26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Syukurlah, Titik Api di Kotim Turun Drastis

SAMPIT – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Kabupaten Kotawaringin Timur mencatat masih ditemukan sejumlah titik api atau
hotspot di daerah itu. Berdasarkan data yang tercatat sejak 5-12 Agustus 2019 mulai
pukul 06.00 WIB, ada 92 titik api. Namun dari jumlah tersebut, masih ada 4
titik api yang terpantau Senin (12/8).

Sebaran titik api itu, di
Kecamatan Cempaga Hulu 1 titik, Mentawa Baru Ketapang 22 titik, Mentaya Hilir
Selatan 10 titik, Mentaya Hilir Utara ada 20 titik, Mentaya Hulu ada 2 titik,
Parenggean ada 4 titik, Pulau Hanaut ada 19 titik, Telawang 9 titik dan Teluk
Sampit 11 titik.

Kepala BMKG Kotim Nur Setiawan
mengatakan sampai Senin (12/8), masih ada 92 titik api. Meski jumlah titik api
sebanyak itu, namun kualitas udara masih dalam kategori baik hingga sedang.
“Namun dari pantauan BMKG sendiri, masih ada 4 titik api yang terpantau dari
yang 92 titik api tersebut. Wilayahnya ada di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang 2
lokasi, Mentaya Hilir Utara 1 lokasi dan Cempaga Hulu 1 lokasi,” kata Nur
Setiawan kepada Kalteng Pos, Senin (13/8).

Baca Juga :  Pemkab Batara Dukung Peniadaan Mudik Idulfitri

Terkait penerbangan masih normal.
Sekalipun di pagi hari masih tercium asap. Namun tidak berpengaruh terhadap
jarak pandang. Sehingga lalu lintas penerbangan dan darat masih lancar. “Meski
kondisi asap saat ini kondisi baik, tetapi jumlah titik api yang terdeteksi
tersebut patut diwaspadai. Sehingga yang terkena hotspot di wilayahnya akan
lebih aktif dalam melihat kondisi tersebut,” pintanya.

Meski asap masih kurang, tetapi
masyarakat agar lebih siaga lagi. “Sebab, saat ini musim kemarau. Diprediksi
sampai Oktober 2019 masih terjadi kemarau. Oleh karena itu, bagi wilayahnya yang
terpantau hotspot atau titik api bisa mengetahui keberadaan api di wilayahnya
masing-masing. Agar lebih cepat lagi dalam penanganannya,” harapnya.

Baca Juga :  Mura Bakal Punya Kantor Pengadilan Agama

Sementara Kepala Bandara H Asan
Sampit Afandi menjelaskan, untuk 3 hari ini tidak ada masalah penerbangan. “Tapi
keberadaan asap memang sempat mengganggu penerbangan, terutama pada pagi hari
hingga pukul 8 pagi. Apalagi jarak pandang di bawah 100 meter. Namun, satu
minggu yang lalu, kondisi penerbangan terutama keberangkatan pagi mengalami
kendala. Hal ini disebabkan dengan adanya asap yang menyelimuti Sampit,
khususnya pada pagi hari,” ujarnya. (rif/ens/ctk/nto)

SAMPIT – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Kabupaten Kotawaringin Timur mencatat masih ditemukan sejumlah titik api atau
hotspot di daerah itu. Berdasarkan data yang tercatat sejak 5-12 Agustus 2019 mulai
pukul 06.00 WIB, ada 92 titik api. Namun dari jumlah tersebut, masih ada 4
titik api yang terpantau Senin (12/8).

Sebaran titik api itu, di
Kecamatan Cempaga Hulu 1 titik, Mentawa Baru Ketapang 22 titik, Mentaya Hilir
Selatan 10 titik, Mentaya Hilir Utara ada 20 titik, Mentaya Hulu ada 2 titik,
Parenggean ada 4 titik, Pulau Hanaut ada 19 titik, Telawang 9 titik dan Teluk
Sampit 11 titik.

Kepala BMKG Kotim Nur Setiawan
mengatakan sampai Senin (12/8), masih ada 92 titik api. Meski jumlah titik api
sebanyak itu, namun kualitas udara masih dalam kategori baik hingga sedang.
“Namun dari pantauan BMKG sendiri, masih ada 4 titik api yang terpantau dari
yang 92 titik api tersebut. Wilayahnya ada di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang 2
lokasi, Mentaya Hilir Utara 1 lokasi dan Cempaga Hulu 1 lokasi,” kata Nur
Setiawan kepada Kalteng Pos, Senin (13/8).

Baca Juga :  Pemkab Batara Dukung Peniadaan Mudik Idulfitri

Terkait penerbangan masih normal.
Sekalipun di pagi hari masih tercium asap. Namun tidak berpengaruh terhadap
jarak pandang. Sehingga lalu lintas penerbangan dan darat masih lancar. “Meski
kondisi asap saat ini kondisi baik, tetapi jumlah titik api yang terdeteksi
tersebut patut diwaspadai. Sehingga yang terkena hotspot di wilayahnya akan
lebih aktif dalam melihat kondisi tersebut,” pintanya.

Meski asap masih kurang, tetapi
masyarakat agar lebih siaga lagi. “Sebab, saat ini musim kemarau. Diprediksi
sampai Oktober 2019 masih terjadi kemarau. Oleh karena itu, bagi wilayahnya yang
terpantau hotspot atau titik api bisa mengetahui keberadaan api di wilayahnya
masing-masing. Agar lebih cepat lagi dalam penanganannya,” harapnya.

Baca Juga :  Mura Bakal Punya Kantor Pengadilan Agama

Sementara Kepala Bandara H Asan
Sampit Afandi menjelaskan, untuk 3 hari ini tidak ada masalah penerbangan. “Tapi
keberadaan asap memang sempat mengganggu penerbangan, terutama pada pagi hari
hingga pukul 8 pagi. Apalagi jarak pandang di bawah 100 meter. Namun, satu
minggu yang lalu, kondisi penerbangan terutama keberangkatan pagi mengalami
kendala. Hal ini disebabkan dengan adanya asap yang menyelimuti Sampit,
khususnya pada pagi hari,” ujarnya. (rif/ens/ctk/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru