27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Ini Cara Pemetaan Mutu Pendidikan 2021

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Asesmen Nasional 2021 akan dilaksanakan pada bulan September hingga Oktober mendatang. Bebeda dengan Ujian Nasional yang nilai ukurnya didapatkan berdasarkan kompetensi siswa di setiap mata pelajaran, maka pada Asesmen Nasional, siswa akan dinilai berdasarkan pencapaian kompetensi berdasarkan kemampuan masing-masing.

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Muhammad Aswani dalam paparannya mengenai persiapan Asesmen Nasional 2021 di Kota Palangka Raya, pada rapat koordinasi melalui video konferensi, Rabu (25/8/2021).

“Ada banyak aspek yang bakal dinilai, seperti kompetensi literasi dan numerasi. Lingkungan belajar siswa, hingga karakter dari siswa masing-masing. Sistem ujan yang diberikan lebih personal dan mengukur nilai siswa berdasarkan kemampuannya pada bidang-bidang yang diujikan," kata Aswani.

Sementara itu, dijelaskan lebih lanjut, sebelumnya siswa yang mengikuti Ujian Nasional adalah yang duduk di angkatan terakhir, seperti kelas 6 SD, kelas 9 SMP dan kelas 12 SMA. Sedangkan pada Asesmen Nasional 2021 pesertanya justru siswa yang berada di tingkatan satu tahun sebelum kelulusan.

Baca Juga :  Ayo! Promosikan Pariwisata Palangka Raya agar Semakin Dikenal

“Artinya, yang diuji adalah siswa kelas 5 SD, kelas 8 SMP dan kelas 11 SMA. Jadi, ujian yang diberikan tidak lagi dalam satu waktu seperti Ujian Nasional, tetapi dalam satu periode belajar " ungkapnya.

Sedangkan untuk moda pelaksanaan asesmen nasional, ada 3 moda yang akan diterapkan. Diantaranya ada moda MSAT model online , semi online, dan offline.

“Untuk setiap moda memiliki karakteristik yang berbeda- beda dan disesuaikan dengan kondisi internet yang ada dilokasi ujian dalam hal ini sekolah pelaksana,” jelasnya.

Tiga Instrumen Penilaian Asesmen Nasional

Mengutip dari laman resmi Kemendikbud, Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah.

Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran.

Setidaknya ada tiga jenis instrumen yang akan digunakan dalam proses Asesmen Nasional ini. Pertama adalah Asesmen Kompetensi Minimum, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan.

Baca Juga :  Lagi-lagi Satgas Covid-19 Tertibkan Puluhan Kafe di Palangka Raya

Asesmen Kompetensi Minimum : akan diikuti oleh peserta didik untuk mengukur literasi membaca dan numerasi sebagai hasil belajar kognitif.

Survei Karakter : diikuti oleh peserta didik dan pengajar untuk mengukur sikap, kebiasaan, dan nilai-nilai sebagai hasil belajar non-kognitif.

Survei Lingkungan Belajar : diikuti oleh kepala satuan pendidikan untuk mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran.

Dengan tiga instrumen penilaian yang digunakan dalam Asesmen Nasional ini, diharapkan hasilnya bisa menunjukkan sejauh mana progres atau dinamika yang terjadi pada sistem pendidikan Indonesia dalam beberapa waktu belakangan.

Perbedaan utama Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional nampak jelas pada praktik yang dilakukan. Ujian Nasional menitikberatkan pada penilaian aspek kognitif siswa. Sementara, Asesmen Nasional dilaksanakan untuk mengukur secara keseluruhan, baik kognitif maupun non-kognitif, hingga ke kualitas lingkungan belajar yang dimiliki setiap sekolah.

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Asesmen Nasional 2021 akan dilaksanakan pada bulan September hingga Oktober mendatang. Bebeda dengan Ujian Nasional yang nilai ukurnya didapatkan berdasarkan kompetensi siswa di setiap mata pelajaran, maka pada Asesmen Nasional, siswa akan dinilai berdasarkan pencapaian kompetensi berdasarkan kemampuan masing-masing.

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Muhammad Aswani dalam paparannya mengenai persiapan Asesmen Nasional 2021 di Kota Palangka Raya, pada rapat koordinasi melalui video konferensi, Rabu (25/8/2021).

“Ada banyak aspek yang bakal dinilai, seperti kompetensi literasi dan numerasi. Lingkungan belajar siswa, hingga karakter dari siswa masing-masing. Sistem ujan yang diberikan lebih personal dan mengukur nilai siswa berdasarkan kemampuannya pada bidang-bidang yang diujikan," kata Aswani.

Sementara itu, dijelaskan lebih lanjut, sebelumnya siswa yang mengikuti Ujian Nasional adalah yang duduk di angkatan terakhir, seperti kelas 6 SD, kelas 9 SMP dan kelas 12 SMA. Sedangkan pada Asesmen Nasional 2021 pesertanya justru siswa yang berada di tingkatan satu tahun sebelum kelulusan.

Baca Juga :  Ayo! Promosikan Pariwisata Palangka Raya agar Semakin Dikenal

“Artinya, yang diuji adalah siswa kelas 5 SD, kelas 8 SMP dan kelas 11 SMA. Jadi, ujian yang diberikan tidak lagi dalam satu waktu seperti Ujian Nasional, tetapi dalam satu periode belajar " ungkapnya.

Sedangkan untuk moda pelaksanaan asesmen nasional, ada 3 moda yang akan diterapkan. Diantaranya ada moda MSAT model online , semi online, dan offline.

“Untuk setiap moda memiliki karakteristik yang berbeda- beda dan disesuaikan dengan kondisi internet yang ada dilokasi ujian dalam hal ini sekolah pelaksana,” jelasnya.

Tiga Instrumen Penilaian Asesmen Nasional

Mengutip dari laman resmi Kemendikbud, Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah.

Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran.

Setidaknya ada tiga jenis instrumen yang akan digunakan dalam proses Asesmen Nasional ini. Pertama adalah Asesmen Kompetensi Minimum, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan.

Baca Juga :  Lagi-lagi Satgas Covid-19 Tertibkan Puluhan Kafe di Palangka Raya

Asesmen Kompetensi Minimum : akan diikuti oleh peserta didik untuk mengukur literasi membaca dan numerasi sebagai hasil belajar kognitif.

Survei Karakter : diikuti oleh peserta didik dan pengajar untuk mengukur sikap, kebiasaan, dan nilai-nilai sebagai hasil belajar non-kognitif.

Survei Lingkungan Belajar : diikuti oleh kepala satuan pendidikan untuk mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran.

Dengan tiga instrumen penilaian yang digunakan dalam Asesmen Nasional ini, diharapkan hasilnya bisa menunjukkan sejauh mana progres atau dinamika yang terjadi pada sistem pendidikan Indonesia dalam beberapa waktu belakangan.

Perbedaan utama Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional nampak jelas pada praktik yang dilakukan. Ujian Nasional menitikberatkan pada penilaian aspek kognitif siswa. Sementara, Asesmen Nasional dilaksanakan untuk mengukur secara keseluruhan, baik kognitif maupun non-kognitif, hingga ke kualitas lingkungan belajar yang dimiliki setiap sekolah.

Terpopuler

Artikel Terbaru