33.4 C
Jakarta
Friday, November 22, 2024

Tak Ada yang Tak Mungkin di Olimpiade

OLIMPIADE sangat berbeda dengan turnamen-turnamen internasional lainnya. Ajang ini hanya empat tahun sekali. Otomatis ketegangan, keinginan menjadi juara, maupun targetnya pasti lebih berat.

Karena itu, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, dua wakil tunggal putra kita di Olimpiade Tokyo kali ini, juga para wakil Indonesia lainnya di semua nomor, harus berada dalam kondisi puncak dari segi fisik, teknik, maupun mental.

Yang membedakan Olimpiade kali ini dengan edisi-edisi sebelumnya, dalam kondisi pandemi, tidak banyak pertandingan.

Jadi, agak sulit memprediksi bagaimana perkembangan lawan. Tapi, jika melihat hasil undian grup, harusnya Jojo atau Ginting tidak akan menemukan kesulitan menghadapi lawan-lawannya. Peringkat mereka jauh di atas. Tantangan sebenarnya ada setelah itu. Para top seed siap menanti.

Baca Juga :  La Nina dan Politik Kebijakan Bencana

Melihat bagan, Jojo mendapat rintangan lebih berat. Dia berada satu pul dengan Kento Momota dan Viktor Axelsen. Mereka merupakan dua tunggal putra yang sedang bagus-bagusnya sekarang. Tapi, sekali lagi, pertemuan terakhir itu sudah terjadi berbulan-bulan lalu. Karena itu, menurut saya, peluangnya sama, 50:50.

Saat ini, dari segi performa, yang paling stabil memang Momota dan Axelsen. Juga ada Lee Jii Zia, yang menjuarai All England 2021 lalu, setelah mengalahkan Axelsen dan Momota. Ada juga Chen Long. Tetapi, karena faktor usia, penampilannya mungkin sudah agak menurun.

Jika melihat ranking, yang jelas mereka secara capaian prestasi lebih baik dan konsisten. Tetapi, bukan berarti yang ranking-nya di bawah mereka tak punya peluang. Ini Olimpiade. Semua hal bisa terjadi. Banyak hal nonteknis yang besar pengaruhnya. Tegang, beban, adalah sebagian di antaranya. Yang pasti, Jojo dan Ginting serta para wakil Indonesia lainnya harus bisa menjaga diri, jaga asupan nutrisi, dan istirahat yang baik. Mereka harus berada dalam kondisi seprima mungkin. Jangan sia-siakan kesempatan ini.

Baca Juga :  Diet Karbon dan Paradigma Baru Pangan Masa Depan

ALAN BUDIKUSUMA, Peraih Emas Tunggal Putra Olimpiade Barcelona 1992

OLIMPIADE sangat berbeda dengan turnamen-turnamen internasional lainnya. Ajang ini hanya empat tahun sekali. Otomatis ketegangan, keinginan menjadi juara, maupun targetnya pasti lebih berat.

Karena itu, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, dua wakil tunggal putra kita di Olimpiade Tokyo kali ini, juga para wakil Indonesia lainnya di semua nomor, harus berada dalam kondisi puncak dari segi fisik, teknik, maupun mental.

Yang membedakan Olimpiade kali ini dengan edisi-edisi sebelumnya, dalam kondisi pandemi, tidak banyak pertandingan.

Jadi, agak sulit memprediksi bagaimana perkembangan lawan. Tapi, jika melihat hasil undian grup, harusnya Jojo atau Ginting tidak akan menemukan kesulitan menghadapi lawan-lawannya. Peringkat mereka jauh di atas. Tantangan sebenarnya ada setelah itu. Para top seed siap menanti.

Baca Juga :  La Nina dan Politik Kebijakan Bencana

Melihat bagan, Jojo mendapat rintangan lebih berat. Dia berada satu pul dengan Kento Momota dan Viktor Axelsen. Mereka merupakan dua tunggal putra yang sedang bagus-bagusnya sekarang. Tapi, sekali lagi, pertemuan terakhir itu sudah terjadi berbulan-bulan lalu. Karena itu, menurut saya, peluangnya sama, 50:50.

Saat ini, dari segi performa, yang paling stabil memang Momota dan Axelsen. Juga ada Lee Jii Zia, yang menjuarai All England 2021 lalu, setelah mengalahkan Axelsen dan Momota. Ada juga Chen Long. Tetapi, karena faktor usia, penampilannya mungkin sudah agak menurun.

Jika melihat ranking, yang jelas mereka secara capaian prestasi lebih baik dan konsisten. Tetapi, bukan berarti yang ranking-nya di bawah mereka tak punya peluang. Ini Olimpiade. Semua hal bisa terjadi. Banyak hal nonteknis yang besar pengaruhnya. Tegang, beban, adalah sebagian di antaranya. Yang pasti, Jojo dan Ginting serta para wakil Indonesia lainnya harus bisa menjaga diri, jaga asupan nutrisi, dan istirahat yang baik. Mereka harus berada dalam kondisi seprima mungkin. Jangan sia-siakan kesempatan ini.

Baca Juga :  Diet Karbon dan Paradigma Baru Pangan Masa Depan

ALAN BUDIKUSUMA, Peraih Emas Tunggal Putra Olimpiade Barcelona 1992

Terpopuler

Artikel Terbaru