PALANGKA RAYA,PROKALTENG.CO – Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) kembali menggelar ritual Mamapas Lewu, Maarak Sahur Palus Manggantung Sahur Lewu di Huma Betang Hapakat Jalan RTA Milono, Kamis (2/12) kemarin.
Kegiatan ritual tersebut, dilaksanakan rutin di Kota Palangka Raya tiap akhir tahun. Di mana kegiatan tersebut, didukung penuh oleh Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalteng serta bekerjasama dengan Majelis Daerah Agama Hindu Kaharingan.
Kepala Disbudparpora Kota Palangka Raya, Ikhwanudin mengatakan kegiatan ritual ini mempunyai tujuan untuk memulihkan keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan, serta manusia dengan alam sekitar. Hal itu agar terhindar dari marabahaya dan bencana.
“Pelaksanaan kegiatan ini, diyakini pula akan semakin mampu memperkuat dan mempererat nilai-nilai luhur masyarakat adat Dayak. Tujuannya tidak lain yakni untuk membersihkan Kota Cantik ini dari pengaruh buruk yang disebabkan manusia maupun roh jahat,” katanya.
Hal ini menurutnya sebagai upaya melestarikan nilai-nilai religius yang melekat pada masyarakat Kalteng agar tak punah dan tergusur oleh perubahan jaman, serta kemajuan perkembangan teknologi dan informasi.
Untuk diketahui, Mamapas Lewu mengandung pengertian membersihkan wilayah/daerah dari pengaruh atau perbuatan jahat/buruk. Baik yang dilakukan oleh manusia maupun oleh roh jahat (gaib) terhadap kehidupan manusia. Ma’arak Sahur dijelaskannya adalah sebagai ungkapan syukur kepada Yang Maha Kuasa, Sahur Parapah, Antang Patahu.
Sementara Mangantung Sahur Lewu itu, dijelaskan merupakan wujud permohonan kepada Yang Maha Kuasa supaya Kota Palangka Raya selalu dijaga dan dilindungi dari hal-hal yang tidak baik oleh manusia maupun oleh roh jahat.