27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Getaran Gempa Cukup Terasa, Satu Rumah Ibadah Terdampak

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Warga Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) di kagetkan adanya guncangan gempa bumi sekitar pukul 01.21 WIB dini hari,  Gempa dengan magnitudo 4,5 getaran terasa di sejumlah wilayah kabupaten ini, meski tidak memicu tsunami.

Gempa tersebut cukup terasa di sebagian pusat Kota Sampit yang meliputi Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Ba’amang. Selain itu gempa juga dirasakan warga di kecamatan lainnya seperti Cempaga, Kota Besi dan Seranau.

Dari beberapa rekaman kamera CCTV dan Video amatir yang dibagikan warga, getaran gempa mampu membuat barang dagangan jatuh dari rak etalase. Bahkan di sebuah masjid di Desa Sungai Paring Kecamatan Cempaga, getaran gempa membuat kipas angin yang dipaku di tembok berjatuhan dan dinding keramik juga jatuh akibat guncangan gempa.

Kepala Desa Sungai Paring M.Yusup menyampaikan bahwa akibat getaran gempa tadi malam sejumlah keramik pada bagian tiang mesjid Haqul Yakin terlepas hingga kipas angin yang menempel di dinding juga ikut terjatuh dan keramiknya berhamburan dilantai.

“Gempa tadi malam sangat terasa dirasakan getarannya di desa Sungai Paring ini, sehingga membuat keramik tiang mesjid Haqul Yakin terlepas dan terjatuh beserta kipas angin yang menempel di dinding hingga beserakan di lantai,” kata Yusup.

Gempa yang terjadi itu membuat warga takut karena selama ini belum pernah terjadi di Kabupaten Kotim apalagi di Desa Sungai Paring, akibat getaran gempa itu warga yang terbangun pun banyak memilih keluar rumah karena khawatir gempa meruntuhkan bangunan rumah mereka.

“Ini merupakan gempa pertama kalinya terjadi, Saya juga merasa kaget karena getarannya cukup terasa. Saya kira ada truk besar yang lewat, tapi ternyata itu getaran gempa,  Untungnya getaran itu tidak lama sehingga tidak sampai menimbulkan kerusakan pada bagunan rumah,” ucap Yusup.

Getaran gempa juga dirasakan oleh warga Kecamatan Mentawa Baru Ketapang yang belerja sebagai Satpam Sosro, dirinya mengatakan juga merasakan getaran gempa yang melanda hari tadi malam, dan dirinya memilih keluar pos jaga ketika merasakan getaran gempa.

 

“Begitu saya merasakan ada getaran saya keluar dari pos jaga untuk melihat situasi, bahkan sejumlah pengunjung Cafe yang ada di seberang jalan saya lihat juga lari  berhamburan keluar, karena takut akan terjadia gempa susulan,” sampai Yusup.

Baca Juga :  Bupati Keluarkan SE, 23 September Ditetapkan Hari Libur Daerah

Sementara Gempa yang terjadi sekitar pukul 1.21 WIB tersebut diperkirakan terjadi akibat pergeseran kulit bumi. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan  episenter gempa bumi tersebut terletak di darat pada kedalaman 13 kilometer.

“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter dengan magnitudo  M4.5, episenter. Gempa bumi terletak pada koordinat 2.31 LS ; 113.02 BT, atau tepatnya berlokasi di darat  pada jarak 25 km timur laut Sampit, Kalimantan Tengah pada kedalaman 13 km,”ujar Kepala Stageof Sleman, Setyoajie Prayoedhie dalam rilisnya yang diterima Kalteng Pos (grup prokalteng.co).

Dari pantauan tersebut, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan oleh BMKG. Hal itu, didapat dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter gempa tersebut. Dari hasil pemodelan yang dilakukan oleh BMKG, gempa tersebut tidak berpotensi tsunami karena lokasi titk guncangan jauh dari laut.

“Berdasarkan hasil pemodelan peta guncangan (shakemap), gempa bumi ini dirasakan di Desa Sungai Paring, Kecamatan Cempaga dengan skala intensitas IV MMI. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,”tuturnya.

Hingga berita ini ditulis potensi gempa susulan masih mungkin terjadi. Namun dari pantauan BMKG gempa susulan masih belum tercatat. Masyarakat diminta agar tetap tenang dan tidak tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diminta  agar menghindari bangunan yang retak atau rusak.

“Potensi gempa susulan masih ada, tetapi kami belum mencatat ada aktivitas itu. Masyarakat diminta waspada. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali kedalam rumah,”sampai Setyoajie.

Gempa yang pertama kali terjadi di Kabupaten Kotim itu cukup membuat heboh masyarakat Kalteng. Pasalnya Pulau Kalimantan dikenal dengan wilayah yang kecil kemungkinan terjadi gempa. Sebab wilayah ini termasuk wilayah yang tidak dilalui oleh ring of fire (cincin api) seperti sebagian besar  pulau Jawa.

