PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Agustiar Sabran melalui Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Darliansjah, secara resmi membuka Seminar dan Simposium Nasional Guru Sejarah Indonesia VII Tahun 2025 di Aula Hotel Neo, Palangka Raya, Kamis (30/10/2025).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) ini mengusung tema “Semarak Sejarah dan Budaya Sebagai Jembatan Menuju Indonesia Emas.”
Dalam sambutannya, Gubernur Agustiar melalui Darliansjah menyampaikan bahwa simposium ini menjadi forum nasional bagi para guru sejarah untuk saling berbagi gagasan, pengalaman, serta memperkuat kolaborasi dalam pengembangan pembelajaran sejarah di era modern.
“Simposium ini menjadi wadah pertukaran ide bagi guru sejarah se-Indonesia agar lahir pemikiran baru dalam memperkuat integrasi sejarah daerah, termasuk filosofi Huma Betang, ke dalam kurikulum nasional,” paparnya.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru sejarah agar mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan perubahan kurikulum.
“Guru sejarah dituntut untuk inovatif, melek teknologi, dan mampu mengaitkan sejarah dengan realitas masa kini agar pembelajaran lebih menarik dan relevan,” tambahnya.
Simposium Nasional Guru Sejarah Indonesia VII Tahun 2025 ini diikuti 100 peserta yang terdiri dari guru sejarah dari 34 provinsi, akademisi, peneliti, dan mahasiswa.
“Kami bersyukur kegiatan ini mendapat dukungan luas. Sebanyak 25 panitia pusat dan daerah telah bekerja sejak Juli 2024 untuk memastikan seluruh rangkaian acara berjalan lancar,” ujarnya.
Kegiatan berskala nasional ini menjadikan Palangka Raya sebagai tuan rumah para penggerak literasi sejarah bangsa selama empat hari, mulai 30 Oktober hingga 2 November 2025. Para peserta akan mengikuti berbagai agenda, termasuk sesi diskusi ilmiah, lokakarya, dan lawatan sejarah daerah.
“Kehadiran para guru sejarah dari seluruh Indonesia di Palangka Raya menjadi kebanggaan tersendiri bagi Kalimantan Tengah. Ini bukti bahwa Kalteng turut berkontribusi dalam memperkuat literasi sejarah nasional,” ucapnya.
Turut hadir dalam pembukaan kegiatan tersebut Dirjen Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan RI Restu Gunawan, Direktur Direktorat Sejarah dan Permuseuman Agus Mulyana, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIII Kaltengsel Riris Purbasari, serta Presiden AGSI Sumardiansyah Perdana Kusuma.(mmckalteng)

