Site icon Prokalteng

Mantan Napi Teroris Ungkap Begini Cara Doktrin Bomber Bunuh Diri

mantan-napi-teroris-ungkap-begini-cara-doktrin-bomber-bunuh-diri

PROKALTENG.CO – Kasus terorisme menjadi perbincangan belakangan
ini. Pasca Bom Bunuh di Gereja Katedral, Jalan Kajaolalido, Minggu (28/3/2021).
Mirisnya, terduga pelaku merupakan pasangan suami istri yang baru enam bulan
menikah, bahkan usianya masih tergolong muda.

Lantas, banyak orang
bertanya-tanya, bagaimana teroris merekrut anggota dan memengaruhi mereka
(doktrin) untuk melakukan bom bunuh diri.

Mantan napi teroris Mukhtar Daeng
Lau mengungkapkan kelompok teroris menggunakan cara beragam untuk merekrut
anggota baru, terutama pengantin yang siap melakukan bom bunuh diri.
Sasarannya, mereka yang dianggap tidak memiliki pemahaman agama yang kuat.

Ia mengatakan kelompok teroris
mengincar orang yang dalam keadaan emosional. Seperti mempunyai banyak masalah
dalam kehidupan.

“Kebetulan yang didapati orang
yang tidak punya pengetahuan dan pemahaman yang mendalam terhadap agamanya.
Sedikit gangguan ekonomi, sosial. Maka ini rentan direkrut sangat cepat itu
salah satu diantaranya,” ujarnya, Selasa (30/3/2021).

Selain itu, orang yang dianggap
memiliki karakter ingin memberontak dan rasa tidak puas terhadap pemerintah tak
lepas dari sasaran kelompok teroris untuk direkrut.

“Radikalisme tidak berdiri
sendiri, sebelum menjadi teroris dia memang harus radikal dan ini tentu ini
mudah tersusupi paham yang diinginkan para mentor mereka,” ucapnya.

Setelah menemukan orang yang
tepat, tahapan selanjutnya dimulai. Dengan memberikan doktrin radikal atau
seperti yang menjadi keinginan mentor.

Menurut Mukhtar, doktrin mudah
diberikan jika orang yang bersangkutan memiliki kedekatan. Terlebih memiliki
jasa atau hutang balas budi.

“Mentor inilah yang mempunyai
pengaruh apalagi ada kedekatan, misal pernah berjasa terhadapnya, jadi mudah
mendapatkan rekrutmen terhadapnya,” bebernya.

Lebih lanjut, aksi terorisme
menurutnya harus segera diperangi. Jangan sampai memakan korban lebih banyak
lagi. Indonesia lebih indah dengan keberagaman.

“Saya mengecam dan seharusnya
tidak terjadi hal demikian. Makassar harusnya damai dan tentram karena kota ini
bagaikan miniatur yang ada banyak agama, etnis dan budaya disini,”katanya.

Ia menambahkan, negara harus
hadir untuk mencegah aksi terorisme. Caranya bisa dengan melakukan pendampingan,
pembinaan, dan pemberdayaan.

Mukhtar Daeng Lau merupakan
mantan napi teroris yang dirangkul Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
(BNPT). Dia pernah terlibat di bom Mc Donald dan MaRI Makassar.

Exit mobile version