26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Angka Stunting di Kapuas Masih Tinggi

KUALA
KAPUAS – Kepala Dinas Kesehatan Kapuas Apendi sekaligus membuka secara resmi
kegiatan pertemuan orientasi pemutakhiran data surveilans gizi tingkat
Kabupaten Kapuas Tahun 2020 di Aula Hotel Raudah, Rabu (21/10).

Dalam
sambutannya, Apendi menjelaskan, gizi balita masih menjadi permasalahan
kesehatan masyarakat yang perlu penanganan serius. “Masih tingginya angka
stunting di Kabupaten Kapuas diperlukan kerja keras kita bersama dalam hal
menanggulanginya,” tegasnya.

Apendi
menjelaskan, sebanyak 9,2 juta dari 24,5 juta anak di bawah umur 5 tahun di
Indonesia (30,8%) mengalami stunting. Di Kalimantan Tengah, persentase anak
balita yang mengalami stunting 43,04% (data riskesdas 2018).

Sedangkan
untuk Kabupaten Kapuas, jumlah balita mengalami stunting tahun 2018 hasil
riskesdas sebesar 41,53%. Dari data tersebut, untuk Kapuas, persentase stunting
melebihi provinsi. Arah Kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) tahun 2020-2024 adalah meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan
kesehatan semesta, terutama penguatan pelayanan kesehatan da sar (Primary
Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif didukung
inovasi dan pemanfaatan teknologi.

Baca Juga :  Kegiatan Ritual Adat Boleh, Asal Wajib Prokes secara Ketat

Salah
satu strateginya dilakukan melalui perbaikan gizi masyarakat. Untuk memperoleh
informasi pencapaian kinerja perbaikan gizi masyarakat secara cepat, akurat,
terkini, berkelanjutan dan dapat dipertanggungjawabkan, perlu dilaksanakan
surveilans gizi di seluruh puskesmas dengan menggunakan aplikasi pencatatan dan
pelaporan gizi berbasis masyarakat (EPPGBM).

 Integrasi data EPPGBM ke depannya bersinergi
dengan program ibu, anak dan imunisasi. Dengan pertemuan orintasi pemutakhiran
data surveilans gizi yang dilaksanakan Bidang Kesehatan Masyarakat Seksi Kesehatan
Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kapuas, diharapakan petugas gizi puskesmas bisa
mempelajari dan mengimplementasikan EPPGBM dalam pemantauan pertumbuhan balita.
Kegiatan ini diikuti seluruh petugas gizi dari 26 puskesmas di Kabupaten Kapuas.

KUALA
KAPUAS – Kepala Dinas Kesehatan Kapuas Apendi sekaligus membuka secara resmi
kegiatan pertemuan orientasi pemutakhiran data surveilans gizi tingkat
Kabupaten Kapuas Tahun 2020 di Aula Hotel Raudah, Rabu (21/10).

Dalam
sambutannya, Apendi menjelaskan, gizi balita masih menjadi permasalahan
kesehatan masyarakat yang perlu penanganan serius. “Masih tingginya angka
stunting di Kabupaten Kapuas diperlukan kerja keras kita bersama dalam hal
menanggulanginya,” tegasnya.

Apendi
menjelaskan, sebanyak 9,2 juta dari 24,5 juta anak di bawah umur 5 tahun di
Indonesia (30,8%) mengalami stunting. Di Kalimantan Tengah, persentase anak
balita yang mengalami stunting 43,04% (data riskesdas 2018).

Sedangkan
untuk Kabupaten Kapuas, jumlah balita mengalami stunting tahun 2018 hasil
riskesdas sebesar 41,53%. Dari data tersebut, untuk Kapuas, persentase stunting
melebihi provinsi. Arah Kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) tahun 2020-2024 adalah meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan
kesehatan semesta, terutama penguatan pelayanan kesehatan da sar (Primary
Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif didukung
inovasi dan pemanfaatan teknologi.

Baca Juga :  Kegiatan Ritual Adat Boleh, Asal Wajib Prokes secara Ketat

Salah
satu strateginya dilakukan melalui perbaikan gizi masyarakat. Untuk memperoleh
informasi pencapaian kinerja perbaikan gizi masyarakat secara cepat, akurat,
terkini, berkelanjutan dan dapat dipertanggungjawabkan, perlu dilaksanakan
surveilans gizi di seluruh puskesmas dengan menggunakan aplikasi pencatatan dan
pelaporan gizi berbasis masyarakat (EPPGBM).

 Integrasi data EPPGBM ke depannya bersinergi
dengan program ibu, anak dan imunisasi. Dengan pertemuan orintasi pemutakhiran
data surveilans gizi yang dilaksanakan Bidang Kesehatan Masyarakat Seksi Kesehatan
Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kapuas, diharapakan petugas gizi puskesmas bisa
mempelajari dan mengimplementasikan EPPGBM dalam pemantauan pertumbuhan balita.
Kegiatan ini diikuti seluruh petugas gizi dari 26 puskesmas di Kabupaten Kapuas.

Terpopuler

Artikel Terbaru