33.2 C
Jakarta
Monday, November 25, 2024

Right Issue Oversubscribed, BRI Berhasil Kumpulkan Dana 95,9 triliun

JAKARTA – Aksi korporasi penerbitan 28,2 miliar saham baru (right issue) yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dalam rangka pembentukan Holding Ultra Mikro telah terserap seluruhnya dan bahkan mengalami oversubscribed. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama BRI Sunarso dalam acara Opening Bell di Bursa Efek Indonesia (29/09). Juga hadir pada acara tersebut Menteri BUMN RI Erick Thohir, Wakil Menteri II BUMN RI Kartika Wirdjoatmodjo, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen dan Direktur Utama BEI Inarno Djajadi, Wakil Direktur Utama BRI sekaligus Ketua PMO (Project Management Office), Catur Budi Harto, serta Direktur Utama Pegadaian Koeswiyoto.

Total nilai Right Issue BRI mencapai Rp95,9 triliun, yang terdiri dari Rp54,7 triliun dalam bentuk partisipasi non tunai Pemerintah dan Rp41,2 triliun dalam bentuk cash proceed dari pemegang saham publik, dimana Rp27,9 triliun diantaranya berasal dari pemegang saham asing.

Pencapaian ini menorehkan sejarah, rights issue BRI menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara, menduduki peringkat ketiga di Asia, dan peringkat ketujuh di seluruh dunia. Hal ini diharapkan dapat memberikan angin segar bagi transaksi pasar modal di Indonesia. 

Dalam sambutannya, Menteri BUMN RI Erick Thohir mengungkapkan bahwa keberhasilan ini merupakan sebuah prestasi dikarenakan terjadi pada saat market sedang turbulence, sehingga diharapkan right issue ini akan membuat market kembali bergairah.

Baca Juga :  Polemik Pembangunan Masjid Al Safar, Ini Saran MUI

“Melalui Holding Ultra Mikro (UMi), UMKM bisa menjadi pertumbuhan ekonomi yang sangat penting. Saat ini 60 persen ekonomi ditopang UMKM, dan UMKM bukan objek tapi subjek yang harus diperjuangkan bersama sama. Sinergi UMi akan membuat pelaku usaha ultra mikro mendapat akses dana lebih mudah, mendapatkan pendampingan serta akses lebih mudah untuk naik kelas,” imbuh Erick.

Senada dengan Erick Thohir, Sunarso menambahkan dengan hasil rights issue tersebut, maka kepemilikan saham publik masih dapat terjaga di atas 40% sesuai dengan target BRI. “Tingginya minat terhadap rights issue BRI ini mencerminkan kepercayaan pemegang saham terhadap visi yang dibangun Pemerintah melalui BRI untuk semakin fokus pada penetrasi keuangan dengan mengamankan sumber pertumbuhan baru di segmen mikro yang pada akhirnya menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham,” urainya.

“Pencapaian tersebut tidaklah mudah, mengingat proses rights issue BRI dan pembentukan Holding Ultra Mikro dilakukan di tengah kondisi ekonomi yang masih berjuang untuk bangkit akibat pandemi Covid-19. Keberhasilan ini akan mengobarkan semangat BRI dan Holding Ultra Mikro untuk membawa jutaan pelaku usaha ultra mikro naik kelas dan memberikan kontribusi positif bagi para stakeholders, dan perekonomian nasional,” imbuh Sunarso.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen menjelaskan kesuksesan ini menjawab keraguan dari para investor, keraguan dari para pengamat dan keraguan terhadap pasar Indonesia secara keseluruhan bahkan keraguan terhadap pemulihan ekonomi di Indonesia.

Baca Juga :  Giliran Wali Kota Cimahi di-OTT KPK

“Base ekonomi kita pertumbuhannya ke depan akan lebih bertumbuh pada pertumbuhan di UMKM. Dan ini juga merupakan hal yang akan terus kita dorong dari OJK, dan kita akan sangat support terhadap pengembangan daripada UMKM ini. Ternyata di Indonesia ini banyak sekali masyarakat yang ekonominya bertumpu dari kegiatan sehari-hari. Kami menyambut baik bahwa kegiatan ini merupakan selebrasi kita semua. Kami di OJK juga tentunya sangat mendukung bagaimana UMKM ini bisa terus tumbuh” tambah Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen.

Sedangkan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Inarno Djajadi menambahkan bahwa pencapaian membanggakan ini tak lepas dari upaya dan kerja keras BRI terutama dalam menjaga kinerja dan fundamental perusahaan. Saham BBRI merupakan saham dengan kinerja luar biasa dan selalu masuk konstituen LQ45.

“Sampai saat ini, sejak Februari 2005 BBRI juga masuk LQ45, BBRI juga termasuk perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia serta menjadi saham yang paling aktif ditransaksikan berdasarkan nilai. Dengan adanya right issue ini dan potensi bisnis yang besar karena terdorong Holding BUMN Ultra MIkro, saham BBRI tentu akan bertambah menarik dan meningkatkan optimisme investor untuk terus mengapresiasi saham BBRI,” pungkas Inarno. 