Baca Juga :  Karhutla di Kotim Tahun Ini Lebih Parah dari Sebelumnya

Wilayah yang dilalui ring of fire ini terdapat banyak aktivitas seismik dan mejadi derah pertemuan lempeng-lempeng tektonik sehingga berpotensi memicu gempa bumi terjadi. Wilayah yang masuk ke dalam ring of fire ini hampir meliputi seluruh pulau di Indonesia kecuali Pulau Kalimantan. Namun, perlu diketahui, wilayah Kalimantan masih memiliki beberapa sesar (patahan, red) bumi. Beberapa sesar itulah yang dapat berpotensi memicu gempa terjadi.

“Untuk wilayah kalimantan memang memiliki beberapa sesar seperti sesar meratus, sesar mangkhalihat, sesar tarakan, sesar maratua, sesar sampurna dan sesar paternosfer yang dapat berpotensi memicu gempa,”ungkap prakirawan BMKG Kotim, Alfa Centauri K. kepada Kalteng Pos.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotim menerima laporan dampak kerusakan yang diakibatkan gempa Senin dini hari itu. Satu rumah ibadah mengalami kerusakan dibagian tiang penyangga akibat guncangan gempa. Meski begitu, tidak ada laporan korban jiwa akibat fenomena langka tersebut.

“Hanya satu rumah ibadah yang terdampak gempa. Ada beberapa lapisan keramik yang lepas dari dinding kolom. Sejauh ini Alhamdulillah tidak ditemukan korban jiwa,”tutur Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam, saat dikonfirmasi Kalteng Pos.

Dirinya menuturkan, warga di Desa Sungai Paring sempat berhamburan keluar rumah saat gempa terjadi. Mereka berupaya menghindari bangunan yang bisa saja runtuh akibat guncangan gempa.

“Kejadian ini baru pertama kami terjadi di Kabupaten Kotim. Tadi BPBD Kotim ke lapangan untuk melakukan kaji cepat. Saat kejadian, penduduk di sekitar Sei Paring keluar dari rumah,” sampai Multazam.

Terpisah Bupati Kotim H. Halikinnor meminta masyarakat agar tidak panik dalam menghadapi situasi ini. Meski baru pertama kali gempa di Kabupaten Kotim terjadi, namun hal itu diperkirakan sangat jarang terjadi. Fenomena tersebut bisa dibilang langka karena sejauh ini Kalimantan termasuk daerah yang aman dari gempa.

“Masyarakat tidak perlu panik. Karena ini jarang terjadi dan ini pertama kalinya terjadi. Saya juga kaget. Kita sama-sama berdo’a agar ini tidak terjadi lagi,”pungkasnya.(bah/kpg/ind)

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Warga Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) di kagetkan adanya guncangan gempa bumi sekitar pukul 01.21 WIB dini hari,  Gempa dengan magnitudo 4,5 getaran terasa di sejumlah wilayah kabupaten ini, meski tidak memicu tsunami.

Gempa tersebut cukup terasa di sebagian pusat Kota Sampit yang meliputi Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Ba’amang. Selain itu gempa juga dirasakan warga di kecamatan lainnya seperti Cempaga, Kota Besi dan Seranau.

Dari beberapa rekaman kamera CCTV dan Video amatir yang dibagikan warga, getaran gempa mampu membuat barang dagangan jatuh dari rak etalase. Bahkan di sebuah masjid di Desa Sungai Paring Kecamatan Cempaga, getaran gempa membuat kipas angin yang dipaku di tembok berjatuhan dan dinding keramik juga jatuh akibat guncangan gempa.

Kepala Desa Sungai Paring M.Yusup menyampaikan bahwa akibat getaran gempa tadi malam sejumlah keramik pada bagian tiang mesjid Haqul Yakin terlepas hingga kipas angin yang menempel di dinding juga ikut terjatuh dan keramiknya berhamburan dilantai.

“Gempa tadi malam sangat terasa dirasakan getarannya di desa Sungai Paring ini, sehingga membuat keramik tiang mesjid Haqul Yakin terlepas dan terjatuh beserta kipas angin yang menempel di dinding hingga beserakan di lantai,” kata Yusup.

Gempa yang terjadi itu membuat warga takut karena selama ini belum pernah terjadi di Kabupaten Kotim apalagi di Desa Sungai Paring, akibat getaran gempa itu warga yang terbangun pun banyak memilih keluar rumah karena khawatir gempa meruntuhkan bangunan rumah mereka.

“Ini merupakan gempa pertama kalinya terjadi, Saya juga merasa kaget karena getarannya cukup terasa. Saya kira ada truk besar yang lewat, tapi ternyata itu getaran gempa,  Untungnya getaran itu tidak lama sehingga tidak sampai menimbulkan kerusakan pada bagunan rumah,” ucap Yusup.

Getaran gempa juga dirasakan oleh warga Kecamatan Mentawa Baru Ketapang yang belerja sebagai Satpam Sosro, dirinya mengatakan juga merasakan getaran gempa yang melanda hari tadi malam, dan dirinya memilih keluar pos jaga ketika merasakan getaran gempa.

