30.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Kerajinan Anyaman Rotan Jadi Produk Unggulan

MUARA TEWEH-Produk kerajinan
anyaman rotan Desa Tambaba, Kecamatan Gunung Purei memang diakui dan dinilai
baik. Potensi ini masih dipertahankan Pemerintah Desa Tambaba.

Apalagi, produk anyaman Desa
Tambaba sudah dijual ke daerah luar Kalimantan Tengah. Bahkan hingga ke Kutai
Barat, Pulau Jawa dan Bali.

“Kerajinan yang bahan
bakunya rotan adalah salah satu produk unggulan di Desa Tambaba, bukan saja
untuk dipakai melainkan sekarang ini sangat mendukung usaha warga,” ujar
Kepala Desa (Kades) Tambaba, Redionsyah melalui Kaur Keuangan, Syamsul Arif,
akhir pekan lalu.

Terlebih, ungkap Syamsul, di
Desa Tambaba tidak ada usaha lain. Rotan adalah sumber usaha. Rotan juga
diambil menjadi lampit atau bahan mentah yang sering dijual ke Banjarmasin,
Kalsel. 

Baca Juga :  Pemda Harus Cermat dan Berhati-Hati Membelanjakan Uang Rakyat

Menurutnya, anyaman rotan
dapat diolah dalam berbagai macam jenis anyaman. Misalnya tikar, anjat dan
berbagai macam tas maupun dompet. Harga jual hasil kerajinan pun beragam. Mulai
Rp50 ribu hingga Rp400 ribu. 

“Harga disesuaikan motif
dan bentuk. Kalau anyaman tikar harganya bisa Rp800 ribu sampai Rp1,5 juta,”
beber Syamsul. 

Diakui Syamsul, dalam
mengembangkan kerajinan ini terdapat sejumlah kendala. Di antaranya belum ada
pembeli yang dapat menampung secara terus menerus. Selain itu, warga Desa
Tambaba belum ada pemasaran yang pasti. 

“Kami terus melakukan pembinaan
melalui pelatihan, tapi kami belum dapat investor khusus untuk menagani produk
anyaman ini,” tutupnya. (cah)

Baca Juga :  Untuk Pengujian Kelaikan, Jembatan Hasan Basri akan Ditutup

MUARA TEWEH-Produk kerajinan
anyaman rotan Desa Tambaba, Kecamatan Gunung Purei memang diakui dan dinilai
baik. Potensi ini masih dipertahankan Pemerintah Desa Tambaba.

Apalagi, produk anyaman Desa
Tambaba sudah dijual ke daerah luar Kalimantan Tengah. Bahkan hingga ke Kutai
Barat, Pulau Jawa dan Bali.

“Kerajinan yang bahan
bakunya rotan adalah salah satu produk unggulan di Desa Tambaba, bukan saja
untuk dipakai melainkan sekarang ini sangat mendukung usaha warga,” ujar
Kepala Desa (Kades) Tambaba, Redionsyah melalui Kaur Keuangan, Syamsul Arif,
akhir pekan lalu.

Terlebih, ungkap Syamsul, di
Desa Tambaba tidak ada usaha lain. Rotan adalah sumber usaha. Rotan juga
diambil menjadi lampit atau bahan mentah yang sering dijual ke Banjarmasin,
Kalsel. 

Baca Juga :  Pemda Harus Cermat dan Berhati-Hati Membelanjakan Uang Rakyat

Menurutnya, anyaman rotan
dapat diolah dalam berbagai macam jenis anyaman. Misalnya tikar, anjat dan
berbagai macam tas maupun dompet. Harga jual hasil kerajinan pun beragam. Mulai
Rp50 ribu hingga Rp400 ribu. 

“Harga disesuaikan motif
dan bentuk. Kalau anyaman tikar harganya bisa Rp800 ribu sampai Rp1,5 juta,”
beber Syamsul. 

Diakui Syamsul, dalam
mengembangkan kerajinan ini terdapat sejumlah kendala. Di antaranya belum ada
pembeli yang dapat menampung secara terus menerus. Selain itu, warga Desa
Tambaba belum ada pemasaran yang pasti. 

“Kami terus melakukan pembinaan
melalui pelatihan, tapi kami belum dapat investor khusus untuk menagani produk
anyaman ini,” tutupnya. (cah)

Baca Juga :  Untuk Pengujian Kelaikan, Jembatan Hasan Basri akan Ditutup

Terpopuler

Artikel Terbaru