PROKALTENG.CO-PT Pelni memprediksi terjadi lonjakan jumlah penumpang kapal selama libur Natal dan Tahun Baru 2024. Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT Pelni, Tri Handayani saat memantau kesiapan pelayaran KM. Bukit Raya di Pelabuhan Dwikora Pontianak, Kamis (28/12) pagi.
Dikatakan Tri, peningkatan penumpang ini mencapai angka 17 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Secara nasional, kapal-kapal Pelni mengangkut 600.000 orang dari seluruh pelabuhan di Indonesia.
“Ada lonjakan sekitar 17 persen. Untuk di nasional sendiri jumlahnya sekitar 600.000 penumpang,” katanya.
Di Pontianak sendiri, Pelni menyiapkan dua kapal yakni KM Bukit Raya dan KM Lawit. Kedua kapal ini dari Pelabuhan Tanjung Priok. Sementara untuk KM Bukit Raya kemudian melanjutkan perjalanan ke pulau tujuh dan terakhir ke Surabaya.
“Total penumpang yang sudah naik dari Pontianak ini sebanyak 2.200 penumpang dan untuk penumpang turunnya 1.900 di momen Nataru. Masa Nataru dari tanggal 11 Desember sampai nanti Januari 2024,” jelasnya.
Dia mengatakan, lonjakan penumpang awalnya diprediksi terjadi pada peak season di tanggal 23 Desember.
Namun, pada 19 Desember sudah terjadi kenaikan angka lantaran bersamaan dengan jadwal libur sekolah.
“Ternyata itu kemarin maju di tanggal 19 Desember. Nah ini juga mungkin terkait dengan libur anak sekolah ya, yang apa namanya lebih terjadi lebih awal,” ujarnya.
Tri menjelaskan, pihaknya memiliki strategi dalam mengantisipasi lonjakan penumpang tersebut. Diantaranya menata ulang rute pelayaran kemudian meningkatkan frekuensi perjalanan bolak-balik kapal.
“Karena jumlah kapal tidak bertambah maka kita mereview sebelumnya ruas-ruas yang memang bukan ruas padat kita reroute. Atau kapalnya tetap, rutenya tetap, tapi kita tambah frekuensi,” ujarnya.
Tri mengatakan, Pelabuhan Dwikora Pontianak menjadi pelabuhan kelima yang dilakukan monitoring. Sebelumnya, jajaran PT Pelni telah memantau pelabuhan di Surabaya, Ternate-Tidore, Sorong dan Belitung.
“Untuk wilayah Indonesia bagian tengah ini, saya ambil di Pontianak. Saya tadi sempat cek mesin, kemudian mesin induk, mesin bantu juga mesin AC, semua berjalan dengan baik. Ruangan kamar mesin juga bersih,” katanya.
Dia mengatakan, pihaknya telah memastikan instrumen keselamatan yang menjadi kewajiban dalam pelayaran di kapal-kapal milik Pelni. Diantaranya sekoci yang berkapasitas 100 sampai 150 orang, kemudian liferaft berbentuk tabung, lifejacket sebanyak 2.000 unit di setiap kapal.
“Memang dalam satu pelayaran ketentuannya adalah 125 persen dari total kapasitas penumpang, jadi sudah memenuhi.
Kemudian, yang keempat adalah lifebuoy yang terletak di deck dua yang terbawah. Terakhir, alat seperti papan luncur menampung 100 orang,” paparnya.
Di sisi lain, dia memastikan tak ada kendala misalnya terkait pendangkalan di pelabuhan-pelabuhan yang disinggahi kapal, sehingga mengganggu alur pelayaran yang berdampak pada molornya waktu perjalanan.
“Begitu pun tadi saya tanyakan ke nakhoda bahwa masalah pendangkalan itu tidak ada. Kalau pasang surut wajar di semua perairan ya gitu.
Jika dangkal, kita koordinasi dengan pihak Pelindo dengan dengan Kementerian Perhubungan untuk pengerukan,” pungkasnya. (arf/jpg/hnd)