33.3 C
Jakarta
Thursday, June 26, 2025

Dislutkan Kalteng Dorong Diversifikasi Pangan dan GEMARIKAN untuk Ketahanan Gizi dan Ekonomi

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Diversifikasi pangan berbasis ikan menjadi perhatian serius Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).

Hal ini ditegaskan Kepala Dislutkan Kalteng, Sri Widanarni. Saat menjadi narasumber dalam Dialog Interaktif RRI Pro 1 Palangka Raya bertema Diversifikasi Pangan dan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN), Rabu (25/6/2025).

Sri menyampaikan. Bahwa diversifikasi pangan, khususnya berbasis ikan, merupakan bagian dari strategi ketahanan pangan yang dicanangkan Gubernur Kalteng H Agustiar Sabran melalui Dislutkan.

Program ini bertujuan untuk memanfaatkan secara maksimal potensi sumber daya alam, khususnya sektor kelautan dan perikanan, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalteng.

“Diversifikasi pangan sangat penting karena berkaitan langsung dengan ketahanan pangan. Pemerintah ingin memastikan masyarakat Kalteng mendapatkan bahan pangan yang mudah, murah, dan bergizi,” ujarnya.

Ia menjelaskan. Ikan merupakan sumber protein hewani yang luar biasa, tidak hanya penting untuk gizi dan kesehatan, tetapi juga memiliki peran vital dalam menurunkan angka stunting.

Baca Juga :  Dinkes Kalteng Gelar Pertemuan Koordinasi dan Evaluasi Penanganan TBC

“Kita tidak bisa hanya mengandalkan sumber pangan nabati. Ikan itu kaya protein, asam amino esensial, yodium, dan nutrisi lain yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan anak dan regenerasi sel-sel tubuh, termasuk bagi orang dewasa,” jelas Sri.

Potensi perikanan di Kalteng, lanjutnya, sangat besar. Terutama dari perairan darat. Jenis-jenis ikan lokal seperti gabus tidak hanya diminati oleh masyarakat lokal, tapi juga dari luar daerah.

“Ikan gabus misalnya, punya kandungan gizi tinggi dan banyak dicari, bahkan menjadi komoditas andalan untuk kesehatan. Ini kekayaan yang luar biasa,” ungkapnya.

 

Selain manfaat gizi, Sri juga menekankan pentingnya konsumsi ikan sebagai alternatif ketika harga komoditas pangan lain seperti daging ayam mengalami lonjakan. Hal ini bisa menjadi solusi agar masyarakat tidak bergantung pada satu jenis bahan pokok.

Baca Juga :  Pemprov Kalteng Matangkan Persiapan Harvesting BBI/BBWI 2024

“Konsumsi ikan bisa menjadi pilihan utama masyarakat. Jadi ketika harga daging naik, masyarakat tetap bisa memperoleh sumber protein dari ikan,” tambahnya.

Sri juga menyoroti pentingnya menjaga keberlanjutan sumber daya perikanan. Menurutnya, peningkatan konsumsi ikan harus diimbangi dengan pelestarian ekosistem dan habitatnya, termasuk menjaga kualitas air dan memastikan ketersediaan pasokan ikan tetap terjaga.

“Diversifikasi pangan ini juga mendorong kita untuk menjaga keberlanjutan perikanan. Ketika masyarakat banyak mengonsumsi ikan, kita juga harus aktif melestarikan habitat dan populasi ikan agar tetap tersedia,” jelasnya.

Di sisi lain, peningkatan konsumsi ikan juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat. Dengan meningkatnya permintaan ikan, maka terbuka lapangan kerja baru di sektor perikanan, mulai dari budidaya hingga pengolahan.

“Ini bukan hanya soal kesehatan, tapi juga dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat. Jika masyarakat banyak mengonsumsi ikan, maka ekonomi juga akan bergerak,” tutup Sri.(hfz)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Diversifikasi pangan berbasis ikan menjadi perhatian serius Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).

Hal ini ditegaskan Kepala Dislutkan Kalteng, Sri Widanarni. Saat menjadi narasumber dalam Dialog Interaktif RRI Pro 1 Palangka Raya bertema Diversifikasi Pangan dan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN), Rabu (25/6/2025).

Sri menyampaikan. Bahwa diversifikasi pangan, khususnya berbasis ikan, merupakan bagian dari strategi ketahanan pangan yang dicanangkan Gubernur Kalteng H Agustiar Sabran melalui Dislutkan.

Program ini bertujuan untuk memanfaatkan secara maksimal potensi sumber daya alam, khususnya sektor kelautan dan perikanan, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalteng.

“Diversifikasi pangan sangat penting karena berkaitan langsung dengan ketahanan pangan. Pemerintah ingin memastikan masyarakat Kalteng mendapatkan bahan pangan yang mudah, murah, dan bergizi,” ujarnya.

Ia menjelaskan. Ikan merupakan sumber protein hewani yang luar biasa, tidak hanya penting untuk gizi dan kesehatan, tetapi juga memiliki peran vital dalam menurunkan angka stunting.

Baca Juga :  Dinkes Kalteng Gelar Pertemuan Koordinasi dan Evaluasi Penanganan TBC

“Kita tidak bisa hanya mengandalkan sumber pangan nabati. Ikan itu kaya protein, asam amino esensial, yodium, dan nutrisi lain yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan anak dan regenerasi sel-sel tubuh, termasuk bagi orang dewasa,” jelas Sri.

Potensi perikanan di Kalteng, lanjutnya, sangat besar. Terutama dari perairan darat. Jenis-jenis ikan lokal seperti gabus tidak hanya diminati oleh masyarakat lokal, tapi juga dari luar daerah.

“Ikan gabus misalnya, punya kandungan gizi tinggi dan banyak dicari, bahkan menjadi komoditas andalan untuk kesehatan. Ini kekayaan yang luar biasa,” ungkapnya.

 

Selain manfaat gizi, Sri juga menekankan pentingnya konsumsi ikan sebagai alternatif ketika harga komoditas pangan lain seperti daging ayam mengalami lonjakan. Hal ini bisa menjadi solusi agar masyarakat tidak bergantung pada satu jenis bahan pokok.

Baca Juga :  Pemprov Kalteng Matangkan Persiapan Harvesting BBI/BBWI 2024

“Konsumsi ikan bisa menjadi pilihan utama masyarakat. Jadi ketika harga daging naik, masyarakat tetap bisa memperoleh sumber protein dari ikan,” tambahnya.

Sri juga menyoroti pentingnya menjaga keberlanjutan sumber daya perikanan. Menurutnya, peningkatan konsumsi ikan harus diimbangi dengan pelestarian ekosistem dan habitatnya, termasuk menjaga kualitas air dan memastikan ketersediaan pasokan ikan tetap terjaga.

“Diversifikasi pangan ini juga mendorong kita untuk menjaga keberlanjutan perikanan. Ketika masyarakat banyak mengonsumsi ikan, kita juga harus aktif melestarikan habitat dan populasi ikan agar tetap tersedia,” jelasnya.

Di sisi lain, peningkatan konsumsi ikan juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat. Dengan meningkatnya permintaan ikan, maka terbuka lapangan kerja baru di sektor perikanan, mulai dari budidaya hingga pengolahan.

“Ini bukan hanya soal kesehatan, tapi juga dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat. Jika masyarakat banyak mengonsumsi ikan, maka ekonomi juga akan bergerak,” tutup Sri.(hfz)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/