31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Smelter Nikel PT Kalimantan Ferro Industry Kebakaran, Satu Karyawan Meninggal

PROKALTENG.CO – Faktor kelalaian manusia (human error) dan kegagalan teknologi diduga jadi penyebab kebakaran di kompleks pabrik smelter nikel milik PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) di Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sangasanga, Kukar, Rabu (11/10) sore. Operasional smelter nikel pertama di Kaltim itu, diresmikan mantan gubernur Kaltim Isran Noor pada 19 September lalu. Namun, belum genap sebulan beroperasi, terjadi kebakaran dan menyebabkan satu karyawan pabrik meninggal dunia akibat luka bakar.

Kebakaran di area pabrik smelter nikel terjadi sekitar pukul 17.30 Wita. Tim pemadam baru berhasil memadamkan kobaran api sekaligus melakukan pendinginan sekitar pukul 18.19 Wita. Dikonfirmasi Kaltim Post, Lurah Pendingin, Dayat mengatakan, lokasi kebakaran terjadi di bagian boiler smelter nikel. Fasilitas itu selama ini digunakan untuk pembakaran batu bara yang merupakan sumber energi pengolahan nikel. “Kejadiannya terjadi di bagian boiler yang terbakar. Pemicunya mungkin karena itu tempat membakar,” ungkapnya dikutip dari kaltim.prokal.co.

Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Kaltim Rudi Sapriadi menuturkan, kebakaran diduga karena kegagalan teknologi. Namun dia belum menjelaskan lebih detail lagi indikasi itu. Rudi menyebut, hal utama saat ini adalah memastikan api sudah padam, mengevakuasi korban, dan menyiapkan upaya antisipasi. Lanjut dia, 15 personel BPBD Kaltim diturunkan ke lokasi kejadian yang berada di kawasan Delta Mahakam. “Kami yakin perusahaan memiliki safety yang bagus. Jadi kita lihat dulu, mereka memberi waktu sampai besok (hari ini),” katanya.

Pada bagian lain, Owner Representatives PT KFI Ardhi Soemargo membenarkan insiden tersebut. Dia menyatakan, lokasi yang terbakar adalah bagian belakang yang disebutnya mixing batu bara. Bukan pabrik smelter sebagaimana kabar yang beredar. Dia berharap peristiwa tersebut tidak menelan korban jiwa. Dia kemudian menjelaskan smelter nikel sebenarnya masih dalam tahap uji coba dan belum memproduksi. “Posisi saat itu (saat kebakaran) memang ada commissioning (uji coba), belum ada produksi. Kami menduga ada human error,” katanya.

Baca Juga :  Idap Agorafobia, Pemuda Nekat Akhiri Hidup dengan Gantung Diri

Terpisah, Kapolsek Sangasanga AKP Baihaqi menyampaikan, hingga tadi malam kepolisian masih di tempat kejadian perkara untuk melakukan penyelidikan dan mengumpulkan keterangan.  (TKP). “Masih mencari penyebabnya. Jadi kita belum bisa konfirmasi lebih bagaimana kejadian dan korbannya,” tutur Baihaqi. Sementara itu, Camat Sangasanga Dahri mengungkapkan, korban kebakaran yang merupakan tenaga kerja asing (TKA) dievakuasi ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

Terkait penyebab kebakaran, Dahri mengaku belum bisa memastikan. “Penyebabnya belum diidentifikasi. Nama TKA (yang menjadi korban) kami juga belum tahu, karena masih di UGD (untuk perawatan intensif),” katanya. Berdasarkan pantauan Kaltim Post di RSUD AWS Samarinda tadi malam, ruang UGD tampak sibuk dari biasanya. “Ambulans pertama datang sekitar pukul 21.00 Wita, membawa pasien luka bakar. Ditemani empat orang. Saat ini sedang dilakukan operasi di lantai 3. Kelihatan yang sedang dioperasi itu orang Cina,” kata salah seorang petugas keamanan kepada wartawan. Kemudian, lanjut dia, korban kedua tiba sekitar pukul 22.10 Wita. Setelah tiba di rumah sakit milik Pemprov Kaltim itu, ambulans langsung menuju kamar mayat.

Dari dalam mobil, tampak kantong jenazah berwarna oranye membungkus jasad korban kebakaran. “WNA Cina didapat di lantai 3, ujung pabrik. Kondisinya gosong dan dalam keadaan telungkup,” kata Roby (27), salah seorang relawan dari Sangasanga. Disinggung soal penyebab kebakaran, Roby mengaku tak mengetahui pasti. Namun dari informasi yang dia dengar, terjadi ledakan secara tiba-tiba di dekat bagian tungku batu bara. “Katanya lagi mengecek, tiba-tiba ada ledakan dan teriakan,” tutupnya.