JAKARTA – Aksi korporasi penerbitan 28,2 miliar saham baru (right issue) yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dalam rangka pembentukan Holding Ultra Mikro telah terserap seluruhnya dan bahkan mengalami oversubscribed. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama BRI Sunarso dalam acara Opening Bell di Bursa Efek Indonesia (29/09). Juga hadir pada acara tersebut Menteri BUMN RI Erick Thohir, Wakil Menteri II BUMN RI Kartika Wirdjoatmodjo, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen dan Direktur Utama BEI Inarno Djajadi, Wakil Direktur Utama BRI sekaligus Ketua PMO (Project Management Office), Catur Budi Harto, serta Direktur Utama Pegadaian Koeswiyoto.

Total nilai Right Issue BRI mencapai Rp95,9 triliun, yang terdiri dari Rp54,7 triliun dalam bentuk partisipasi non tunai Pemerintah dan Rp41,2 triliun dalam bentuk cash proceed dari pemegang saham publik, dimana Rp27,9 triliun diantaranya berasal dari pemegang saham asing.

Pencapaian ini menorehkan sejarah, rights issue BRI menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara, menduduki peringkat ketiga di Asia, dan peringkat ketujuh di seluruh dunia. Hal ini diharapkan dapat memberikan angin segar bagi transaksi pasar modal di Indonesia. 

Dalam sambutannya, Menteri BUMN RI Erick Thohir mengungkapkan bahwa keberhasilan ini merupakan sebuah prestasi dikarenakan terjadi pada saat market sedang turbulence, sehingga diharapkan right issue ini akan membuat market kembali bergairah.

Baca Juga :  Polemik Pembangunan Masjid Al Safar, Ini Saran MUI

“Melalui Holding Ultra Mikro (UMi), UMKM bisa menjadi pertumbuhan ekonomi yang sangat penting. Saat ini 60 persen ekonomi ditopang UMKM, dan UMKM bukan objek tapi subjek yang harus diperjuangkan bersama sama. Sinergi UMi akan membuat pelaku usaha ultra mikro mendapat akses dana lebih mudah, mendapatkan pendampingan serta akses lebih mudah untuk naik kelas,” imbuh Erick.

Senada dengan Erick Thohir, Sunarso menambahkan dengan hasil rights issue tersebut, maka kepemilikan saham publik masih dapat terjaga di atas 40% sesuai dengan target BRI. “Tingginya minat terhadap rights issue BRI ini mencerminkan kepercayaan pemegang saham terhadap visi yang dibangun Pemerintah melalui BRI untuk semakin fokus pada penetrasi keuangan dengan mengamankan sumber pertumbuhan baru di segmen mikro yang pada akhirnya menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham,” urainya.

“Pencapaian tersebut tidaklah mudah, mengingat proses rights issue BRI dan pembentukan Holding Ultra Mikro dilakukan di tengah kondisi ekonomi yang masih berjuang untuk bangkit akibat pandemi Covid-19. Keberhasilan ini akan mengobarkan semangat BRI dan Holding Ultra Mikro untuk membawa jutaan pelaku usaha ultra mikro naik kelas dan memberikan kontribusi positif bagi para stakeholders, dan perekonomian nasional,” imbuh Sunarso.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen menjelaskan kesuksesan ini menjawab keraguan dari para investor, keraguan dari para pengamat dan keraguan terhadap pasar Indonesia secara keseluruhan bahkan keraguan terhadap pemulihan ekonomi di Indonesia.

Baca Juga :  Giliran Wali Kota Cimahi di-OTT KPK

“Base ekonomi kita pertumbuhannya ke depan akan lebih bertumbuh pada pertumbuhan di UMKM. Dan ini juga merupakan hal yang akan terus kita dorong dari OJK, dan kita akan sangat support terhadap pengembangan daripada UMKM ini. Ternyata di Indonesia ini banyak sekali masyarakat yang ekonominya bertumpu dari kegiatan sehari-hari. Kami menyambut baik bahwa kegiatan ini merupakan selebrasi kita semua. Kami di OJK juga tentunya sangat mendukung bagaimana UMKM ini bisa terus tumbuh” tambah Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen.

Sedangkan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Inarno Djajadi menambahkan bahwa pencapaian membanggakan ini tak lepas dari upaya dan kerja keras BRI terutama dalam menjaga kinerja dan fundamental perusahaan. Saham BBRI merupakan saham dengan kinerja luar biasa dan selalu masuk konstituen LQ45.

“Sampai saat ini, sejak Februari 2005 BBRI juga masuk LQ45, BBRI juga termasuk perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia serta menjadi saham yang paling aktif ditransaksikan berdasarkan nilai. Dengan adanya right issue ini dan potensi bisnis yang besar karena terdorong Holding BUMN Ultra MIkro, saham BBRI tentu akan bertambah menarik dan meningkatkan optimisme investor untuk terus mengapresiasi saham BBRI,” pungkas Inarno. 

Terpopuler

Artikel Terbaru