31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Alat Pengukur ISPU

Harus Dikalibrasi Dalam Empat Bulan Sekali Supaya Hasilnya Akurat

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Alat pengukur Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) diduga sempat mengalami kerusakan beberapa waktu lalu. Dugaan itu muncul saat hujan deras yang melanda daerah ini pada awal Oktober lalu, tidak mempunyai dampak yang signifikan terhadap data ISPU yang dihasilkan dari alat tersebut. Angka ISPU di Kabupaten Kotim masih menunjukkan angka yang tidak sehat bahkan berbahaya walau sudah diguyur hujan.

“Tidak menutup kemungkinan ada anomali yang menyebabkan ISPU kita meningkat walau sudah diguyur hujan. Makanya diduga ada kerusakan atau ada error di alatnya,”ujar Asisten I Setda Kotim, Rihel, Senin (16/10) kemarin.

Rihel mengatakan. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kotim mengoperasikan alat tersebut berdasarkan peraturan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Dalam aturannya, pengecekkan dan pengaturan kalibrasi harus rutin dilakukan dalam empat bulan sekali. Hal itu ditujukkan agar alat yang dipasang tetap dapat memperoleh data yang akurat.

Baca Juga :  Saat Hari Jadi Kotim, Bupati Ingin Gelar Lomba Nasyid Islami se Kalteng

“DLH itukan dari KLHK. Dalam aturannya memang alat itu harus dikalibrasi dalam empat bulan sekali supaya hasilnya akurat,”ungkapnya.

Alat yang tidak dikalibrasi dalam empat bulan dikhawatirkan terdapat sesuatu yang mengganggu kinerjanya seperti debu. Sehingga gangguan semacam inilah yang dapat mempengaruhi data yang dihasilkan saat alat pengukur ISPU dioperasikan.

“Kalau tidak diakurasi nantinya bisa tidak akurat. Misalnya ada debu didalamnya sehingga akan berpengaruh terhadap hasilnya,”terang Rihel.

Meski sempat diduga mengalami kerusakan, namun alat ISPU yang terpasang di kantor Dinas DLH Kabupaten Kotim itu sudah beroperasi normal kembali. Data dari hasil ISPU tersebut dapat dilihat melalui aplikasi ISPUNet yang tersedia dilayanan penyedia aplikasi smartphone. (sli/kpg/ind)

Baca Juga :  Penggunaan Produk Lokal Tingkatkan Produktivitas dan Kualitas Ekonomi Daerah

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Alat pengukur Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) diduga sempat mengalami kerusakan beberapa waktu lalu. Dugaan itu muncul saat hujan deras yang melanda daerah ini pada awal Oktober lalu, tidak mempunyai dampak yang signifikan terhadap data ISPU yang dihasilkan dari alat tersebut. Angka ISPU di Kabupaten Kotim masih menunjukkan angka yang tidak sehat bahkan berbahaya walau sudah diguyur hujan.

“Tidak menutup kemungkinan ada anomali yang menyebabkan ISPU kita meningkat walau sudah diguyur hujan. Makanya diduga ada kerusakan atau ada error di alatnya,”ujar Asisten I Setda Kotim, Rihel, Senin (16/10) kemarin.

Rihel mengatakan. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kotim mengoperasikan alat tersebut berdasarkan peraturan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Dalam aturannya, pengecekkan dan pengaturan kalibrasi harus rutin dilakukan dalam empat bulan sekali. Hal itu ditujukkan agar alat yang dipasang tetap dapat memperoleh data yang akurat.

Baca Juga :  Saat Hari Jadi Kotim, Bupati Ingin Gelar Lomba Nasyid Islami se Kalteng

“DLH itukan dari KLHK. Dalam aturannya memang alat itu harus dikalibrasi dalam empat bulan sekali supaya hasilnya akurat,”ungkapnya.

Alat yang tidak dikalibrasi dalam empat bulan dikhawatirkan terdapat sesuatu yang mengganggu kinerjanya seperti debu. Sehingga gangguan semacam inilah yang dapat mempengaruhi data yang dihasilkan saat alat pengukur ISPU dioperasikan.

“Kalau tidak diakurasi nantinya bisa tidak akurat. Misalnya ada debu didalamnya sehingga akan berpengaruh terhadap hasilnya,”terang Rihel.

Meski sempat diduga mengalami kerusakan, namun alat ISPU yang terpasang di kantor Dinas DLH Kabupaten Kotim itu sudah beroperasi normal kembali. Data dari hasil ISPU tersebut dapat dilihat melalui aplikasi ISPUNet yang tersedia dilayanan penyedia aplikasi smartphone. (sli/kpg/ind)

Baca Juga :  Penggunaan Produk Lokal Tingkatkan Produktivitas dan Kualitas Ekonomi Daerah

Terpopuler

Artikel Terbaru