah
dengan tenang dan khusyuk,” kata Pdt Triheldi.

Baca Juga :  Beri Penghargaan Kapolsek Murung, Begini Kata Ketua PWI Mura

Ketiga tokoh masyarakat Tumbang
Miri itu juga berpendapat bahwa aksi bom bunuh diri yang dilakukan, bukanlah
peristiwa dilakukan tunggal. Melainkan sebuah gerakan yang dilakukan oleh
jaringan atau kelompok tertentu.

Selain itu, ketiganya juga
mengimbau kepada seluruh pemuka dan guru-guru agama untuk terus meningkatkan
pola pengajaran agama secara baik dan menekankan pentingnya beragama secara
moderat.

Misal pun, kata Ustaz Kashuri,
terdapat permasalahan, maka semua pihak harus mengutamakan jalan damai seperti
dengan dialog, diskusi, silaturahmi dan lain sebagaianya.

“Jika cara itu ditempuh, kita
yakin akan mampu memecahkan masalah apa pun yang dihadapi. Sehingga tidak ada
pihak yang merasa dirugikan atau menjadi korban dari kekerasan,” kata Ustaz Kashuri
dan Pdt Triheldi.

Terpopuler

Artikel Terbaru