Baca Juga :  Kawanan Rampok Sadis, Sekap dan Bacok Pemilik Sarang Walet

Untuk diketahui, operasional tahap pertama pabrik smelter nikel PT KFI diresmikan Gubernur Kaltim Isran Noor pada Selasa (19/9). Dalam sambutannya kala itu, Isran Noor berharap pembukaan pabrik ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi di Kaltim. Ia menekankan pentingnya dukungan masyarakat terhadap pembangunan dan investasi. Gubernur juga mengungkapkan bahwa pabrik ini akan menciptakan lapangan kerja lokal.

Ia menyambut investasi ini sebagai langkah penting dalam membangun industri pengolahan sumber daya alam di dalam negeri. “Pabrik ini dibangun dalam waktu singkat, sekitar 2 tahun, hingga mencapai tahap pertama, yang menunjukkan pentingnya efisiensi dalam membangun industri,” terangnya. Isran menambahkan, tahap pertama, smelter nikel PT KFI memanfaatkan dua jalur dari total 18 jalur produksi peleburan. Adapun total produksi nikel yang ditargetkan 4-5 juta ton. Gubernur yakin, jika 18 jalur smelter nikel ini bisa diselesaikan, tenaga kerja yang akan terserap di industri besar ini mencapai 10­–15 ribu orang.

Sementara itu, General Manager PT KFI Zhou Bo dalam sambutannya menjelaskan, investasi smelter nikel tersebut menelan investasi Rp 16 triliun. Dia mengeklaim, smelter nikel PT KFI memakai teknologi RKEF canggih untuk membangun 18 jalur produksi peleburan terpadu untuk nikel-besi, krom-besi, baja tahan karat, dan nikel dengan kandungan es tinggi. Proyek ini diharapkan menciptakan lebih dari 10 ribu lapangan kerja.

“Hingga saat ini, kami telah menginvestasikan Rp 5 triliun Indonesia dan berjuang keras untuk memenuhi jadwal konstruksi yang ketat sejak dimulainya konstruksi pada Januari 2022,” ungkapnya saat itu.  (qi/riz/k16)

PROKALTENG.CO – Faktor kelalaian manusia (human error) dan kegagalan teknologi diduga jadi penyebab kebakaran di kompleks pabrik smelter nikel milik PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) di Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sangasanga, Kukar, Rabu (11/10) sore. Operasional smelter nikel pertama di Kaltim itu, diresmikan mantan gubernur Kaltim Isran Noor pada 19 September lalu. Namun, belum genap sebulan beroperasi, terjadi kebakaran dan menyebabkan satu karyawan pabrik meninggal dunia akibat luka bakar.

Kebakaran di area pabrik smelter nikel terjadi sekitar pukul 17.30 Wita. Tim pemadam baru berhasil memadamkan kobaran api sekaligus melakukan pendinginan sekitar pukul 18.19 Wita. Dikonfirmasi Kaltim Post, Lurah Pendingin, Dayat mengatakan, lokasi kebakaran terjadi di bagian boiler smelter nikel. Fasilitas itu selama ini digunakan untuk pembakaran batu bara yang merupakan sumber energi pengolahan nikel. “Kejadiannya terjadi di bagian boiler yang terbakar. Pemicunya mungkin karena itu tempat membakar,” ungkapnya dikutip dari kaltim.prokal.co.

Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Kaltim Rudi Sapriadi menuturkan, kebakaran diduga karena kegagalan teknologi. Namun dia belum menjelaskan lebih detail lagi indikasi itu. Rudi menyebut, hal utama saat ini adalah memastikan api sudah padam, mengevakuasi korban, dan menyiapkan upaya antisipasi. Lanjut dia, 15 personel BPBD Kaltim diturunkan ke lokasi kejadian yang berada di kawasan Delta Mahakam. “Kami yakin perusahaan memiliki safety yang bagus. Jadi kita lihat dulu, mereka memberi waktu sampai besok (hari ini),” katanya.

Pada bagian lain, Owner Representatives PT KFI Ardhi Soemargo membenarkan insiden tersebut. Dia menyatakan, lokasi yang terbakar adalah bagian belakang yang disebutnya mixing batu bara. Bukan pabrik smelter sebagaimana kabar yang beredar. Dia berharap peristiwa tersebut tidak menelan korban jiwa. Dia kemudian menjelaskan smelter nikel sebenarnya masih dalam tahap uji coba dan belum memproduksi. “Posisi saat itu (saat kebakaran) memang ada commissioning (uji coba), belum ada produksi. Kami menduga ada human error,” katanya.

