MUARA TEWEH – Sejak dua
hari belakangan ini, wilayah Barito dilanda hujan lebat. Akibatnya sejumlah
tempat terendam air luapan dari Sungai Barito. Bahkan air terus naik hingga
perkampungan warga yang berada di tepi sungai. Termasuk di Kota Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara.
Selain di kota, banjir
juga melanda Kecamatan Lahei Barat, Lahei, Teweh Baru, Teweh Tengah, Teweh
Selatan hingga Montallat. Air luapan dari sungai itu terus
Pantauan Kalteng Pos
sejak Kamis (31/4) hingga Jumat (1/5), khusus dalam Kota Muara Teweh, aktivitas
warga, terutama yang melakukan aktivitas perdagangan sangat terganggu. Seperti
di Jalan Panglima Batur, Jalan Mangkusari, Pengeran Antasari, Sengaji Hulu,
Sengaji Hilir, dan Merak.
Bahkan para pedagang
terpaksa menutup tokonya serta pindah mengamankan barang-barang dagangan ke
tempat yang lebih aman. Bahkan dua pasar tradisional dalam Kota Muara Teweh
mulai pindah. Diantaranya Pasar Pendopo dan Pasar Ipu.
Yanto, warga Muara
Teweh mengatakan, kejadian banjir ini akan terus berlanjut, karena air
masih terus naik. Ditambah lagi intensitas hujan masih cukup tinggi selama
beberapa hari ini.
“Infonya wilayah hulu Sungai
Barito airnya naik lagi. Dengan naiknya air wilayah hulu, maka bisa dipastikan Kota
Muara Teweh kena dampaknya,†kata Yanto, kemarin.
Menurut dia, selain
banjir, warga juga dihadapkan dengan menyempitnya areal lalu lintas jalan.
Keadaan seperti ini sangat menyulitkan warga. Bahkan taksi getek atau perahu
kecil pun sudah disiapkan warga sebagai sarana transportasi sementara. Mengingat
sejumlah jalan sudah terendam banjir.
“Untuk kepindahan
pedagang harusnya ditata oleh dinas terkait. Karena selain banjir, sebagian
jalan yang digunakan untuk lalu lintas dipakai para pedagang Pasar Pendopo
untuk menggelar jualan atau dagangan,†ungkapnya.
Akibat lokasi Pasar
Pendopo Muara Teweh terendam banjir, sejumlah pedagang terpaksa merelokasi
jualan atau dagangannya ke tempat yang lebih tinggi. Lokasi sementara Pasar
Pendopo Muara Teweh dipindah ke Jalan Timor atau yang biasa disebut masyarakat
yakni Jalan Anem sampai ke Jalan Temanggung Surapati. Sedangkan pedagang di Pasar
Ipu atau yang biasa berjualan dekat Masjid Jami pindah ke Jalan Durian hingga
simpang Temanggung Surapati.
Hal ini juga dibenarkan
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Kadisdagrin) Kabupaten Barito Utara
Hajrannor. “Pasar ini hanya untuk sementara waktu. Apabila banjir sudah
mulai surut dan lokasi semula pasar sudah aman dari genangan air, maka para
pedagang akan kembali ke lokasi semula,” ujarnya kepada Kalteng Pos,
Jumat (1/5).
Untuk di Jalan Timor, para pedagang hanya
diperbolehkan menggunakan terpal atau lapak yang dapat dipindah, karena di
lokasi ini merupakan jalan yang padat lalu lintas warga. Selain itu, jalan ini
merupakan akses masyarakat menuju lokasi perniagaan yang ada di Jalan Sengaji
Hulu dan Sengaji Hilir.