26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Sumur Kering, Kebutuhan MCK dan Konsumsi Air Bersih Sulit Dicari

KEMARAU panjang yang
terjadi tidak hanya berdampak pada rawannya kebakaran hutan dan lahan
(karhutla) tetapi juga menyebabkan kekeringan khususnya disejumlah wilayah di
Kabupaten Bartim. Air bersih terutama untuk kebutuhan sehari-hari sulit dicari.

Hal tersebut yang
dirasakan sejumlah warga di dataran lebih tinggi. Diantaranya, di
seputaran Pasar Panas, Kecamatan Benua Lima. 

Masyarakat di wilayah
yang
perbatasan dengan Provinsi Kalsel tersebut mesti
merogoh kocek lumayan besar setiap harinya hanya untuk memenuhi kebutuhan MCK
dan konsumsi.

Warga Kelurahan Taniran
Pasar Panas, Kiki (28) menyebutkan, rata-rata warga yang memiliki sumur tidak
dapat digunakan. Menurut dia, sumber mata air kering sehingga membeli air dari
para penggiat usaha pemilik sumur bor.

Baca Juga :  Masyarakat Dituntut Aktif Membangun Kesehatan

“Sudah dua minggu
membeli air dan harga juga makin naik,” ucap Kiki kepada Kalteng Pos,
Selasa (13/8).

Dia menjelaskan,
kebutuhan air untuk aktivitas rumah tangganya menghabiskan uang Rp70 ribu per
dua hari. Berdeda untuk konsumsi senilai Rp75 ribu. “Airnya sebanyak
seribu dua ratus liter atau satu tandon,” terangnya.

Lebih lanjut
disampaikan, jika harga air tersebut naik dari harga biasa berkisar Rp60 ribu.
Menurut dia, kenaikan harga disebabkan semakin sulitnya untuk mendapatkan air
bersih.

Hal sama dirasakan
warga Tewah Pupuh yang masih dalam lingkup satu kecamatan di Benua Lima. Mereka
memilih memanfaatkan sungai untuk memenuhi aktivitas rumah tangga.

Para warga berduyun ke
sungai untuk MCK. Sedangkan konsumsi terpaksa beralih ke air pengisian ulang.

Baca Juga :  Peringati Hari Bhakti, Rutan Palangka Raya Berbagi ke Panti Asuhan

“Sumur kering jadi ke sungai, untuk memasak
dan minum beli isi ulang,” sebut seorang warga setempat. (log/abe)

KEMARAU panjang yang
terjadi tidak hanya berdampak pada rawannya kebakaran hutan dan lahan
(karhutla) tetapi juga menyebabkan kekeringan khususnya disejumlah wilayah di
Kabupaten Bartim. Air bersih terutama untuk kebutuhan sehari-hari sulit dicari.

Hal tersebut yang
dirasakan sejumlah warga di dataran lebih tinggi. Diantaranya, di
seputaran Pasar Panas, Kecamatan Benua Lima. 

Masyarakat di wilayah
yang
perbatasan dengan Provinsi Kalsel tersebut mesti
merogoh kocek lumayan besar setiap harinya hanya untuk memenuhi kebutuhan MCK
dan konsumsi.

Warga Kelurahan Taniran
Pasar Panas, Kiki (28) menyebutkan, rata-rata warga yang memiliki sumur tidak
dapat digunakan. Menurut dia, sumber mata air kering sehingga membeli air dari
para penggiat usaha pemilik sumur bor.

Baca Juga :  Masyarakat Dituntut Aktif Membangun Kesehatan

“Sudah dua minggu
membeli air dan harga juga makin naik,” ucap Kiki kepada Kalteng Pos,
Selasa (13/8).

Dia menjelaskan,
kebutuhan air untuk aktivitas rumah tangganya menghabiskan uang Rp70 ribu per
dua hari. Berdeda untuk konsumsi senilai Rp75 ribu. “Airnya sebanyak
seribu dua ratus liter atau satu tandon,” terangnya.

Lebih lanjut
disampaikan, jika harga air tersebut naik dari harga biasa berkisar Rp60 ribu.
Menurut dia, kenaikan harga disebabkan semakin sulitnya untuk mendapatkan air
bersih.

Hal sama dirasakan
warga Tewah Pupuh yang masih dalam lingkup satu kecamatan di Benua Lima. Mereka
memilih memanfaatkan sungai untuk memenuhi aktivitas rumah tangga.

Para warga berduyun ke
sungai untuk MCK. Sedangkan konsumsi terpaksa beralih ke air pengisian ulang.

Baca Juga :  Peringati Hari Bhakti, Rutan Palangka Raya Berbagi ke Panti Asuhan

“Sumur kering jadi ke sungai, untuk memasak
dan minum beli isi ulang,” sebut seorang warga setempat. (log/abe)

Terpopuler

Artikel Terbaru