PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng
tidak ingin kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada tahun 2015 lalu
terulang kembali. Untuk itu, pemprov bersama dengan satgas karhutla dan
instansi terkait terus melakukan upaya penanggulangan dan pencegahan karhutla
agar tidak meluas.
“Kita tentu tidak ingin terjadi bencana asap di Bumi Tambun Bungai
seperti yang terjadi beberapa tahun lalu. Apa yang terjadi dulu itu,
dikarenakan belum maksimalnya tiga pilar penyelenggaraan penanggulangan bencana
yaitu pemerintah, masyarakat dan dunia usaha mulai dari pra bencana, saat
terjadi bencana hingga pasca bencana,” ungkap Plt Asisten II Setda
Provinsi Kalteng H Nurul Edy, belum lama ini.
Menyikapi terjadinya bencana yang seolah menjadi agenda rutin, maka perlu
dilakukan antisipasi penanggulangan dini dan ini menjadi hal yang penting.
“Lebih baik mencegah daripada menanggulangi, dengan cara melakukan investasi
dini sebelum terjadi bencana,†tukasnya.
Dikatakannya, tahun 2019 ini Pemprov Kalteng mengajak semua pihak untuk
ikut berkomitmen mewujudkan Provinsi Kalteng yang bebas dari kabut asap. Selain
untuk meningkatkan pengendalian melalui kegiatan pencegahan Karhutla, juga
perlu diperkuat kesiapsiagaan karhutla dengan berbagai hal.
“Seperti melakukan pendekatan sosial budaya melalui sosialisasi, memberikan
maklumat larangan, identifikasi ancaman dan kerentanan, penerapan rencana
kontinjensi bencana karhutla, rapat koordinasi terpadu, inventarisasi semua
sumber daya yang dimiliki, menciptakan sistem informasi yang mudah, pendidikan
pelatihan dan peningkatan aparat, melakukan gladi dan simulasi,†urainya. (nue/uni/ctk/nto)