PALANGKA
RAYA, KALTENGPOS.CO – Pemerintah
Provinsi Kalteng melalu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) terus
berupaya untuk menghidupkan dan mengembangkan potensi wisata di Bumi Tambun
Bungai, kendati di tengah pandemi Covid-19.
Salah satunya dengan
menggelar perlombaan manyipet
(manyumpit) yang dikenal sebagai olahraga khas masyarakat Dayak, setelah Museum
Balanga dioperasionalkan kembali. Lomba manyipet itu diikuti pelajar
kategori SLTA sederajat, yang dilaksanakan Sabtu (10/10/2020)
“Ini upaya kita untuk
mengembangkan kearifan lokal yang ada, khususnya para generasi muda agar terus
dikenal dan dilestarikan. Karena kita yakin ada yang belum mengenal ini,”
kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalteng Guntur Talajan
kepada Kalteng Pos, belum lama ini.
Dijelaskannya, dengan
kegiatan dan inovasi yang dilakukan seperti perlombaan manyipet di Lokasi
Museum Balanga, masyarakat akan lebih mengenal dan mengetahui bahwa sipet,
mandau, talawang dan tombak bagi suku Dayak sebagai seperangkat peralatan
perang maupun sebagai alat pendukung untuk berburu pada zaman dahulu. Bahkan
alat itu masih digunakan oleh beberapa tempat terutama di daerah pedalaman
Kalteng.
“Peralatan itu menjadi
bagian dari kearifan lokal maupun nilai warisan budaya Kalteng yang harus
dilestarikan kepada kaum milenial atau generasi muda dan lainnya,”
tegasnya.
Oleh karena itu cara
memperkenalkan kepada masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan.
Salah satunya adalah menggelar lomba manyipet dengan kepandaian yang ditempa
hingga tercapai suatu tingkat keterampilan yang dapat diandalkan.
Dirinya berharap bahwa dalam
memperkenalkan kearifan lokal dan budaya yang ada, perlu kerjasama semua pihak
untuk mempromosikan potensi wusata yang ada. “Maka orang
dari luar dapat tertarik untuk meluangkan waktu berkunjung ke Kalteng,
menghabiskan waktu liburan dan kegiatan lainnya,” ucap Guntur.
Ke depan, lanjutnya,
pemerintah daerah akan terus berupaya untuk melakukan kegiatan pengenalan
potensi wisata dan kearifan lokal dengan inovasi guna menarik minat dan
wisatawan. “Dengan kembali dibukanya operasional Museum Balangan ini
diharapkan akan kembali meningkatkan keinginan dari semua pihak, terutama kaum
muda dalam mengenali budaya dan kearifan lokal yang ada,” pungkas mantan Kepala
Dinas Sosial Kalteng tersebut.