PANGKALAN BUN – Aparat kepolisian menyelidiki dan mendalami
beredarnya dugaan video porno yang melibatkan oknum kepala desa (Kades) berinisial
JS di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar). Bahkan, JS langsung
dipanggil aparat demi mengklarifikasikan hal itu.
Kepada petugas, JS mengaku ia
menjadi korban pemerasan, bahkan pencemaran nama baik karena diduga fotonya
diedit, kemudian dikombinasikan dengan video syur, serta diunggah ke media
sosial (Medsos).
Oknum kades ini merasa, bukan dirinya
yang melakukan adegan, melainkan hanya korban aplikasi Deepfaker. Potongan foto
yang dibuat ke dalam video bercampur dengan video yang diduga orang lain, dan
dengan dalih tersebut melalui medsos disebarluaskan menggunakan akun palsu.
Hal ini disampaikan oleh Kapolres
Kobar AKBP E Dharma B Ginting melalui Kapolsek Arsel AKP Rendra Dhani Adhitia
saat dibincangi Kalteng Pos, Jumat (24/1).
“Kami sudah menerima aduan
oleh kades berinisial JS yang melaporkan terkait adanya akun palsu menyebarkan
video porno. JS melakukan klarifikasi karena merasa dicemarkan nama baiknya
dengan foto dan video wajahnya digunakan, dalam sebuah video yang tidak
senonoh,” katanya.
Menurut Rendra, setelah dilakukan
pemeriksaan dan klarifikasi, yang bersangkutan tidak merasa melakukannya. Dan
tiba-tiba, lanjut dia, ada orang yang mencoba melakukan pemerasan terhadap JS.
Untuk itu Polsek Arsel memberikan
saran kepada JS agar nantinya tidak memberikan atau menuruti kemauan orang
tersebut. Karena besar kemungkinan merupakan jaringan penipuan dan pemerasan
melalui medsos.
Apalagi setelah didalami dan
ditelusuri, akun medsos tersebut diduga palsu dan keberadaanya masih
ditelusuri.
Selain itu diimbau bagi
masyarakat lain untuk berhati-hati dan selektif menaruh foto wajah, alamat
rumah di medsos, karena dapat digunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab
untuk kepentingan pribadi.
“Kami akan terus menelusuri
dan mencari tahu keberadaan pelaku yang menyebarkan video tersebut. JS juga
sudah membuat laporan dan meminta polisi segera mengungkap siapa dalang semua
ini,” ujarnya.
Seperti diketahui, warga
Pangkalan Bun digegerkan dengan adanya video porno yang diduga kades beredar di
medsos. Sehingga warga resah dan meminta agar adanya pertanggungjawaban kades karena
melakukan aksi kurang terpuji. Alhasil polisi bertindak cepat dan langsung
memanggil serta kades yang dimaksud untuk melakukan klarifikasi. (son/ami)