Baca Juga :  Idap Agorafobia, Pemuda Nekat Akhiri Hidup dengan Gantung Diri

Terpisah, Kapolsek Sangasanga AKP Baihaqi menyampaikan, hingga tadi malam kepolisian masih di tempat kejadian perkara untuk melakukan penyelidikan dan mengumpulkan keterangan.  (TKP). “Masih mencari penyebabnya. Jadi kita belum bisa konfirmasi lebih bagaimana kejadian dan korbannya,” tutur Baihaqi. Sementara itu, Camat Sangasanga Dahri mengungkapkan, korban kebakaran yang merupakan tenaga kerja asing (TKA) dievakuasi ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

Terkait penyebab kebakaran, Dahri mengaku belum bisa memastikan. “Penyebabnya belum diidentifikasi. Nama TKA (yang menjadi korban) kami juga belum tahu, karena masih di UGD (untuk perawatan intensif),” katanya. Berdasarkan pantauan Kaltim Post di RSUD AWS Samarinda tadi malam, ruang UGD tampak sibuk dari biasanya. “Ambulans pertama datang sekitar pukul 21.00 Wita, membawa pasien luka bakar. Ditemani empat orang. Saat ini sedang dilakukan operasi di lantai 3. Kelihatan yang sedang dioperasi itu orang Cina,” kata salah seorang petugas keamanan kepada wartawan. Kemudian, lanjut dia, korban kedua tiba sekitar pukul 22.10 Wita. Setelah tiba di rumah sakit milik Pemprov Kaltim itu, ambulans langsung menuju kamar mayat.

Dari dalam mobil, tampak kantong jenazah berwarna oranye membungkus jasad korban kebakaran. “WNA Cina didapat di lantai 3, ujung pabrik. Kondisinya gosong dan dalam keadaan telungkup,” kata Roby (27), salah seorang relawan dari Sangasanga. Disinggung soal penyebab kebakaran, Roby mengaku tak mengetahui pasti. Namun dari informasi yang dia dengar, terjadi ledakan secara tiba-tiba di dekat bagian tungku batu bara. “Katanya lagi mengecek, tiba-tiba ada ledakan dan teriakan,” tutupnya.

Baca Juga :  Kawanan Rampok Sadis, Sekap dan Bacok Pemilik Sarang Walet

Untuk diketahui, operasional tahap pertama pabrik smelter nikel PT KFI diresmikan Gubernur Kaltim Isran Noor pada Selasa (19/9). Dalam sambutannya kala itu, Isran Noor berharap pembukaan pabrik ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi di Kaltim. Ia menekankan pentingnya dukungan masyarakat terhadap pembangunan dan investasi. Gubernur juga mengungkapkan bahwa pabrik ini akan menciptakan lapangan kerja lokal.

Ia menyambut investasi ini sebagai langkah penting dalam membangun industri pengolahan sumber daya alam di dalam negeri. “Pabrik ini dibangun dalam waktu singkat, sekitar 2 tahun, hingga mencapai tahap pertama, yang menunjukkan pentingnya efisiensi dalam membangun industri,” terangnya. Isran menambahkan, tahap pertama, smelter nikel PT KFI memanfaatkan dua jalur dari total 18 jalur produksi peleburan. Adapun total produksi nikel yang ditargetkan 4-5 juta ton. Gubernur yakin, jika 18 jalur smelter nikel ini bisa diselesaikan, tenaga kerja yang akan terserap di industri besar ini mencapai 10­–15 ribu orang.

Sementara itu, General Manager PT KFI Zhou Bo dalam sambutannya menjelaskan, investasi smelter nikel tersebut menelan investasi Rp 16 triliun. Dia mengeklaim, smelter nikel PT KFI memakai teknologi RKEF canggih untuk membangun 18 jalur produksi peleburan terpadu untuk nikel-besi, krom-besi, baja tahan karat, dan nikel dengan kandungan es tinggi. Proyek ini diharapkan menciptakan lebih dari 10 ribu lapangan kerja.

“Hingga saat ini, kami telah menginvestasikan Rp 5 triliun Indonesia dan berjuang keras untuk memenuhi jadwal konstruksi yang ketat sejak dimulainya konstruksi pada Januari 2022,” ungkapnya saat itu.  (qi/riz/k16)

Terpopuler

Artikel Terbaru