BUNTOK,PROKALTENG.CO – Wakil Bupati Barito Selatan (Barsel) Khristianto Yudha menghadiri kegiatan Sosialisasi Kerja Sama Antar Lembaga dan Kemitraan dalam Penanggulangan Bencana di Kabupaten Barito Selatan Tahun 2025 yang digelar di Aula Sekretariat Daerah, Kamis (22/10).
Dalam paparannya, Khristianto menegaskan bahwa kerja sama lintas lembaga merupakan langkah strategis untuk memperkuat sinergi dan membangun kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi tantangan kebencanaan yang semakin kompleks.
“Kabupaten Barito Selatan merupakan wilayah dengan potensi risiko bencana cukup tinggi, baik yang bersifat alam seperti banjir, tanah longsor, dan kebakaran hutan, maupun bencana nonalam. Oleh karena itu, penanggulangan bencana tidak bisa menjadi tanggung jawab satu instansi saja, melainkan harus menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya kegiatan tersebut sebagai wadah memperkuat koordinasi, membangun kepercayaan, dan menyusun langkah-langkah konkret dalam meningkatkan kapasitas daerah di bidang mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, hingga pemulihan pascabencana.
“Kerja sama yang erat antara pemerintah, dunia usaha, lembaga sosial, media, akademisi, serta masyarakat sangat dibutuhkan. Prinsip pentahelix harus benar-benar diimplementasikan dalam setiap aspek penanggulangan bencana,” ujar Khristianto.
Ia juga menyoroti pentingnya membangun sistem informasi dan komunikasi yang efektif, serta penyusunan rencana kontinjensi yang partisipatif dan adaptif terhadap perubahan iklim dan dinamika sosial masyarakat.
Wakil Bupati berharap kegiatan ini menjadi momentum memperkuat komitmen bersama dalam menciptakan Kabupaten Barito Selatan yang tangguh terhadap bencana, serta siap menghadapi berbagai kemungkinan dengan cepat, tepat, dan terpadu.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Barsel, Agus Inyulius, melalui Plt Sekretaris BPBD Barsel, Habibi, menambahkan bahwa kegiatan ini bertujuan memperkuat koordinasi, membangun kepercayaan, serta menyusun langkahlangkah konkret dalam meningkatkan kapasitas daerah menghadapi berbagai ancaman bencana.
“Kerja sama yang solid antara pemerintah, dunia usaha, lembaga sosial, media, akademisi, dan masyarakat sangat dibutuhkan. Prinsip pentahelix harus benar-benar diterapkan dalam setiap aspek penanggulangan bencana,” tegas Habibi.
Ia juga menekankan pentingnya membangun sistem informasi dan komunikasi yang efektif, serta menyusun rencana kontinjensi yang partisipatif dan adaptif terhadap perubahan iklim serta dinamika sosial masyarakat.
Lebih lanjut, Habibi berharap kegiatan ini dapat menjadi momentum untuk memperkuat komitmen dan kolaborasi lintas sektor, demi mewujudkan Kabupaten Barito Selatan yang tangguh terhadap bencana, serta siap menghadapi berbagai situasi darurat secara cepat, tepat, dan terpadu.
Sebagai bentuk nyata komitmen tersebut, kegiatan diakhiri dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antar lembaga terkait dalam upaya penanggulangan bencana di Kabupaten Barito Selatan.(ena/kpg)
