PROKALTENG.CO – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Riau.
Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari dan mengadopsi perencanaan serta implementasi Ekonomi Hijau dan Rendah Karbon, termasuk tata kelolanya, agar dapat direplikasi di Kalteng. Kunjungan berlangsung di Hotel Bono, Pekanbaru, pada Senin (23/9/2024).
Kepala Bidang Perekonomian, Sumber Daya Alam (SDA), dan Kerjasama Yoyo membacakan sambutan tertulis dari Kepala Bappedalitbang Provinsi Kalteng, Leonard S. Ampung. Dalam sambutannya, Yoyo menekankan bahwa keberhasilan Pemprov.
Riau dalam meraih penghargaan khusus dari Pemerintah Pusat di bidang Ekonomi Hijau dan Rendah Karbon pada Penghargaan Pembangunan Daerah Tahun 2023, menjadi inspirasi bagi Kalteng untuk mengimplementasikan ekonomi hijau demi pembangunan berkelanjutan.
“Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, Kalteng telah ditetapkan sebagai Lumbung Pangan Nasional dan Pusat Konservasi Internasional,” ungkap Yoyo.
Kalteng, yang memiliki luas tutupan hutan yang sangat besar, menyimpan potensi besar dalam penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon, terutama dari sektor kehutanan. Data Badan Pusat Statistik Kalteng tahun 2022 menunjukkan bahwa luas kawasan hutan di provinsi ini mencapai 13.120.963 hektar, atau 85,72% dari luas daratan provinsi.
“Provinsi Kalteng memiliki kawasan hutan lahan gambut yang luas, sekitar 3 juta hektar, berfungsi sebagai tempat simpanan karbon. Garis pantai Kalteng juga mencapai ± 750 km, mencakup tujuh kabupaten yang ditumbuhi hutan mangrove,” jelasnya.
Yoyo menambahkan bahwa ekosistem gambut dan mangrove berperan penting sebagai penyimpan cadangan karbon yang besar, tetapi juga berpotensi menjadi sumber emisi jika terjadi degradasi ekosistem.
Oleh karena itu, upaya konservasi, rehabilitasi, dan restorasi menjadi penting untuk mengantisipasi dampak emisi sambil memanfaatkan jasa ekosistem untuk pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
“Semoga kami dapat menyelenggarakan mandat dari Pemerintah Pusat kepada Pemprov Kalteng untuk menjadi Lumbung Pangan Nasional dan Pusat Konservasi Internasional. Kami menghadapi keterbatasan kapasitas fiskal, teknologi, dan sumber daya manusia, sehingga pembelajaran yang kami dapatkan dari Bappeda Provinsi Riau hari ini sangat berharga untuk diadopsi di Kalteng,” pungkas Yoyo.
Kepala Bappedalitbang Provinsi Riau, Emri Juli Harnis, menyambut baik kedatangan rombongan dari Kalteng dan mengucapkan selamat datang di Bumi Lancang Kuning.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Endy, Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan Bappedalitbang Provinsi Kalteng Yohanna Endang, Kepala Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Chandra Fuji Asmara, serta pejabat fungsional di lingkup Bappedalitbang Provinsi Kalteng dan pejabat di Bappedalitbang Provinsi Riau. (mmckalteng)