 

“Begitu saya merasakan ada getaran saya keluar dari pos jaga untuk melihat situasi, bahkan sejumlah pengunjung Cafe yang ada di seberang jalan saya lihat juga lari  berhamburan keluar, karena takut akan terjadia gempa susulan,” sampai Yusup.

Baca Juga :  Bupati Keluarkan SE, 23 September Ditetapkan Hari Libur Daerah

Sementara Gempa yang terjadi sekitar pukul 1.21 WIB tersebut diperkirakan terjadi akibat pergeseran kulit bumi. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan  episenter gempa bumi tersebut terletak di darat pada kedalaman 13 kilometer.

“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter dengan magnitudo  M4.5, episenter. Gempa bumi terletak pada koordinat 2.31 LS ; 113.02 BT, atau tepatnya berlokasi di darat  pada jarak 25 km timur laut Sampit, Kalimantan Tengah pada kedalaman 13 km,”ujar Kepala Stageof Sleman, Setyoajie Prayoedhie dalam rilisnya yang diterima Kalteng Pos (grup prokalteng.co).

Dari pantauan tersebut, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan oleh BMKG. Hal itu, didapat dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter gempa tersebut. Dari hasil pemodelan yang dilakukan oleh BMKG, gempa tersebut tidak berpotensi tsunami karena lokasi titk guncangan jauh dari laut.

“Berdasarkan hasil pemodelan peta guncangan (shakemap), gempa bumi ini dirasakan di Desa Sungai Paring, Kecamatan Cempaga dengan skala intensitas IV MMI. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,”tuturnya.

Hingga berita ini ditulis potensi gempa susulan masih mungkin terjadi. Namun dari pantauan BMKG gempa susulan masih belum tercatat. Masyarakat diminta agar tetap tenang dan tidak tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diminta  agar menghindari bangunan yang retak atau rusak.

“Potensi gempa susulan masih ada, tetapi kami belum mencatat ada aktivitas itu. Masyarakat diminta waspada. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali kedalam rumah,”sampai Setyoajie.

Gempa yang pertama kali terjadi di Kabupaten Kotim itu cukup membuat heboh masyarakat Kalteng. Pasalnya Pulau Kalimantan dikenal dengan wilayah yang kecil kemungkinan terjadi gempa. Sebab wilayah ini termasuk wilayah yang tidak dilalui oleh ring of fire (cincin api) seperti sebagian besar  pulau Jawa.

Baca Juga :  Karhutla di Kotim Tahun Ini Lebih Parah dari Sebelumnya

Wilayah yang dilalui ring of fire ini terdapat banyak aktivitas seismik dan mejadi derah pertemuan lempeng-lempeng tektonik sehingga berpotensi memicu gempa bumi terjadi. Wilayah yang masuk ke dalam ring of fire ini hampir meliputi seluruh pulau di Indonesia kecuali Pulau Kalimantan. Namun, perlu diketahui, wilayah Kalimantan masih memiliki beberapa sesar (patahan, red) bumi. Beberapa sesar itulah yang dapat berpotensi memicu gempa terjadi.

“Untuk wilayah kalimantan memang memiliki beberapa sesar seperti sesar meratus, sesar mangkhalihat, sesar tarakan, sesar maratua, sesar sampurna dan sesar paternosfer yang dapat berpotensi memicu gempa,”ungkap prakirawan BMKG Kotim, Alfa Centauri K. kepada Kalteng Pos.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotim menerima laporan dampak kerusakan yang diakibatkan gempa Senin dini hari itu. Satu rumah ibadah mengalami kerusakan dibagian tiang penyangga akibat guncangan gempa. Meski begitu, tidak ada laporan korban jiwa akibat fenomena langka tersebut.

“Hanya satu rumah ibadah yang terdampak gempa. Ada beberapa lapisan keramik yang lepas dari dinding kolom. Sejauh ini Alhamdulillah tidak ditemukan korban jiwa,”tutur Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam, saat dikonfirmasi Kalteng Pos.

Dirinya menuturkan, warga di Desa Sungai Paring sempat berhamburan keluar rumah saat gempa terjadi. Mereka berupaya menghindari bangunan yang bisa saja runtuh akibat guncangan gempa.

“Kejadian ini baru pertama kami terjadi di Kabupaten Kotim. Tadi BPBD Kotim ke lapangan untuk melakukan kaji cepat. Saat kejadian, penduduk di sekitar Sei Paring keluar dari rumah,” sampai Multazam.

Terpisah Bupati Kotim H. Halikinnor meminta masyarakat agar tidak panik dalam menghadapi situasi ini. Meski baru pertama kali gempa di Kabupaten Kotim terjadi, namun hal itu diperkirakan sangat jarang terjadi. Fenomena tersebut bisa dibilang langka karena sejauh ini Kalimantan termasuk daerah yang aman dari gempa.

“Masyarakat tidak perlu panik. Karena ini jarang terjadi dan ini pertama kalinya terjadi. Saya juga kaget. Kita sama-sama berdo’a agar ini tidak terjadi lagi,”pungkasnya.(bah/kpg/ind)

Terpopuler

Artikel Terbaru