28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Pulpis Terbaik III sebagai Kota Layak Anak di Kalteng

PULANG PISAU Dalam penilaian Kabupaten
Layak Anak (KLA) se-Kalteng tahun 2019, Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis)
berhasil meraih skor 583.17 dengan level pratama. Dengan perolehan skor itu, Pulpis
berhasil menduduki peringkat III KLA Kalteng.

Plt Kepala Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPP dan KB) Kabupaten Pulang
Pisau, Eknamensi Tawun mengungkapkan, Pulpis berada di bawah Kabupaten Katingan
dan Lamandau dengan status level madya.

Dia menjelaskan,
untuk mengejar level madya ada lima indikator yang harus dipenuhi lagi. Yakni
hak sipil dan kelembagaan, hak lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif,
hak kesehatan dasar dan kesejahteraan, hak pendidikan dan pemanfaatan waktu
luang dan budaya.

Baca Juga :  Pencegahan Karhutla di Pulpis Lebih Baik

“Selain itu
perlindungan khusus. Jika kita memenuhi jumlah indikator sebanyak 24, maka skor
KLA menjadi 1000,” kata Tawun.

Dia
mengungkapkan, ada beberapa indikator yang belum terpenuhi. Yakni, belum adanya
sekolah ramah anak, puskesmas ramah anak, ruangan ajang kreatifitas anak dan
remaja, belum adanya taman cerdas atau pintar.

“Selain itu,
kami juga belum memiliki tindakan preventif pada anak terhadap pengaruh negatif
media digital (permainan) dan belum adanya mekanisme penanganan perdagangan
orang,” tandasnya. (art/ila
/ctk/nto)

PULANG PISAU Dalam penilaian Kabupaten
Layak Anak (KLA) se-Kalteng tahun 2019, Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis)
berhasil meraih skor 583.17 dengan level pratama. Dengan perolehan skor itu, Pulpis
berhasil menduduki peringkat III KLA Kalteng.

Plt Kepala Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPP dan KB) Kabupaten Pulang
Pisau, Eknamensi Tawun mengungkapkan, Pulpis berada di bawah Kabupaten Katingan
dan Lamandau dengan status level madya.

Dia menjelaskan,
untuk mengejar level madya ada lima indikator yang harus dipenuhi lagi. Yakni
hak sipil dan kelembagaan, hak lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif,
hak kesehatan dasar dan kesejahteraan, hak pendidikan dan pemanfaatan waktu
luang dan budaya.

Baca Juga :  Pencegahan Karhutla di Pulpis Lebih Baik

“Selain itu
perlindungan khusus. Jika kita memenuhi jumlah indikator sebanyak 24, maka skor
KLA menjadi 1000,” kata Tawun.

Dia
mengungkapkan, ada beberapa indikator yang belum terpenuhi. Yakni, belum adanya
sekolah ramah anak, puskesmas ramah anak, ruangan ajang kreatifitas anak dan
remaja, belum adanya taman cerdas atau pintar.

“Selain itu,
kami juga belum memiliki tindakan preventif pada anak terhadap pengaruh negatif
media digital (permainan) dan belum adanya mekanisme penanganan perdagangan
orang,” tandasnya. (art/ila
/ctk/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru