27.3 C
Jakarta
Sunday, September 8, 2024

Pentingnya Museum Sebagai Pusat Pembelajaran Sejarah dan Budaya

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menggelar kegiatan edukatif kultural di Museum Kayu Sampit. Sebagai bagian dari upaya pelestarian kebudayaan daerah, Selasa (16/7) malam.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang nilai sejarah dan budaya melalui museum kepada berbagai kalangan masyarakat.

Bupati Kotim Halikinnor yang diwakili Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Sekretariat Daerah (Setda) Kotim, Rusmiati, menjelaskan museum merupakan wadah yang edukatif dan menyenangkan untuk mempelajari budaya.

Menurutnya, menekankan bahwa koleksi-koleksi ini bukan sekadar barang antik, melainkan juga kumpulan informasi berharga mengenai peristiwa-peristiwa sejarah yang membentuk identitas lokal.

“Benda-benda koleksi di Museum Kayu Sampit merupakan tongkat estafet yang menghubungkan masa kini dan masa lampau, maka dari itu kita semua berharap hal ini bisa terus dilestarikan oleh generasi muda,” ujarnya saat memberikan sambutan.

Rusmiati juga menegaskan pentingnya pemahaman atas sejarah dan prestasi leluhur. Dalam membentuk identitas masyarakat Kotim saat ini. Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 66 Tahun 2015, museum memiliki peran penting sebagai lembaga untuk melindungi, mengembangkan, serta mengkomunikasikan warisan budaya kepada masyarakat.

Baca Juga :  Selain Kotim, Pabrik Beras Bisa Melayani Seruyan dan Katingan

Museum Kayu Sampit tidak hanya sebagai tempat penyimpanan benda -benda bersejarah, tetapi juga sebagai sumber informasi dan penelitian yang mencerahkan mengenai kehidupan masyarakat di masa lampau.

“Sebagai masyarakat Kotim kita perlu mengetahui hal tersebut, karena itu bagian dari identitas kita,” tegasnya.

Dengan demikian, kegiatan itu tidak hanya memperkuat pelestarian kebudayaan lokal, tetapi juga memperkaya pengetahuan serta menghidupkan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam warisan budaya daerah.

Sementara itu, Kepala Disbudpar Kotim, Bima Ekawardhana. Memaparkan, kegiatan tersebut diadakan untuk memberikan sarana edukasi kepada pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum tentang pentingnya museum sebagai pusat pembelajaran sejarah dan budaya.

“Museum sebagai tempat penyimpanan, pengamanan, perawatan, dan pelestarian hasil karya manusia yang mengandung kearifan lokal, dapat dimanfaatkan sebagai simbol identitas kehidupan masyarakat setempat,” katanya.

Baca Juga :  Lembaga Keagamaan Perlu Memiliki Tempat Pelayanan yang Refresentatif dan Nyaman

Bima menekankan pentingnya generasi muda dalam menjaga dan memahami keberadaan museum sebagai bagian dari warisan budaya. Melalui kegiatan ini, Disbudpar Kotim berharap dapat memasyarakatkan museum sebagai tempat belajar dan penelitian yang menyediakan informasi berharga terkait sejarah Kotim melalui koleksi-koleksi Museum Kayu Sampit.

“Museum harus bersentuhan langsung dengan generasi muda sebagai upaya mempromosikan museum sebagai tempat pembelajaran, edukasi, dan rekreasi,” tandasnya.

Kegiatan edukatif kultural dan workshop ini berlangsung selama lima hari, dari tanggal 16 hingga 20 Juli 2024. Rangkaian kegiatan termasuk pemilihan duta museum, workshop, lomba karya seni limbah kayu, lomba desain batik, dan lomba bercerita dengan tema benda koleksi museum. Selain itu, juga diselenggarakan bazar kuliner, pertunjukan musik live, lomba karaoke, dan lomba cosplay untuk menarik minat masyarakat berkunjung ke museum.(sli/kpg)

 

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menggelar kegiatan edukatif kultural di Museum Kayu Sampit. Sebagai bagian dari upaya pelestarian kebudayaan daerah, Selasa (16/7) malam.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang nilai sejarah dan budaya melalui museum kepada berbagai kalangan masyarakat.

Bupati Kotim Halikinnor yang diwakili Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Sekretariat Daerah (Setda) Kotim, Rusmiati, menjelaskan museum merupakan wadah yang edukatif dan menyenangkan untuk mempelajari budaya.

Menurutnya, menekankan bahwa koleksi-koleksi ini bukan sekadar barang antik, melainkan juga kumpulan informasi berharga mengenai peristiwa-peristiwa sejarah yang membentuk identitas lokal.

“Benda-benda koleksi di Museum Kayu Sampit merupakan tongkat estafet yang menghubungkan masa kini dan masa lampau, maka dari itu kita semua berharap hal ini bisa terus dilestarikan oleh generasi muda,” ujarnya saat memberikan sambutan.

Rusmiati juga menegaskan pentingnya pemahaman atas sejarah dan prestasi leluhur. Dalam membentuk identitas masyarakat Kotim saat ini. Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 66 Tahun 2015, museum memiliki peran penting sebagai lembaga untuk melindungi, mengembangkan, serta mengkomunikasikan warisan budaya kepada masyarakat.

Baca Juga :  Selain Kotim, Pabrik Beras Bisa Melayani Seruyan dan Katingan

Museum Kayu Sampit tidak hanya sebagai tempat penyimpanan benda -benda bersejarah, tetapi juga sebagai sumber informasi dan penelitian yang mencerahkan mengenai kehidupan masyarakat di masa lampau.

“Sebagai masyarakat Kotim kita perlu mengetahui hal tersebut, karena itu bagian dari identitas kita,” tegasnya.

Dengan demikian, kegiatan itu tidak hanya memperkuat pelestarian kebudayaan lokal, tetapi juga memperkaya pengetahuan serta menghidupkan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam warisan budaya daerah.

Sementara itu, Kepala Disbudpar Kotim, Bima Ekawardhana. Memaparkan, kegiatan tersebut diadakan untuk memberikan sarana edukasi kepada pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum tentang pentingnya museum sebagai pusat pembelajaran sejarah dan budaya.

“Museum sebagai tempat penyimpanan, pengamanan, perawatan, dan pelestarian hasil karya manusia yang mengandung kearifan lokal, dapat dimanfaatkan sebagai simbol identitas kehidupan masyarakat setempat,” katanya.

Baca Juga :  Lembaga Keagamaan Perlu Memiliki Tempat Pelayanan yang Refresentatif dan Nyaman

Bima menekankan pentingnya generasi muda dalam menjaga dan memahami keberadaan museum sebagai bagian dari warisan budaya. Melalui kegiatan ini, Disbudpar Kotim berharap dapat memasyarakatkan museum sebagai tempat belajar dan penelitian yang menyediakan informasi berharga terkait sejarah Kotim melalui koleksi-koleksi Museum Kayu Sampit.

“Museum harus bersentuhan langsung dengan generasi muda sebagai upaya mempromosikan museum sebagai tempat pembelajaran, edukasi, dan rekreasi,” tandasnya.

Kegiatan edukatif kultural dan workshop ini berlangsung selama lima hari, dari tanggal 16 hingga 20 Juli 2024. Rangkaian kegiatan termasuk pemilihan duta museum, workshop, lomba karya seni limbah kayu, lomba desain batik, dan lomba bercerita dengan tema benda koleksi museum. Selain itu, juga diselenggarakan bazar kuliner, pertunjukan musik live, lomba karaoke, dan lomba cosplay untuk menarik minat masyarakat berkunjung ke museum.(sli/kpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru