PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Edy Pratowo, menegaskan bahwa optimalisasi pemanfaatan Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi (DBH DR) menjadi langkah strategis dalam menyelamatkan hutan dan mengatasi meluasnya lahan kritis di wilayah Kalteng.
Dengan luas lahan kritis mencapai 819.682 hektare berdasarkan Peta Lahan Kritis Nasional 2022, Edy mendorong langkah konkret dari dinas terkait untuk memaksimalkan penggunaan dana tersebut.
Sebagian besar lahan kritis ini, yakni 92,16 persen, berada di kawasan hutan, sedangkan 7,84 persen sisanya terletak di luar kawasan hutan. Menyikapi kondisi tersebut, Edy mengajak seluruh pihak untuk bersinergi dalam menyelamatkan ekosistem.
“Kami berharap DBH DR dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh dinas kehutanan provinsi melalui rencana aksi konkret untuk menangani lahan kritis ini,” ujar Edy dilansir dari Kalteng Pos, Jumat (24/1).
Edy menekankan bahwa penggunaan dana reboisasi harus difokuskan pada program yang bertujuan memperbaiki ekosistem secara menyeluruh. Ia juga menyoroti pentingnya keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dalam setiap langkah yang diambil.
“Melalui gerakan yang terarah, kita ingin membangun sektor kehutanan yang lebih lestari, menjaga kelestarian hutan, serta melindungi flora dan fauna di dalamnya. Sinergi ini menjadi kunci keberhasilan,” tegasnya.
Menurut Edy, kondisi lahan kritis yang semakin meluas membutuhkan perhatian serius dari pemerintah maupun masyarakat. Ia berharap kolaborasi antara dinas kehutanan dan berbagai pihak terkait mampu memberikan dampak nyata bagi lingkungan.
“Kami mendorong dinas kehutanan untuk terus memperkuat kerja sama dengan berbagai stakeholder agar setiap program yang dijalankan benar-benar efektif dalam memulihkan lahan kritis sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem,” katanya. (zia/ans/kpg)